27

6 2 0
                                    

'Rangga perhatian banget sama gue' batin Diana sambil melihat Rangga.
.
"Lo kenapa lihat gue gitu," kata Rangga.
.
"Itu anu ... Makanan lo enak banget. Kaya ada taburan cinta di dalamnya!" sahut Diana tersenyum dan kembali makan.
.
"Bisa aja. Boneka panda." ucap Rangga.

Setelah makan. Mereka berjalan menuju tempat parkir. Sesampainya di tempat parkir, Rangga melihat Diana yang sedang kedinginan.

"Lo kedinginan?" tanya Rangga.
.
"Enggak. Gue cuma ... " jawab Diana terpotong.
.
"Udah ... lo pake aja ini!" ujar Rangga sambil melepaskan jasnya dan memakaikannya kepada Diana.
.
"Gimana masih dingin, enggak?" ucap Rangga tersenyum.
.
"Masih," sahut Diana.
.
"Kok bisa?" tanya Rangga.
.
"Kalau kaya gini, si ... Belum cukup!" jawab Diana sambil mendekat wajahnya ke Rangga.
.
"Harus di peluk!" ucap Diana tersenyum sambil berbisik dan masuk ke mobil.

Di perjalanan pulang Diana binggung. Karena arah jalannya beda ke rumahnya.

"Kita mau kemana, si?" tanya Diana kebingungan.
.
"Ke rumah gue," jawab Rangga dengan tenangnya.
.
"Ngapain," kata Diana.
.
"Enggak, ngapa-ngapain. Cuma gue mau kenalin lo sama bokap gue!" ucap Rangga tersenyum.
.
"Gue mau pulang!" teriak Diana merontah-rontah sambil mencubit tangan Rangga.

Sepontan Rangga langsung berhenti.

"Sakit tau ... " kata Rangga sambil terus menghindar dari cubitan Rangga.
.
"Habisnya kamu, si. Ngapain coba bawa gue ke rumah, lo!" sahut Diana sambil berhenti mencubiti Rangga.
.
"Emang kenapa, si! Bokap gue bukan pemakan manusia tau ... " kata Rangga.
.
"Bukannya gitu. Gue cuma belum sanggup aja ketemu sama orang tua, lo!" sahut Diana cemberut.
.
"Kan ada gue!" ujar Rangga tersenyum.
.
"Tetap aja gue enggak berani!" kata Diana.
.
"Please Diana. Lo ketemu sama bokap gue, sekali aja!" ucap Rangga dengan raut muka memelas.
.
"Iyah-iyah!" kata Diana.
.
"Mukanya jangan di jelek-jelekin gitu!" sahut Diana tersenyum sedikit tertawa.

Kemudian Dianapun sampai di rumah Rangga. Diana melihat orang tua Rangga sedang duduk di ruang tamu. Diana mulai resah.

"Siapa Itu?" tanya Bunda.
.
"Oh iyah, Bunda ini Diana, Diana ini Bunda. Ayah ini Diana, Diana ini Ayah!" jawab Rangga tersenyum.
.
"Hallo om, tante!" sapa Diana sambil menyalimi kedua orang tua Rangga.
.
"Tunggu bentar, aku mau kenalin satu lagi sama kamu. Keysa .... " teriak Rangga memanggil adiknya.

Keysapun datang. Dan melihat ada Diana di samping Rangga.

"Kak Diana ... " kata Keysa kaget.
.
"Hallo Keysa!" sapa Diana tersenyum.
.
"Jadi ini, kak! Calon kaka ipar Keysa. Kalau Keysa si, setuju!" sahut Keysa semangat.
.
"Ayah enggak setuju!" ucap Ayah.
.
"Bunda juga!" sahut Bunda.
.
"Kenapa yah, bun?" tanya Rangga.
.
"Kalau bilang Ayah enggak. Ya enggak!" kata Ayah dengan nada tinggi.
.
"Tapi, kenapa yah. Apa, si yang kurang dari Diana! Diana orangnya baik, perkerja keras," kata Rangga dengan raut muka yang sangat sedih.
.
"Iyah ni Ayah, Bunda. Kak Diana baik, kok!" sahut Keysa cemberut.
.
"Bunda dan Ayah, ga akan setuju! Kalau kalian cuman pacaran. Bunda dan Ayah mau kalian nikah sampai tua!" canda Bunda tersenyum.
.
"Bunda ... " kata Rangga sambil menarik napas.
.
"Ayah setuju sama Bunda. Satu lagi, kalian berdua cepat-cepat menikah! Biar Bunda dan Ayah. Bisa jadi Kakek dan Nenek!" ujar Ayah sedikit tertawa sambil melihat Bunda.
.
"Kalau itu, si! Tergantung Rangga om, tante!" sahut Diana tersenyum sambil melihat Rangga.
.
"Jangan pulang dulu, ya! Bunda mau bikin teh dulu sama calon menantu Bunda." kata Bunda tersenyum sambil berjalan ke dapur.

Selesai minum, Rangga langsung mengantar Diana pulang ke rumahnya.

"Lo langsung pulang?" tanya Diana.
.
"Enggak ... " jawab Rangga dan berjalan menuju Diana.
.
"Kenapa ... " ucap Diana tersenyum menggoda.
.
"Gapapa! Gue cuman mau lihat lo sekali secara dekat," kata Rangga tersenyum.
.
"Selamat tidur dan bermimpi indah. Gue akan selalu menyangi lo, sampai rambut hitam lo. Berubah menjadi putih!" ucap Rangga dengan nada lembut dan mencium kening Diana.
.
"Good night," sahut Rangga.

RAGANA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang