Chapter 13 - [ Strategi ]

113 19 99
                                    


Cieee... Dewi malesnya kembali😭

Warning..!!!
-Di baca secara perlahan agar tahu maksud dari semuanya-

Happy Reading


-Mereka yang bodoh, atau mereka yang pura pura bodoh untuk membodohimu-

-Mereka yang bodoh, atau mereka yang pura pura bodoh untuk membodohimu-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hamparan kota Bandung saat siang hari terlihat begitu jelas. Kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Lapangan golf yang hijau hingga gedung tak rata menjadi pemandangan tersendiri dari apartemen lantai tujuh.

Sudah seperti menjadi kebiasaan, berteman dengan sekaleng soda jendela kaca besar adalah tempat istirahat sejenak setelah menyusun data Vivyana. Tidak selang berapa lama suara berisik mendominasi ketika pintu apartemen di buka.

Suara itu terlalu lafal ketika Yora membuka mulut dan Ozy menjadi penyulut yang sempurna.

"Tenang aja Bang Oji! Apartemen lo gak bakalan roboh cuma karena siomay gue!"

Alova, Elang, Sasha, Yora dan Ozy terlihat datang secara bersamaan.

Lily yang melihat itu membalik badan, tersenyum. "Kalian sudah datang?"

Yora memekik ketika melihat papan mading yang sudah Lily isi dengan susunan biodata kematian Vivy, "Wihh gila! Udah kek detektif aja nih."

Sasha yang berada di dekat Yora  menimpali, "Lo yang ngerjain semua, Ly?"

Lily yang berjalan mendekat sambil berdekap tangan mengangguk. Sasha kembali berseru, "Mantap..." sambil  mengacungkan dua jempol tanganya untuk Lily.

"Bang Oji! Ambilin gue piring buat naroh ini Siomay dong!" Yora terlihat berjalan ke arah meja makan dengan perintah mutlaknya kepala Ozy.

"Lo pikir gue babu lo apa?" Protes Ozy tidak terima namun mengikuti Yora kearah dapur dan mengambil piring di laci.

Lily tersenyum kecil melihat itu, layaknya sebuah hiburan tersendiri.

"Aku menaruh beberapa minuman dan makanan ringan di kulkas jika mau?" tawar Lily pada Sasha dan juga yang lain.

Sasha mengerlingkan matanya. Mengatakan, "Emang temen paling the best lo, Ly" sebelum berlari ke arah lemari pendingin.

Yora dan Ozy masih sibuk beradu mulut sambil menyiapkan siomay-nya. Yora yang terus menerus mengeluh lapar karena tidak  memiliki waktu untuk sarapan dipagi hari.

Lupakan mereka sejenak.

Kini Lily melihat Elang yang menjadi orang terdiam di antara mereka ber enam selain dirinya. Semenjak datang Elang langsung memilih duduk di sofa ruang tamu yang berhadapan dengan papan mading yang sudah di penuhi dengan kertas dan foto. Tatapan mata itu begitu  tajam dan tak teralihkan, diam dalam keseriusan.

Lily [Completed] TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang