33

5 2 0
                                    

Diana tiba-tiba berjalan menjauh dari Rangga. Rangga yang melihat Diana menjauh darinya, langsung mengejarnya.

"Din, gue minta maaf!" ucap Rangga sambil mengikuti Diana dari belakang.
.
"Gue udah maafin, lo!" sahut Diana dengan terus berjalan.
.
"Kalau lo emang udah maafin gue, coba lo berbalik. Dan bilang i love you ke gue!" kata Rangga dan berhenti berjalan.

Diana berhenti dan berbalik ke belakang.

"I ... Love ... You. Rangga,". kata Diana dan kembali berjalan.

Rangga senang saat mendengar perkataan Diana tadi.

"Rangga!" sapa Diana dengan terus berjalan.
.
"Iyah!" sahut Rangga mengikutinya dari belakang.
.
"Yang tadi itu lo cemburu?" tanya Diana dan berhenti berjalan.
.
"Maksud lo, gue enggak cemburu! Lihat ibu dari anak-anak gue, pegangan tangan dengan cowo lain!" kata Rangga sambil menghampiri Diana.
.
"Tapi, cemburu lo berlebihan. Sampai lo mukul orang gitu!" ujar Diana tersenyum sambil melihat Rangga.
.
"Harusnya lo bersyukur din. Berarti sayang gue ke lo itu berlebihan!" sahut Rangga tersenyum.
.
"Sekali lagi gue minta maaf!" ucap Rangga sambil memegang kedua tangan Diana.
.
"Malu dilihatin orang!" kata Diana berbisik sambil berusaha melepaskan pegangan Rangga.
.
"Ngapain harus malu. Pokonya gue enggak akan lepasin pegangan gue, sampai lo maafin gue!" ucap Rangga tersenyum.
.
"Iyah Rangga ... Gue maafin lo!" kata Diana dengan nada lembut sambil menoel hidung Rangga.

Rangga diam tersenyum. Sudah 3 tahun lamanya Rangga tidak bertemu dengan Diana. Ini momen yang selalu di rindukan Rangga. Berdekatan, berpegangan, berbahagia.

"Kok lo ngelamun? Baik-baik lo nanti kesambet!" ujar Diana tersenyum dan berjalan pergi.

Rangga langsung tersadar dan mengejar Diana.

Diana membawa Rangga ke sebuah taman kota. Di taman itu banyak sekali pasangan yang sedang kasmaran.

"Lo ngapain bawa gue ke sini?" tanya Rangga.
.
"Kamu lihat, pasangan-pqsangan itu!" jawab Diana sambil melihat orang-orang yang sedang pacaran.
.
"Iyah, gue lihat. Emangnya kenapa?" kata Rangga sambil melihat orang-orang itu.
.
"Sebelum gue ketemu sama lo. Kemarin-kemarin gue ke sini, sendiri! Gue iri sama mereka yang bisa manja-manjaan dengan pasangannya. Dan hari ini gue mau kasih tau sama mereka!" kata Diana tersenyum sambil melihat Rangga.
.
"Kasih tau apa?" tanya Rangga.
.
"Mau kasih tau. Kalau cowo disamping gue adalah calon iman gue ... " ucap Diana teriak.

Rangga dan Diana tertawa.

"Gue juga mau bilang. Kalau cewe di samping gue, adalah calon istri gue!" ujar Rangga teriak bahagia.

Sepontan semua pengunjung taman melihat mereka. Tapi, Rangga dan Diana tidak peduli.

"Lo tau. Gue udah nunggu lama ... Banget. Biar gue bisa kangen-kangenan sama lo seperti sekarang. Gue seneng banget!" ucap Diana tersenyum manis.
.
"Gue juga, din!" sahut Rangga tersenyum sambil merapihkan rambut Diana.
.
"Din. Lo jangan sampai ninggalin gue lagi," ucap Rangga.
.
"Iyah Rangga ... Emangnya kenapa, si?" tanya Diana sambil bersandar di pundak Rangga.
.
"Soalnya kemarin gue ketemu sama Aslan. Dia tau kalau lo ada di sini," jawab Rangga dengan nada sedih.
.
"Aslan?" sahut Diana kaget sambil berdiri.
.
"Iyah. Makanya dari itu, lo harus hati-hati kalau mau berpergian. Soalnya gue nyakin, banyak mata-mata Aslan berkeliaran diluaran sana!" kata Rangga kawatir.

Saat Rangga sedang menjelaskan, tiba-tiba handphone Diana berdering.

"Hallo din! Kamu cepet pulang, ya! Papah lagi nyariin kamu!" ucap Lievia panik dari telepon.
.
"Iyah-iyah gue pulang!" sahut Diana dan mematian telepon.
.
"Siapa?" tanya Rangga.
.
Dan menyarankan agar Rangga cepat-cepat menikah dengan Diana.

