sembilan belas

989 136 54
                                    

Sesuai dengan permintaan Jaerin, Taeyong menyempatkan jam makan siangnya untuk mampir ke rumah anak tersebut.

Seperti yang dikatakan perawat sebelumnya,bahwa setelah makan siang ia ada waktu kosong kurang lebih dua jam untuk selanjutnya ia harus menepati janji dengan pasiennya yang hendak diperiksa hari ini.

Taeyong mengetuk pintu rumah Mina. Ia sedikit membenarkan bajunya yang terlihat berantakan. Ia bahkan mencium badannya sendiri untuk memastikan parfum yang tadi ia semprotkan sudah membuat tubuhnya jadi lebih wangi.

Mina muncul dibalik pintu sambil tersenyum manis. "Welcome, Tee."

Setelah itu terdengar suara Jaerin yang sedang berlari mendekati dokter kesayangannya. "Dokter Tee!"

Taeyong menyambut kedatangan Jaerin dengan langsung meraih tubuh anak itu ke gendongannya. Kini Jaerin sedang bersender manja di pundaknya.

"Jaerin kebiasaan, dokter kan lagi cape."

"Mamah kebiasaan! Sirik terus sama Jaerin!"jawab anak itu ketus.

Mina membelalakkan mata, "Jaerin kok ngomong kayak gitu."

"Abis mama suka gabolehin Jaerin peluk dokter Tee."

"Udah-udah, sekarang kita makan ayam, nih dokter udah bawain," ucap Taeyong menengahi pertengkaran ibu dan anak tersebut. Ia heran mengapa Mina dan Jaerin selalu beradu mulut ketika ada di hadapannya.

Jaerin memekik girang kemudian meminta Taeyong untuk masuk.

"Dokter nanti malem kesini, ya. Sama nenek, Jaerin kangen sama nenek."

"Tapi dokter gak serumah sama nenek, nanti kalo libur kita ke rumah nenek, ya."

Jaerin mengangguk senang, gadis kecil itu kemudian melanjutkan aktivitas makan ayamnya.

"Jaerin hari ini seneng gak sekolahnya?"

"Seneng banget, Jaerin tadi disuruh gambar super hero."

"Pasti Jaerin gambar spider man, kan?"

Anak itu menggeleng dengan mulut yang menggembuk akibat ayam yang memenuhi mulutnya.

"Tebak Jaerin gambar apa?"

Taeyong berlagak sedang berpikir keras sambil menyimpan tangan di dagunya. "Hmm, Captain America?"

"No! Jaerin gambar dokter Tee," ujar anak itu polos sambil tak acuh karena masih fokus dengan ayam goreng di tangannya.

Taeyong mekerutkan kening, "kok gambar dokter Tee. Dokter kan bukan superhero."

"Dokter itu superhero."

"Kenapa?"tanya Mina yang baru saja keluar dari pantry untuk membuatkan Taeyong teh chamomile.

"Karena dokter yang meluk mama pas mama nangis, dokter juga peluk Jaerin,"ucapan anak itu membuat Mina dan Taeyong memandangnya tak percaya. Jaerin yang merasa risih mendapati tatapan dari dua orang dewasa dihadapannya langsung bertanya, "kenapa pada liatin Jaerin?"

Taeyong sebenarnya merasa terharu saat itu juga, bahkan air matanya hampir keluar mendengar ucapan tulus yang keluar dari mulut gadis kecil di hadapannya.

Mina tersenyum simpul kemudian mengusap kepala belakan anak tersebut. "Mama sayang sama Jaerin."

"Jaerin juga sayang sama mama."anak itu kemudian meniru perbuatan Mina, mengusap kepala belakang Mina yang membuat Mina dan Taeyong terkekeh gemas.

Jaerin yang sedari tadi memperhatikan Taeyong yang berdiam saja sambil tersenyum ke arahnya dan Mina bertanya,"dokter sayang gak sama Jaerin?"

"Sayang, dong! Sayang bangeeet."

REWRITE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang