Chapter 11 [ Terror Returns, Carcasses]

116 22 58
                                    


Kim Nana notes;

– Non formal seperti ( lo, gue dsb) akan muncul mulai chapter ini.
Kenapa tidak memakai formal saja seperti chapter sebelumnya?

Saya menulis bukan di lapak pribadi jadi saya juga harus menyesuaikan karakter lain meski nanti narasi juga akan tetap semi formal.

Mohon di pahami  karena ini pertama kali buat saya, juga saya masih dalam tahap belajar. Apa bila narasi dan dialog masih tidak tersambung atau seperti terpisah jauh mohon bantuan koreksinya 🙏🙏

Hanya itu yang ingin saya sampaikan,

Happy Reading 😊




—————————————————




Hal yang sering berada di depan kita namun terkadang tidak kita sadari sepenuhnya,
ketika seseorang bermuka dua.
















Lily melirik Sona yang berjalan gontai di sampingnya seperti tidak memiliki tenaga.

Istirahat pertama.

Mata pelajaran selesai dengan tugas kelompok scienes yang di berikan oleh Bu Kirana minggu lalu.

Hari ini menjadi hari kesialan dan juga hari keberuntungan bagi Sona.

Pasalnya Sona mengatakan semalam mengalami mimpi buruk dan berakhir dengan terlambat datang sekolah.  Tuhan masih begitu baik pada Sona karena ia masuk lebih cepat tiga menit sebelum Bu Kirana menjejakkan kaki di kelas.

X IPA–2 adalah kelas neraka bagi mereka yang hanya bermain main dalam belajar. Bu Kirana akan menjadi malaikat sekaligus lucifer dalam bimbingan mengajar—killer. Terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan tugas, berbicara saat dalam penerangan pelajaran, tidur di jam pelajaran, bahkan tidak sopan dalam tutur bahasa dan busana maka tamatlah riwayatmu. Skor 10% nilai akan di pastikan hilang bertambah hukuman membersihkan toilet selama satu minggu.

Tetapi Sona akan menyebutnya sebuah keberuntungan pada hal yang terakhir karena tugas eksperiment mereka mendapat nilai A++ dan itu membuat Sona bahagia. Member kelompoknya adalah deretan tiga besar dan posisi Sona di lima besar jika mereka mendapat nilai dibawah A minus, Sona pasti mengatakan 'sudah buang saja wajah kalian—memalukan.'

"Jangan terlalu dipikirkan. Itu hanya mimpi," Lily mencoba menenangkan teman dekatnya itu sambil berjalan menuju loker.

"Bagaimana aku bisa tenang Ly?" desah Sona. "Kamu tidak tahu bahwa hantunya sangat mengerikan!" Sona sedikit berteriak saat menjelaskan tentang mimpi buruknya semalam. Menunjuk–nunjuk wajahnya sendiri sambil memperagakan bagaimana seramnya setan GOR Gemintang yang datang di alam bawah sadarnya.

"Bayangkan ini Ly! Wajahnya setengah hancur, rambutnya panjang terurai dan berantakan, pakaian putih panjang penuh dengan darah, tangannya sudah rusak dan memiliki kuku yang panjang–" Sona menjeda mengambil nafas dan menatap Lily dengan wajah yang di buat secara horor seperti yang ada di mimpinya. "Kamu tahu yang lebih mengerikan? Hantunya berjalan  merangkak kearahku dengan cepat. Mengguyur seluruh tubuhku dengan darah dan menerkamku, Aaaaaaaa........rasanya hantu itu benar benar masuk di dalam tubuhku." Sona mencak mencak, bergidik dengan tubuhnya sendiri dan hal itu berhasil menjadi pusat perhatian dari beberapa anak yang  lewat karena mengingat sudah jam istirahat.

Lily hanya bisa menggeleng gelengkan kepala melihat tingkah konyol Sona.

Benar Gemintang ini di bangun pada masa penjajahan Belanda. Tapi menurut Lily sekolahan berkelas seperti Gemintang dan memiliki hal mistis, jujur Lily ingin tertawa.

Lily [Completed] TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang