Chapter 10 [ Second Lead Couple ]

115 23 69
                                    

WARNING!!!

DIBACA KETIKA IMAJINASI ANDA SEDANG KEADAAN BAIK, KARENA DIALOG HANYA 15% DARI 2700 WORDS. SELAIN ITU HANYA NARASI DAN SEDIKIT MEMBINGUNGKAN 😂

---------



Second Lead Couple

Han Sona
Revan Albert Lehmann

Sona; Aku bukan anak indigo tapi aku telah melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa di GOR Gemintang ada.....


Sona mencium bau badanya sendiri ketika pijakan kakinya sudah berjarak sekitar sepuluh meter sebelum gerbang rumah. Menarik nafas dalam dalam dan mencoba untuk tersenyum. Beberapa buku tebal sudah ada di tangan bersama dua banner berisi kertas mata pelajaran.

"Sona pulang," teriak Sona ketika membuka pintu utama-sudah menjadi kebiasaan Sona ketika pulang dari manapun.

Ibunya yang berada di dapur tersenyum,"Kenapa sampai selarut ini?"

Sona terlihat meringis ketika meletakan buku yang ia bawa di meja dan menuju wastafel untuk mencuci tangan. "Banyak pembahasan untuk persiapan semester Ma."

Ibunya mengangguk-anggukkan kepala, "Cepat makan, Mama sudah siapkan."

"Papa sudah tidur Ma?"

"Iya Papa sudah istirahat, punggungnya terasa nyeri katanya."

Sona yang sudah menggenggam sendok mengehela nafas, "Ma..."

"Iya kenapa sayang," Jawab Ibunya sambil meletakan semangkuk sup di hadapan Sona.

"Apa rasa nyeri itu berasal dari tidak di operasi?"

Pertanyaan Sona membuat Ibunya terdiam.

"Berapa banyak uang yang diperlukan untuk operasi itu?" Tanya Sona kembali.

Ibunya meraih tangan Sona untuk di genggam. Menatap anaknya dan memberikan senyuman, "Untuk saat ini Sona fokus pada pendidikan saja. Operasi untuk Papa biarkan Mama yang memikirkan."

Sona tidak menjawab, hanya mengangguk.

"Cepat makan setelah itu kamu istirahat ini sudah malam."

Mereka makan dengan sedikit obrolan ringan. Sona sedikit lega tidak bertanya tentang kursus dan sebagianya. Setelah makan dan membantu Ibunya mencuci piring Sona beranjak pergi ke kamarnya. Namun ketika Sona masih mengemasi bukunya yang ia letakkan di meja Ibunya kembali bertanya, "Sona?"

"Iya Ma."

"Apa tidak ada yang ingin Sona sampaikan kepada Mama?"

Sona terdiam sebentar, terlihat sedang berfikir. "Tidak ada."

Ibunya hanya tersenyum, "Naiklah, mandi setelah itu istirahat."

Sona mencium Ibunya dan beranjak naik. Setelah mendengar pintu Sona tertutup Ibunya memejamkan mata dan menarik nafas dalam. Kembali melihat ponsel dengan sederet pesan 'Maaf, pembayaran atas nama Han Sona tidak bisa kami terima karena siswa tidak melakukan kursus selama satu bulan belakangan ini.'

Ibunya mematikan ponselnya. Menatap lantai atas yang terlihat pintu putih, kamar Sona.

"Maafkan Mama sayang, karena Mama kamu mengalami kesulitan seperti ini."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lily [Completed] TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang