Happy Reading
•
•Pikiran Mark kacau balau. Ia masih bingung kenapa Aletha masih saja menolaknya setelah Mark memberikan Aletha waktu cukup lama untuk menenangkan diri dan berpikir?
Sambil terus mengemudikan mobilnya, kalimat penolakan Aletha terus saja terngiang-ngiang di telinganya. Konsentrasi Mark dalam menyetir terbagi. Di satu sisi ia juga merasa lelah luar biasa setelah semalaman ia menempuh perjalanan cukup jauh untuk menemui Aletha dan belum sempat beristirahat. Bisa saja ia meminta Davin untuk menemaninya tapi Mark ingin menemui Aletha seorang diri.
Mark terlalu bahagia saat mendapatkan informasi dari Naomi perihal tempat tinggal Aletha berada. Tanpa pikir panjang Mark langsung tancap gas menemui Aletha di kota ini.
Tanpa Mark sadari karena terlalu larut memikirkan Aletha, dari arah berlawanan ada sebuah mobil yang berhasil menyalip mobil lainnya dengan kecepatan tinggi dan jika saja Mark tidak segera menghindar dari mobil tersebut sudah dapat dipastikan mobilnya dengan mobil itu akan saling bertabrakan. Selain karena memikirkan Aletha, Mark tidak mengetahui seluk beluk jalanan di sana tapi Mark masih beruntung, mobilnya menggantung di antara semak belukar dan akar pepohonan.
Meski kepala, tangannya dan kakinya terasa sakit akibat benturan yang cukup keras, dengan sangat hati-hati Mark membuka kaca jendela mobilnya. Perlahan tapi pasti Mark merayap keluar dan berpegangan pada semak, akar pohon atau apapun itu yang bisa menahan bobot tubuhnya.
Setelah setengah badannya berhasil keluar dari dalam mobilnya dan Mark bergelantungan di akar pohon, tak berselang lama mobilnya pun jatuh ke dasar jurang. Beruntung ada seorang warga sipil yang kebetulan lewat yang langsung melihat Mark dan memberikan bantuannya padanya. Mungkin Tuhan masih memberikan kesempatan pada Mark untuk memperbaiki hidupnya karena itu nyawanya masih bisa tertolong.
Warga sipil tersebut segera menelpon polisi serta rumah sakit terdekat hingga akhirnya Mark diberi pertolongan di TKP. Mark sempat menolak di bawa ke rumah sakit karena luka yang ia alami tidak terlalu parah.
Mark sudah menghubungi Davin dan meminta Davin untuk segera menjemputnya.
***
“Siapa yang sedang kau tangisi Aletha?”
Aletha terdiam. Ia sangat mengenali suara itu. Aletha menghapus kasar air matanya lalu menoleh ke sumber suara.
Aletha membelalakkan matanya tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Aletha mengerjap beberapa kali untuk memastikan bahwa yang dilihatnya ini adalah nyata.
Mark sungguh masih hidup? Bagaimana bisa?
Dari kejauhan Aletha melihat Mark berjalan tertatih-tatih untuk menghampirinya tapi Aletha tidak ingin menunggu. Aletha pun bangkit berdiri kemudian berlari menghampiri Mark lalu memeluk Mark dengan sangat hati-hati karena beberapa bagian tubuh Mark terluka. Dahi dan tangan Mark sudah terbalut perban. Wajahnya sedikit lecet.
Aletha pikir Mark tidak akan selamat dan terjepit body mobilnya setelah melihat kondisi mobilnya Mark yang lumayan parah.
"Mark... Aku pikir aku akan kehilanganmu." Aletha terisak dan pelukannya kian erat.
"Maafkan aku. Seharusnya aku ikut ke London bersamamu tapi egoku terlalu tinggi untuk..."
Mark terbatuk dan tidak bisa bernafas karena Aletha memeluknya terlalu erat. Aletha melepas pelukannya dan menatap wajah Mark yang lecet.
"Maaf... Kau seperti ini karena aku," sesal Aletha.
Mark menggeleng tak setuju, "Ini kecelakaan, bukan salahmu. Tunggu! Bagaimana kau tahu aku kecelakaan? Apa Davin yang memberitahumu? Ahh... Pria itu, sudah aku katakan jangan memberitahumu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE YOU, I LOVE YOU [COMPLETED]
RomansaBagaimana rasanya ketika sudah menjalin kasih bertahun-tahun lamanya bahkan sudah merencanakan pernikahan namun ternyata kekasihmu itu tergoda oleh wanita lain, MENYAKITKAN bukan? Lalu apa dengan mudahnya kalian akan memaafkannya dan kembali padanya...