26

5 2 0
                                    

"Sebenernya si ... Gue mau nolak, lo! Tapi, karena cinta. Apa boleh buat," kata Diana tersenyum sambil melihat Rangga.
.
"Gue benaran sayang sama lo ... Jadi jangan tinggalin gue, ya!" ucap Rangga sambil menaikan alis matanya.
.
"Sebaiknya. Lo juga jangan pernah ninggalin gue!" sahut Diana dan bersandar di pundak Rangga.

Ranggapun sampai di rumah Diana.

"Enggak mau masuk dulu?" tanya Diana.
.
"Nanti malam aja," jawab Rangga.
.
"Maksud kamu ... " kata Diana sambil senyum miring.
.
"Maksud aku, nanti malam aku mau ajak diner kamu ... Diner pertama kita. Sayang!" kata Rangga tersenyum sambil mengelus rambut Diana lalu berjalan menuju mobil.
.
"Iyah. Sayang ... " sahut Diana.
.
"Hati-hati, ya!" kata Diana tersenyum sambil melambaikan tangan.
.
"Iyah ... Dah!" sahut Rangga dan berangkat pergi.

Di malam harinya. Rangga memakai memakai pakaian rapih, Rangga menggunakan jas hitam dengan dasi berwarna merah gelap. Saat Rangga ke luar dari kamar, Keysa melihat Rangga.

"Ganteng banget kaka ... " kata Keysa kagum.
.
"Dari mana aja, si! Baru tau kalau kaka ganteng!" sahut Rangga tersenyum dengan sombongnya.
.
"Wangi lagi, kaya kuburan baru. Kaka mau kemana,si?" tanya Keysa.
.
"Kaka mau diner sama seseorang. Dia akan jadi kaka ipar kamu!" jawab Rangga dan berjalan turun dari lantai atas.
.
"Asalkankan sama ka Diana, ka ... " teriak Keysa.

Di bawahpun. Bunda melihat Rangga dengan pakaian rapih.

"Anak ibu ganteng banget. Mau kemana?" kata Bunda melihat Rangga sambil mengelilinginya.
.
"Kemana, si?" tanya Bunda.
.
"Rangga mau pergi diner bun. Doain ... Biar kami sampai di plaminan!" ucap Rangga berbisik dan berjalan ke luar.
.
"Hati-hati ya, nak!" teriak Bunda.
.
"Iyah bun .... " sahut Rangga teriak.

Tak lama kemudian Rangga sampai di rumah Diana. Rangga menunggu Diana di luar. Saat Rangga sedang merapihkan kerah lengannya, Diana datang berjalan dengan anggunya. Menggunakan dress hitam tanpa lengan, di padu dengan salt berwarna merah dan tas merah terang. Dengan rambut bergelombang terburai dan make up natural.

"Gue pikir pacar gue manusia. Ternyata bidadari ... " kata Rangga sambil terus melihat Diana kagum.
.
"Jangan lihatin gue kaya gitu dong! Gue jadi malu tau!" sahut Diana malu sambil berjalan masuk ke mobil.

Saat Rangga juga masuk ke mobil. Rangga hanya melihat Diana tanpa menjalankan mobil.

"Kenapa si ... Lo lihatin gue kaya gitu. Gue malu tau!" kata Diana sambil menutup wajahnya menggunakan salt.
.
"Maaf. Soalnya ini momen langka," sahut Rangga tersenyum dan menjalankan mobil.
.
"Makanya ... Cepat-cepat halalin gue!" kata Diana berbisik sambil bersandar di pundak Rangga.

Kemudian sampailah mereka di sebuah restoran berbintang, dengan konsep clasik. Sesampai di sana. Rangga memilih ruang VIP, dengan di iringi merdunya suara biola.

"Ini kaya, ya! Berlebihan tau ... " ucap Diana sambil memegang tangan Rangga.
.
"Namanya juga cowo Diana. Cowo itu selalu memanjakan cewe!" sahut Rangga tersenyum sambil memegang tangan Diana.
.
"Udah, ah! Malu tau di lihatin orang!" kata Diana sambil melepaskan pegangan Rangga.
.
"Iyah ... Mas!" ucap Rangga memanggil pelayan.

Kemudian Rangga memesan makanan. Dan pesanannya telah sampai di meja mereka.

"Ini semua buat gue juga?" tanya Diana.
.
"Iyah," jawab Rangga.
.
"Kalau  gue sering-sering diner sama lo. Bisa-bisa gue cepet gendut tau enggak!" ucap Diana tersenyum.
.
"Walaupun nanti kamu gendut. Aku akan tetap cinta." jawab Danres tersenyum.

Merekapun menyantap hidangan yang ada di meja mereka.

"Ni, cobain deh. Makanan aku enak tau, buka mulut lo lebar-lebar!" kata Rangga sambil mengarahkan sendok yang telah di isi makanan.
.
"Ini harus," sahut Diana berbisik.
.
"Iya ... Tangan gue udah mulai pegel tau!" kata Rangga tersenyum lebar.

Dianapun memakan makanan yang di berikan Rangga.

"Gimana enak enggak?" tanya Rangga.
.
"Enak." jawab Diana.

Kemudian Rangga mengambil tisu yang ada di meja. Karena Rangga melihat ada sisa makanan di pipi Diana yang lembut itu.

RAGANA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang