04

11 4 0
                                    

Setelah pulang sekolah. Rangga dan teman-temannya, sengaja pulang melewati tempat parkir. Setibanya di tempat parkir, mereka melihat Diana yang kebingungan mencari ban sepedanya

"Lihat tuh mukanya. Kocak banget tau, nggak," ucap Rangga tertawa.
.
"Iya bener banget. Dia kaya orang aneh, celangak-cilinguk nyari ban," sambung Alex tertawa.
.
Dimas tertawa dan berkata."Tapi lo emang keterlaluan."
.
"Ya udah kita samperin aja dia," ujar Rangga.
.
"Kaya ya, gue nggak bisa. Gue harus jemput adik gue," sambung Erwin.
.
"Gue juga. Soalnya mau nganter nenek gue," sahut Alex tersenyum.
.
"Ya udah. Dimas lo antar gue pulang, ya," kata Rangga.
.
"Ok beres," ucap Dimas
.
"Kalau gitu gue duluan." ujar Erwin dan berjalan pergi di ikuti Alex.

Setelah Alex dan Erwin pergi. Rangga dan Dimas berjalan menemui Diana, yang sedang mencari ban sepedanya.

"Ehem," kata Rangga.
.
"Aduh ban ya mana tuh ... " ucap Dimas lalu tertawa.
.
"Mungkin bannya pulang duluan," sahut Rangga tertawa.
.
"Ini pasti kerjaan kalian, kan!" ketus Diana.
.
"Wahh ... ini namanya fitnah. Menuduh orang tanpa butik," ujar Dimas.
.
"Makanya besok-besok bawa ban serep ke sekolah," sahut Rangga tersenyum.
.
"Yuk, Dimas kita pulang. Singkirin nih sepeda butut loh," ucap Rangga sambil mendorong sepeda Diana hingga jatuh.

Dimas dan Rangga masuk kedalam mobil. Dengan senyum di wajah mereka.

"By ... cari terusnya! Sampai sukses ... " ujar Rangga dari jendela mobil lalu tertawa.
.
"Tunggu aja pembalasan gue!" teriak Diana.

Sesampai di rumah. Rangga melihat Nessa, seperti sedang menanti-nanti kedatangan Rangga di ruang tamu.

"Hy sayang ... " kata Nessa tersenyum lalu memeluk Rangga.
.
"Aku udah lama nunggu kamu tau ... dari mana si?"
.
"Dari sekolah 'lah sayang, dari mana lagi," ujar Rangga
.
"Btw sayang. Kedatangan aku kesini itu mau nanyain, janji kamu," sahut Nessa sambil memegang tangan Rangga.
.
"Janji apa si sayang," kata Rangga.
.
"Katanya kamu ga akan lupa. Itu loh sayang yang belanja-belanja di mall itu. Hari ini banyak diskon sayang, makanya aku ga cerita dulu sama kamu," ungkap Nessa.
.
Gawat atm gue kan udah disita ayah, "aduh ... sekarang aku harus pergi kerumah Alex sayang. Ada tugas kelompok, kamu si mendadak," cela Rangga memegang tangan Nessa.
.
"Beneran," ujar Nessa.
.
"Iyah sayang ... masa aku bohong," sahut Rangga memegang kedua tangan Nessa.
.
"Ya udah deh gapapa. Tapi, kamu antar pulang aku," kata Nessa nampak kecewa.
.
"Iya. Tunggu bentar aku ganti baju," lanjut Rangga sambil berjalan ke kamar.

Selesai ganti baju. Rangga langsung pergi, mengantar Nessa pulang. Selesai mengantar Nessa pulang. Rangga langsung cepat-cepat pulang kerumah. Rangga takut, kalau orang tuanya melihatnya membawa mobil. Tak lama kemudian Rangga sampai dirumah.

"Bibi!" teriak Rangga.
.
"Kemana si semua orang. Bibi!"

Tak lama kemudian bibi pembantu Rangga datang.

"Iyah. Ada apa, den?" tanya Bibi.
.
"Dari mana aja, si? Lama banget."
.
"Ayah udah pulang belom," jawab Rangga marah.
.
"Belum den," ucap Bibi ketakutan.
.
Untung aja, blum pulang, "Ya udah, ambilin aku jus. Antar ke kamar," ujar Rangga sambil berjalan ke kamar.
.
"Baik den," sahut Bibi.

Keesokan paginya. Rangga bangun cepat, dia takut terlambat lagi sampai sekolah.

"Rangga sarapan dulu," kata Bunda.
.
"Ga perlu!" balas Rangga sambil mengikat sepatu.
.
"Nanti sakit lo nak," ujar Bunda.
.
"Udah biarin aja bun." sambung Ayah sambil makan

Selesai mengikat sepatu. Rangga langsung bergegas mencari angkotan umum. Tak lama kemudian bis datang. Rangga langsung menghentikan bis itu. Saat Rangga sedang duduk, Rangga tidak sadar bahwa yang disamping tempat duduknya adalah Diana.

"Lo," ucap Diana heran sambil menunjuk Rangga
.
"Kok, lo ada disini," balas Rangga kebingungan.
.
"Seharusnya gue yang nanya sama lo. Ngapain lo ada disini?" tanya Diana.
.
"Eem, ini kan kendaraan umum. Siapa aja bisa dong naik ke sini," jawab Rangga.
.
"Iyah tapi. Kenapa harus duduk disamping gue!" teriak Diana.
.
"Lo bisa nggak, si! Punya suara itu dikecilin. Lagian cuma disini yang kosong," ujar Rangga sambil memegang telinga
.
"Lagian gue terpaksa naik kesini."
.
"Gak nanya," sahut Diana sambil berpalingkan wajahnya.

RAGANA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang