Chapter 4 : Lunch with the boss

12.4K 849 7
                                    

Happy Reading••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

"Minggu depan Elena dan keluarganya dari Paris akan datang berkunjung kesini. Kita akan membahas dan menentukan tanggal pertunangan mu terlebih dahulu baru setelah itu kita tentukan tanggal pernikahannya yang tepat untuk kalian berdua. Bagaimana sayang? Apa kau setuju jika pertunangan Mark dipercepat?" tanya Emily, ibu dari Mark pada Edward, suaminya.

"Lakukan yang terbaik apapun untuk kebahagiaan putra kita," jawab Edward.

Edward sedari tadi hanya memperhatikan putranya yang seperti tidak tertarik dengan topik pembicaraan yang tengah mereka bicarakan di meja makan.

"Apa kau ada masalah? Kau tidak keberatan bukan jika pertunangan ini di percepat?" Edward bertanya pada putranya.

Mark tersenyum dengan sangat terpaksa, "Tidak Papa. Apapun yang menurut Papa dan Mama baik akan aku akan menurutinya."

Emily tersenyum senang mendengar jawaban puteranya. Ia bahkan sudah sangat tidak sabar ingin segera menggendong seorang cucu. Tapi tidak dengan Edward. Ia merasa putranya itu sama sekali tidak tertarik untuk menikah dengan Elena.

Mereka pun melanjutkan santap makan malam mereka sambil berbincang-bincang membahas perihal pertunangan dan juga bisnis. Mark jarang pulang ke Mansion orang tuanya dan lebih memilih tinggal dan menghabiskan waktunya di penthouse miliknya yang letaknya tidak jauh dari kantornya.

"Setelah kau dan Elena menikah nanti, tinggal lah di sini sayang, supaya Mama bisa semakin dekat dengan menantu Mama," pinta Emily.

"Nanti akan aku pikirkan Ma... aku sudah sangat nyaman tinggal di penthouse terlebih lokasinya tidak jauh dari kantor," jawab Mark.

Tepatnya dua tahun yang lalu Mark memutuskan membeli penthouse barunya. Mark jarang sekali pulang ke kediaman orang tuanya. Jika ada hal penting saja yang ingin ia bicarakan dengan Papanya baru lah Mark datang berkunjung itupun hanya sebentar. Waktunya lebih sering Mark pergunakan untuk mengurus pekerjaan dan juga perusahaannya.

Bisa dibilang Mark itu seorang Workaholic. Maka tak heran di usia yang cukup matang seperti ini Mark belum juga menikah.

***

Aletha terkesima menatap gedung tinggi menjulang yang begitu megah yang berdiri dihadapannya. Aletha tidak pernah menyangka sebelumnya jika ia akan menginjakkan kaki nya disini untuk memenuhi panggilan interview dan Aletha yakin ia akan bisa bekerja di tempat ini.

Aletha melangkah menuju meja resepsionis. Aletha sudah membuat janji dengan HRD.

"Selamat pagi. Saya mau bertanya, ruang HRD di lantai berapa? Ahh.. Mr. Channing. Saya sudah ada janji dengannya," ucap Aletha pada resepsionis.

"Ms. Joanna? Aletha Joanna?" tanya resepsionis itu memastikan.

Aletha mengangguk antusias sebagai jawaban. Resepsionis itu pun meminta Aletha untuk naik ke lantai 7 dimana ruang HRD berada.

I HATE YOU, I LOVE YOU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang