Chapter 21 : Responsibility

9.4K 645 6
                                    


Happy Reading••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

"Maaf karena saya jarang masuk beberapa hari belakangan ini, pekerjaan saya jadi terbengkalai seperti ini," ucap Aletha sambil meletakkan tumpukan dokumen di meja kerja Mark. Dokumen tersebut baru saja selesai Aletha kerjakan.

Akhir-akhir Aletha mudah merasa lelah, kepalanya sering pusing tiba-tiba dan yang paling membuat Aletha tidak kuat, mual berlebihan yang melandanya. Aletha hanya minum obat biasa saja tanpa pernah sekalipun mengecek kondisinya ke rumah sakit.

Mark mengangguk mengerti, "Tidak apa-apa Aletha jika kau masih belum kuat untuk bekerja lebih baik kau beristirahat saja di rumah. Davin dan yang lainnya bisa membantuku," balas Mark khawatir.

Aletha merasa akhir-akhir ini sikap Mark berbeda. Mark begitu baik padanya terlebih setelah malam dimana mereka tidur bersama. Mark tidak otoriter seperti biasanya, tidak menuntut Aletha untuk melakukan ini dan itu. Aletha merasa sepertinya Mark sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

Ketika Aletha hendak bertanya lebih jauh, terlebih mengenai sikap Mark padanya yang dirasa sudah berubah, seseorang yang paling Aletha hindari masuk tiba-tiba ke ruangan Mark sambil mengumpat dan meneriakkan nama Mark dengan lantang.

Tentu saja Mark sudah bersiap diri menyambut tamu tak di undangnya itu. Mark masih duduk santai di kursi kebesarannya.

"Maaf Mr. William dia memaksa masuk meski saya dan petugas penjaga sudah—"

"Tidak masalah Dave. Biarkan dia masuk. Kau dan yang lainnya bisa pergi," balas Mark.

Davin mengangguk mengerti. Davin bersama dua penjaga pun keluar dari sana.

Mark tersenyum penuh arti. "Halo... Mr. McCartney. Ada angin apa anda datang ke kantorku?"

McCartney menatap tak suka pada Mark lalu menatap tajam Aletha. Aletha hanya diam dan tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Katakan apa gara-gara wanita sialan ini kau membatalkan kerjasama kita? Gara-gara kau membatalkannya harga saham ku anjlok sampai titik terendah dan para investor..."

Mark bertepuk tangan membuat McCartney dan Aletha mengernyitkan dahinya kebingungan. Mark bangkit dari duduknya lalu mengitari meja kebesarannya dan menyenderkan punggungnya pada meja kebesarannya itu. Mark memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. 

Mark menyeringai, "Selamat! Itu tandanya perusahaan anda akan segera gulung tikar, sebentar lagi."

McCartney mengumpat tak terima, "Kau pikir kau siapa? Kau lebih memilih wanita sialan ini daripada kerjasama kita yang sudah terjalin selama bertahun-tahun lamanya? Hanya karena kesalahanku malam itu?"

"Kau menyadari kesalahanmu malam itu?" tanya Mark geram lalu menatap Aletha.

"Aletha tinggalkan kami berdua," pinta Mark yang tidak ingin Aletha mendengarkan perbincangan mereka lebih jauh.

I HATE YOU, I LOVE YOU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang