Chapter 22 [I'm Sorry]

82 17 62
                                    

Fast revisi, maaf untuk mas typo yang tidak mau ditinggalkan😣

– Scene awal diambil dari bagian sudut pandang Alova. Semoga paham.

– Chapter berikutnya  akan banyak diambil dari sudut pandang Lily dan juga sudut pandang ARAS. Semoga settingnya tidak membingungkan

Happy Reading










I'm Sorry

Lilyana Valeria Voskhod

The Conjuring prekuelspin-off Annabelle menjadi pilihan Yora, Elang, Ozy, Sasha dan alova menghabiskan waktu mereka sebelum pulang setelah acara makan malam bersama.

Film horor supranatural Amerika tahun 2014 yang disutradarai oleh John R. Leonetti, diproduksi oleh James Wan, dan ditulis oleh Gary Dauberman sudah berjalan menit ke tiga puluh.

Alova yang duduk di single sofa memilih untuk melenggang pergi ke lemari pendingin karena  tenggorokannya terasa kering. Jemari tangan mengambil satu kaleng berwarna hijau.

Tutup dibuka setengah malas, menenggak sedikit karena atensinya melirik arah balkon–seseorang berdiri di sana.

Di antara yang lain mungkin hanya Alova yang terlalu sensitif terhadap feeling. Sejak pembicaraanya dengan Lily beberapa hari yang lalu saat di Kawah Ciwidey, Alova  merasa bahwa Lily bukanlah seseorang seperti Yora dan yang lain.

Kenyataan-nya semenjak Alova menginjakkan kaki di apartemen, atensinya sedikit terfokus pada Lily yang terlihat jelas menutupi sesuatu  di balik senyum yang disisipkan.

Film horor yang ia tonton sudah tidak menarik lagi bagi gadis kecil itu. Kakinya justru diseret menuju balkon. Pintu kaca dibuka, namun Lily masih bergeming, netra tajam itu  fokus pada kerlap kerlip lampu kota, membuat Alova membuka suara.

"Ada masalah?"

"Alova."

Tremor terkejut dari Lily, dapat Alova lihat melalui ekor mata.

Hamparan lampu malam kota Bandung sangat indah. Alova menikmatinya berteman dengan  sekaleng minuman di tangan. Terabaikan, Alova kembali pada feelingnya yang terlalu menganggu. Memilih to the point ketika menoleh pada Lily.
"Mungkin lo bisa sembunyikan dari yang lain, tapi nggak bisa dari gue."

Alova mencoba untuk menggali, mengawali, dan mengajak Lily berbicara agar ia tahu siapa sosok Lily sebenarnya. Namun, yang ia dapat hanya sebuah tepukan tangan di bahu serta senyum manis yang tersungging, membuat Alova sedikit meremas kaleng soda di tangan.

Napas terhela kasar, menatap punggung Lily yang berlalu dan menjauh, terkesan menghindar. Alova kembali menoleh pada hamparan lampu kota, menikmati udara malam yang terasa semakin dingin. Kaleng soda diketuk-ketukan pada balkon, menimang sesuatu saat mereka di kantin tadi siang.

"Maaf Frau, Herr Park ingin bertemu dengan anda."

Siapa laki-laki itu? Mengapa bahasanya terkesan formal untuk seorang yang lebih muda?

Ketika Lily berlalu dengan tiga orang yang menjeputnya, Alova berpikir sejenak tentang siapa mereka? Kaki melangkah untuk pergi kebagian pinggir area kantin lantai dua.

Tangan berdekap di bawah dada. Dari sana Alova melihat dengan jelas, Lily pergi menggunakan mobilnya dan diikuti dua mobil di belakangnya. Murid itu hadir dengan awal yang sederhana. Namun, Alova bisa merasakan dia bukan orang biasa.

Lily [Completed] TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang