"Mina baru pertama kali ke rumah Taeyong?"
"Iya, mi. Baru kali ini. Nggak nyangka rumahnya rapi juga, padahal nggak pake helper, kan?"Mina berbalik menatap Tayong yang membawa shopping bag mami sambil menggendong Jaerin yang sedang tidur di pangkuannya.
Melihat Taeyong kelihatan sedang ribet, Mina langsung menghampiri lelaki itu hendak meraih tubuh Jaerin.
Namun Jaerin langsung terbangun sedikit dan menepis tangan Mina, anak itu masih ingin berada di pangkuan dokter kesayangannya.
Mina memutuskan untuk mengambil shopping bag mami yang ada di genggaman Taeyong agar lelaki itu tidak keberatan.
"Sini aku bawain."
"Eh Mina nggak usah, biarin aja disitu. Mending Mina ikut mami ke dapur."
Setelah Mina mengikuti langkah mami ke dapur yang entah bertujuan untuk apa. Taeyong menghela napasnya, hari ini cukup melelahkan.
Taeyong mendudukan dirinya di atas sofa hendak menyimpan Jaerin agar tidur di sampingnya—masih diatas sofa. Namun anak itu malah mengeratkan tangannya pada leher Taeyong. Oke kali ini Jaerin benar-benar tidak ingin jauh darinya. Maka ia tidak akan melepas Jaerin dari gendongannya.
Mina dan mami keluar dari dapur dengan nampan berisi empat gelas teh yang tempo hari Mina kasi kepadanya.
"Lho, Jaerin simpen aja di pinggir."
Mina langsung menghampiri Taeyong. Namun langkahnya keburu dihentikan oleh lelaki tersebut dengan mengangkat telapak tangannya, memintanya untuk berhenti mendekat dan membiarkan Jaerin tidur di pangkuannya.
"Jaerin gak mau tidur di sini, tadi udah saya coba. Tapi seperti biasa, dia malah mengeratkan pelukannya, jadi gakpapa kan Jaerin tidur kaya gini."
"Harusnya aku yang nanya boleh atau engga. Jaerin sekarang berat loh, kamu juga pasti cape."
"Nggak apa-apa biar Jaerin makin deket sama calon—"
"Mami hari ini kelihatan cape banget, cepet tidur gih, besok aku nganterin pulangnya pagi loh sekalian ke RS."Taeyong buru-buru memotong omongan mami.
"Kamu nih, nggak bisa liat ibu seneng aja. Ibu lagi seneng punya temen baru. Mana masih muda, jadi energi mudanya tertular ke mami."setelah mengatakan itu mami izin pergi ke kamar mandi sebentar.
Taeyong kembali menghela napas pasrah.
"Kamu, haus?"tanya Mina yang melihat wajah lelah Taeyong.
Taeyong tekesiap. "Sedikit—Eh gak usah."
Taeyong langsung memperingati Mina saat wanita itu meraih salah satu gelas diatas nampan, hendak menyodorkan gelas itu ke mulutnya. Seperti yang pernah ia lakukan sebelumnya.
Sebenarnya Taeyong haus sekali dan ingin minum namun ia kesulitan membawa gelas karena tubuh Jaerin yang berada di pangkuannya. Dan lagi ia juga tidak ingin membuat mami salah paham dan menggodanya.
Mina tersenyum tenang, malah menentang apa yang taeyong ucapkan. Ia mendekatkan gelas dalam genggamannya ke mulut Taeyong.
"Minum dulu, kamu pasti cape."ucap Mina sambil memberikan senyuman yang bisa membuat Taeyong. Senyman yang selalu mengartikan 'tidak apa-apa'.
Gelas itu sudah ada di depan bibirnya. Jika sudah seperti ini sulit bagi Taeyong untuk menolaknya, jadilah ia meminum teh tersebut.
"Ehem—eh maaf mami kayaknya agak batuk, kayaknya kedinginan pas di jalan."
Taeyong langsung kaget dan segera menghetikan aktivitas minumnya, kembali menjauhi gelas di depannya, kemudian bersandar pada sofa.
Sementara itu Mina masih mempertahankan senyum tenangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REWRITE [✔]
FanfictionSequel of 'WILL WE DIVORCE' . . . . . . Mengulang dengan orang yang baru atau mengulang dengan orang yang sama? ON-GOING #8-twice (30/06/2020) #1 mouimina (22/12/2020) # 3 jaemina (22/12/2020)