Chapter -18 [ Assumption ]

130 18 98
                                    


Nb:

1. Terima kasih untuk 20+1, doaku gak panjang-panjang hanya satu, nanti diusia 25 bisa nikah sama Kai aja cukup 😒😂

2. Dalam cerita ini saya sepertinya banyak melakukan kesalahan. Typo adalah salah satunya. Terima kasih untuk Fera yang selalu melakukan koreksi. Latar waktu, tempat terkadang juga main cast, jadi mohon di maklumi.

(Contoh di chp sebelunya nama Lian dan Vian, belakangan ini jadi Vyan dan Lyan. Seharusnya saya konsisten dari awal kalau nama itu Lian. Mulai chapter ini saya akan menggunakan nama LIAN dan VIAN)

Untuk typo mohon sangat di maklumi dan jika narasi tidak sekuat yang kalian kira, saya akan akan belajar untuk memperbaiki.

Terima kasih, happy reading...

Terima kasih, happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




'Rasa curiga yang kuat tanpa menuduh'

-Asumsi-








"Lian, gue yakin dia adalah orang dibalik kematian Vivy."

Lily meraih kaleng soda dan membukanya. Menghela nafas kasar ketika mendengar asumsi Elang yang semakin jauh. Mereka terlihat begitu bodoh.

"Lian? Siapa itu El?" tanya Ozy mengalihkan atensinya dari ponsel.

Elang menatap keempat teman lainnya, terlihat lebih serius.

"Waktu gue sama Ozy ke rumah sakit, ibunya Vivy nyebut nama orang itu. Lebih tepatnya, 'Lian, gadis jahat itu'."

"Kok gue gak tahu?" Ozy kembali bertanya.

"Waktu lo ke kamar mandi."

Ozy mengangguk-angguk.

"Tunggu sebentar-" Alova mengangkat tangan, jemarinya memilin satu sama lain, berpikir keras. "Menurut lo Lian itu siapa?"

Yang ditanya justru mengerutkan kening, Elang. "Maksudnya?"

Alova mengambil ponsel ditas sekolahnya. Mencari sesuatu dan menunjukan gambar pada Elang dan yang lainnya.

"Menurut kalian siapa dia?" Alova kembali bertanya.

Ozy mengambil ponsel Alova meneliti lebih dalam gambar yang ditunjukan.

"Asumsi lo apa?" Ozy bertanya balik pada Alova.

Alova menarik nafas, menyatukan sepuluh jemarinya diatas meja.
"Inisial itu ditaruh dipintu kamar rumah Vivy. Kamar Vivy juga punya hal yang sama. Bedanya, inisialnya V sesuai sama nama-" Alova menjeda, memberikan asumsinya sangat kuat. "Sekarang Elang bilang Ibunya Vivy nyebut nama Lian dan gue nemuin inisial L. Terus apalagi kalau bukan-"

Lily [Completed] TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang