WARNING!!!
– Chapter ini mengandung kata kata kasar dan sejenisnya, bijaklah dalam membaca.– 3000+ semoga tidak muntah
Proposon ; Topeng
From; Sasha
YesterdayAlova minta kita kumpul lima belas menit sebelum bel masuk.
Besok pagi di kantin lantai dua.
Lo bisa gak?Lily menatap sederet pesan yang di kirim oleh Sasha kemarin malam. Cengkraman pada kemudi menguat begitu saja, seolah telah melampiaskan sesuatu. Wajah yang cantik dengan senyum mengembang sudah tidak bisa menutupi jati diri yang sesungguhnya karena wajah dingin itu terkesan datar tanpa ekspresi.
Lima menit yang lalu ia sudah memarkirkan mobilnya di halaman sekolah. Tanpa minat untuk keluar karena masih berusaha menguasai dirinya untuk terlihat normal seperti biasa.
Setelah menghembuskan nafas panjang Lily keluar dari mobil, menguncinya dan berjalan menuju kantin lantai dua. Urung kakinya berhenti ketika tatapan mata seseorang begitu menelisik.
Lily terdiam ketika mata mereka bertemu. Ada gurat aneh dalam tatapan mata itu namun Lily tidak menemukan jawaban karena sang empu telah memilih melenggang pergi. Lily mencoba untuk mengabaikan dan kembali pada tujuan, kantin yang berada di lantai dua.
Lily mengedarkan pandangannya.
Kantin lantai dua terkesan sepi karena masih telalu pagi, pukul tujuh kurang lima belas menit.
Pada bagian meja pojok terdapat siswa siswa yang menurut Lily tidak asing. Semenjak berkenalan dengan mereka beberapa hari yang lalu di UKS, Lily sudah mengenal mereka dengan jelas.
Suara mengintrupsi kesal dari salah satu mereka yang Lily yakini bernama Ozy, "Ini kenapa Lily belum datang sih? Bisa telat masuk kelas."
"Yaelah, bang Oji! Masih lima belas menit lagi, bawel amat lo!" Gadis berambut pirang—Yora terlihat lebih santai dengan memainkan ponsel dan menyandarkan punggungnya pada kursi.
"Alova juga mana sih kok belum datang?!" Ozy kembali bersuara.
"Alova masih di bawah Kak, ini lagi ngechat gue katanya lagi jalan," Sasha datang dengan secangkir kopi dan duduk di antara mereka.
Dari jarak kurang lebih lima puluh meter, Lily bisa melihat semuanya kecuali gadis bernama Alova.
Genggaman tangannya mengepal, ekspresi wajahnya kembali dingin. Jika saja Lily tidak bisa menguasai dirinya dengan baik mungkin gelas kaca berisi teh hangat yang ia bawa sudah pecah menjadi pelampiasan. Namun Lily lebih memilih menarik nafas dan memasang senyum—topeng itu kembali pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily [Completed] TAHAP REVISI
Teen FictionARAS The Series By ; @kimnana_Eriina Update: Monday Mungkin mereka akan mengatakan bahwa kematian adalah akhir dari segalanya. Namun, tidak bagi gadis bernama Lilyana Valeria Voskhod. Baginya kematian adalah awal dari segala. Takdir kematian sela...