Chapter 34 : That's enough

8K 477 7
                                    

Happy Reading

Seperti biasanya, dari pagi hingga sore hari Aletha disibukkan dengan rutinitas pekerjaan sebagai seorang sekretaris. Aletha senang jika ia sibuk seperti ini karena dengan kesibukan yang ia miliki perlahan ia bisa melupakan Mark dan juga sakit dihatinya.

Aletha bersyukur ia dipertemukan dengan Alvaro yang sangat baik padanya dan tidak menuntutnya macam- macam dalam bekerja. Atasannya begitu pengertian dan juga perhatian membuat Aletha betah dan merasa nyaman bekerja bersama Alvaro.

Setelah selesai bertemu klien sore ini, dengan sedikit memaksa, Alvaro meminta Aletha untuk menemaninya makan malam. Belakangan ini Aletha merasa ada sesuatu yang berbeda dari atasannya itu apalagi ketika Alvaro menatapnya. Tatapan matanya terlihat begitu aneh tidak seperti biasanya namun Aletha tidak ingin berspekulasi macam- macam.

Selesai dengan urusan makan malam, Alvaro pun menyempatkan diri mengantar Aletha pulang meski Aletha sudah menolaknya.

“Mr. Martinez saya bisa pulang sendiri. Saya tidak ingin terlalu merepotkan anda.”

Alvaro menggeleng, “Tidak Aletha, kita searah jadi tidak merepotkan,” Saat berdua seperti ini Alvaro hanya memanggil nama depan Aletha saja tidak formal seperti biasanya.

“Bukankah kita sudah sepakat? Jika kita hanya berdua seperti ini kau cukup panggil aku Alvaro saja,” ucap Alvaro yang terlihat fokus menyetir sambil sesekali melirik ke arah Aletha yang duduk di bangku sebelah kemudi.

Aletha tersenyum kikuk. Kenapa ia merasa seperti Dejavu. Ia ingat pernah di posisi ini dengan Mark.

“Aletha.. Kau masih mendengarkan aku?”

“Ahh Ya, Mr... tidak maksudku Al... Alvaro,” balas Aletha terbata.

Alvaro terkekeh, “Jika kau memanggilku Alvaro saja terdengar seperti kita teman dekat. Aku menyukai cara kau memanggil namaku.”

Aletha tersenyum kikuk. Sebenarnya ia tidak nyaman dan merasa canggung berada di posisi seperti ini bersama atasannya. Ia takut jatuh lebih dalam pada pesona Alvaro yang ia akui Alvaro memiliki paras yang tampan sama seperti Mark. Para wanita diluar sana sudah pasti akan tergila-gila pada sosok Alvaro yang selain tampan, Alvaro adalah pria baik hati yang terbilang cukup sukses sama seperti Mark. Aletha segera menggelengkan kepalanya karena lagi dan lagi ia kembali mengingat Mark. Walau bagaimana pun mereka berdua adalah pria yang berbeda. Sifat mereka pun berbeda dan Aletha yakin Alvaro tidak selicik Mark.

Antara cinta dan benci, dua kata yang mewakili perasaan Aletha saat ini pada Mark. Dan rasa bencinya pada Mark lebih mendominasi.

“Aletha. Kau melamun lagi?”

Aletha terkesiap. Entah sejak kapan telapak tangan Alvaro sudah berada di atas pahanya. Aletha benar-benar merasa tidak nyaman dengan posisi ini.

“Ah.. Maaf,” ucap Alvaro mengikuti arah tatapan mata Aletha. Alvaro pun menarik tangannya dari paha mulus Aletha.

“Aku hanya berusaha menyadarkan mu tadi. Kau melamun lagi? Apa yang sedang kau pikirkan?”

“Tidak ada. Aku hanya merasa lelah saja.”

“Aletha.. Apa kau memiliki kekasih?” tanya Alvaro tiba-tiba yang berhasil membuat Aletha terkejut.

“Apa?”

Alvaro melirik Aletha sekilas, “Aku berharap kau tidak memilikinya,” gumam Alvaro, “Tapi mana mungkin wanita secantik dirimu tidak memiliki kekasih,” kekeh Alvaro kembali fokus menyetir.

“Terima kasih atas pujiannya tapi saat ini aku hanya ingin sendiri.”

Alvaro melirik Aletha lagi dan melihat kekecewaan di raut wajahnya. Alvaro menyeringai. Ia yakin semua ini ada sangkut pautnya dengan Mark.

I HATE YOU, I LOVE YOU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang