"Peri Biru yang rendah hati mulai memaafkan kesalahan-kesalahan kurcaci."
Taeyong menutup buku dongeng yang berjudul Peri Biru yang Rendah Hati, kemudian menoleh ke arah Jaerin.
"Jaerin kok belum tidur? Katanya kalo udah dibacain buku dongeng bakal langsung tidur."
Bukannya menjawab Jaerin malah senyum-senyum tidak jelas.
"Jaerin kenapa?"Taeyong merasa aneh sekaligus tajut melihat Jaerin yang tidak berhenti senyum dari tadi. Kebanyakan dekat dengan Yuta membuatnya hampir percaya pada hal-hal 'itu'.
Jaerin memeluk lengan kiri Taeyong yang ada tepat di sebelah kanan tubuhnya. "Jaerin seneng banget bisa tidur sama Dokter Tee.
Mina yang duduk di sebelah kiri Jaerin sambil memangku laptop diatas pahanya terkekeh. "Jaerin kenapa, sih. Kayak orang gila dari tadi nggak berhenti senyum."
Jaerin memasang wajah ngambek, ia berkacak pinggang."Kok aku dibilang kayak orang gila?!"
"Ya abis kamu dibacain dongen malah senyum-senyum, biasanya kalo mama bacain sedikit aja langsung tidur."
"Dokter, liat nih mamanya nakal. Kok aku dibilang kaya orang gila!" Jaerin langsung mengadu pada dokter kesayangannya.
"Enggak, kok. Jaerin nggak kayak orang gila."Taeyong mencoba menengahi perselisihan antar ibu dan anak tersebut.
Setelah selesai dengan urusannya, Mina menutup laptopnya dan hendak beranjak dari kasur, namun tangannya ditahan oleh sang anak.
"Mama mau kemana?"
"Mama ngantuk, mau tidur."
"Tidur disini aja mamaaa."
"Lho, kan Jaerin tidur sama dokter, mama di kamar aja ya."
"Gamauuu." Jaerin mulai merengek.
Mina menghela napas panjang, hari ini Jaerin sudah sering menguras emosinya. "Katanya tadi mau tidur sama Dokter Tee."
"Tapi pengen sama mama juga, jadi bertiga."
"Jaerin—"
"Gapapa, tidur disini aja, bertiga."suara Taeyong memotong ucapan Mina. Ia memberi isyarat untuk mengiyakan terlebih dahulu.
Mina yang tahu akan isyarat tersebut langsung menarik napas panjang, kenapa Jaerin hari ini begitu menggoda emosinya.
"Okay, hari ini kita tidur bertiga. Asal Jaerin harus tidur sekarang juga."
"Yeayyy!" Jaerin memekik girang.
"Yaudah, sekarang cepet tidur, liat tuh kasian dokternya udah ngantuk."
Terlihat sekali mata Taeyong yang memerah akibat menahan kantuk.
"Mama sama dokter harus tidur sambil peluk Jaerin, ya."
"Iyaaa."
***
Setelah terpejam hampir tiga puluh menit, akhirnya Taeyong membuka matanya. Melihat mata Mina yang sepertinya hanya terpejam tanpa terlelap, ia langsung memanggil wanita itu.
"Mina?"ujar Taeyong sepelan mungkin agar Jaerin tidak bangun.
Mina tampak terkejut, perlahan ia membuka matanya.
"Saya tahu kamu nggak nyaman, saya bakal tidur di luar."
Taeyong beranjak dari tidurnya, tangannya ditahan oleh Mina.
"Eh, jangan. Biar aku aja yang pindah."
Taeyong tampak ragu mengiyakan.
"Gapapa, aku bisa tidur di kamar. Kamu nggak papa disini sama jaerin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REWRITE [✔]
FanfictionSequel of 'WILL WE DIVORCE' . . . . . . Mengulang dengan orang yang baru atau mengulang dengan orang yang sama? ON-GOING #8-twice (30/06/2020) #1 mouimina (22/12/2020) # 3 jaemina (22/12/2020)