"Gue belum bisa," jawab Rangga.
.
"Harus bisa ... Ini buat kebaikan lo berdua. Apa lagi lo bilang, kalau Aslan lagi nyariin Diana. Lebih baik lo nikah aja sama Diana. Biar semua masalah beres," ucap Sani.
.
"Nanti gue pikir-pikir lagi," ucap Rangga.
.
"Ya udah kalau gitu. Besok kita lanjut lagi! Soalnya Dimas minta gue buatin makan!" ucap Sani berbisik dan mematikan telepon.
.
"Dasar Dimas. Seneng banget dia di manjain istrinya." gumang Rangga sambil meletakan handphone.

*****

Paginya. saat sedang berjalan ke kampus. Lievia datang menghampiri Rangga.

"Hy!" sapa Lievia dan jalan bareng dengan Rangga.
.
"Diana mana?" tanya Rangga.
.
"Diana ada di kelasnya. Btw, kamu lupa sesuatu enggak?" sahut Lievia dan Rangga berhenti berjalan.
.
"Lupa apa?" tanya Rangga binggung.
.
"Berarti kamu beneran enggak tau!" jawab Lievia kaget.
.
"Maksudnya gimana, si? Udah langsung to the poin," ucap Rangga.
.
"Diana ... Nanti malam ulang tahun! Masa kamu sebagai pacar enggak tau ulang tahun Diana!" sahut Lievia kesal.
.
"Pokonya aku enggak mau tau. Kamu harus bikin momen, yang di mana. Diana enggak akan pernah lupain momen itu!" ucap Lievia dan berjalan pergi.
.
"Gue harus bikin yang terbaik buat Diana," gumang Rangga dan berjalan pergi ke kelas.

Di saat jama pulang. Diana datang menghampiri Rangga.

"Rangga. Lo bisa enggak temenin gue ke toko buku sekarang?" tanya Diana tersenyum.
.
"Ee ... Gue enggak bisa din. Gue ada urusan penting banget, maaf!" ucap Rangga dan berjalan pergi menjauhi Diana.
.
"Apa Diana enggak tau. Kalau nanti malam dia ulang tahun." batin Rangga dan masuk ke mobil.

****

Sore pukul 17:36. Rangga terus memikirkan. Kado apa yang bagus, dan momen apa yang enggak bisa Diana lupakan. Rangga terus memikir dan mencarinya di internet. Hingga Lievia menelpon Rangga.

"Aku mau nanya sesuatu sama kamu?" tanya Lievia.
.
"Mau nanya apa," jawab Rangga.
.
"Tadi ada 4 orang berbadan besar. Datang ke rumah nanyain Diana. Apa Diana punya hutang sama rentenir," ucap Lievia.
.
"Orang-orang itu mau culik Diana!" ucap Rangga panik.
.
"Culik Diana?" sahut Lievia binggung.
.
"Iyah ... Terus lo bilang apa?" tanya Rangga.
.
"Aku bilang. Diananya lagi keluar," jawab Lievia.
.
"Gawat. Orang-orang itu masih ada di sana," ucap Rangga.
.
"Orang-orang itu udah pergi. Tapi, katanya bakalan ke sini lagi," sahut Lievia.
.
"Terus Diananya kemana?" tanya Rangga.
.
"Diana belum pulang dari toko buku." jawab Lievia.
.
"Toko bukunya dimana," kata Rangga yang masih panik.
.
"Di dekat kampus." sahut Lievia dan Rangga langsung pergi.

Di perjalanan. Rangga memacu mobilnya dengan kecepatan penuh dan berharap Diana masih berada di toko buku itu. Sesampainya di toko buku, Rangga langsung mencari Diana, ke sudut-sudut ruang toko itu.

"Mas! Nyari apa, ya?" tanya pemilik toko.
.
"Mas lihat cewe enggak. Pake jaket putih, rambut di ikat kebelakang, dia cantik. Ee ... Tingginya sekitaran saya!" jawab Rangga kawatir.
.
"Mas lihat enggak," ucap Rangga.
.
"Ohh iyah ... Saya lihat. Dia ada di lantai atas sedang membaca buku!" sahut pemilik toko sambil menunjuk ke atas.
.
"Makasih mas." ucap Rangga dan berlari ke lantai atas.

Sampai di lantai atas Rangga melihat Diana sendiri sedang membaca buku.

"Syukurlah kamu masih ada di sini!" ucap Rangga sambil mengatur napas dan duduk berhadapan dengan Diana.
.
"Lo ngapain ke sini! Bukannya lo bilang ada urusan!" ucap Diana dengan nada dingin sambil melihat buku.
.
"Urusannya enggak penting. Yang penting itu gue udah nemuin lo. Sebelum dia!" sahut Rangga sambil mengatur napas.
.
"Lo kenapa, si? Datang ke sini ngos-ngosan. Terus yang lo maksud sebelum dia itu siapa?" tanya Diana berbisik.
.
"Aslan! Aslan tau kalau lo tinggal di rumah Lievia," jawab Rangga.
.
"Terus gue gimana dong," gumang Diana.
.
"Lebih baik lo tinggal di rumah gue aja sementara. Sampai kita buat rencana," ucap Rangga.
.
"Enggak! Lo gila, ya! Gue enggak akan percaya sebelum gue lihat dengan mata kepala gue sendiri," balas Diana

RAGANA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang