ARAS The Series
By ; @kimnana_Eriina
Update: Monday
Mungkin mereka akan mengatakan bahwa kematian adalah akhir dari segalanya. Namun, tidak bagi gadis bernama Lilyana Valeria Voskhod. Baginya kematian adalah awal dari segala. Takdir kematian sela...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jarum jam di dinding menunjukkan pukul empat sore. Sinar matahari kekuningan menjemput sunset yang biasanya menerobos jendela kini tidak ada. Terhalang oleh tebalnya awan hitam yang sedang menumpahkan keluh kesahnya sejak pukul enam pagi.
Udara dingin menusuk kulit. Rintik-rintik kecil terus berjatuh secara random.
Melalui jendela kaca, Lily bisa melihat hujan yang tidak kunjung henti. Memijit keningnya yang masih sedikit terasa pening, Lily mencoba menyibak bad cover yang membungkus tubuhnya.
Lily tidak bisa memejamkan matanya sejak mengetahui apartemennya ada penyusup. Pukul lima pagi Juna datang untuk memastikan bahwa tidak terjadi sesuatu. Bersyukur mendapati Lily yang termenung di sofa ruang tamu.
Juna yang khawatir melihat kondisi gadis itu menyuruhnya istirahat, namun pada dasarnya Lily yang keras kepala ia memilih untuk menyelidiki kasus Vyan lebih dalam. Mencari informasi baru bahkan sekecil apapun itu. Nihil, hasilnya nol besar.
Tubuh yang terforsir secara terus-menerus namun tidak ada asupan untuk menopang. Pada akhirnya Lily tumbang setelah substansial merah itu jatuh membuat pualam diatas laptop. Membuat Juna geram dan berakhir menyuruh Lily untuk istirahat tanpa bantahan.
Setelah menenggak dua pil obat, Lily berhasil memejamkan matanya selama dua jam. Tidak lebih.
Apartemen terlihat kosong ketika Lily menyeret tungkainya keluar dari kamar. Sepertinya Juna sudah pergi. Saat menoleh pada meja makan Lily mendapati makanan disana, Juna memasak sebelum pergi. Stiky note pada tudung saji menyita atensi, tersenyum ketika membacanya 'Makan atau aku marah!'
Setelah makan Lily berkutat kembali pada laptopnya. Gadis itu nampak serius dengan apa yang ia kerjakan. Jemarinya berhenti menekan tombol tuts dan mengangkat wajah, menatap hujan yang tidak kunjung berhenti. Ingatan Lily tersita pada perkataan Juna tadi siang.
"Apa kamu tidak curiga dengan Suho?"
Suho, kekasih Vyan. Awalnya Lily mencurigai ketua tim basket itu, akan tetapi.... Mungkinkah dia adalah orang di balik kematian Vyan?.
Lily mengacak rambutnya dan menyingkapnya kebelakang. Kini matanya menangkap jaket yang ia gantung di garment semalam. Dengan cepat gadis itu mengambil sesuatu yang ia dapatkan tadi malam. Setidaknya Vyan menulis sesuatu pada buku itu.