"Hem ... Gombal!" sahut Diana sedikit tertawa.
.
"Gapapa dong. Sekali-sekali ... " ucap Rangga senyum-senyum.
.
"Btw, udah dulu, yah. Gue di suruh Bibi ke warung," ucap Diana.
.
"Ya udah. Sampai ke temu di sekolah," sahut Rangga.
.
"Iyah .... " ucap Diana dan mematikan handphone.Singkat cerita. Rangga telah selesai melaksanakan ujian ke lulusan, mereka tinggal menunggu hari pengumuman kelulusan. Dan hari itu adalah hari coret-coret baju, tanda kenang-kenagan di masa SMA. Tapi, saat itu Diana tidak melihat Rangga, sama dengan teman-temannya Rangga.
"Kalian lihat Rangga enggak?" tanya Diana kepada Erwin, Dimas, dan Alex.
.
"Terakhir gue, lihat dia pergi ke arah kantor," jawab Alex.
.
"Ngapain, ya dia ke kantor!" gumang Diana.Tak lama kemudian terdengar suara Rangga. Dari pusat informasi, seketika semua siswa yang sedang merayakan selesainya ujian, tiba-tiba berhenti.
"Hallo? Sorynya teman-teman, gue ganggu waktu kalian sebentar," kata Rangga dari pusat informasi.
*****
"Itu suara Rangga bukan, si?!" ucap Diana kebingungan.
.
"Itu benar suara Rangga, loh!" sahut Sani.
.
"Tapi, dia di mana?" tanya Diana.Diana menjadi binggung, kenapa Rangga harus berbicara dari pusat informasi.
"Sebenernya, si. Gue enggak berani ngomong di sini. Tapi, karena cinta. Gue di butakan olehnya. Karena cinta juga gue berubah menjadi lebih baik. Cinta juga membuat gue, tau arti pentingnya kehidupan. Teman-teman juga pasti tau, kalau cinta itu datang secara tiba-tiba, enggak kenal waktu dan tempat. Dan sekarang cinta itu datang ke hidup gue, karena dia. Dia yang membuat gue sampai seperti ini. Tidur, makan, belajar, bahkan tiap detik, wajahnya terlintas di benak gue, memenuhi otak gue. Detik ini gue mau sampaiin perasaan gue sebenernya sama dia, biar gue enggak harus melihatnya dari hayalan gue saja. Tapi, dari kenyataan!" kata Rangga dengan nada suara yang sangat indah.
Ranggapun muncul di atas mading.
"Rangga." kata Diana heran.
Rangga turun dari mading dan berjalan pelan ke arah Diana.
"Teman-teman pasti bertanya-tanya, siapa dia? Yang saya maksud sebentar lagi teman-teman tau. Oh Iyah, aku juga mau kasih tau sedikit tentang dia. Dia pekerja keras, baik, cantik, sopan dan pastinya perempuan!" ucap Rangga sedikit tertawa dan terus berjalan.
Hingga Rangga sampai di tempat Diana berdiri.
"Diana. Diana yang membuat gue tau apa arti segalanya sama gue, hingga cinta datang tiba-tiba ke gue. Gue enggak mau jadi sahabat lo din. Gue mau jadi seseorang yang penting dalam hidup, lo!" ucap Rangga tersenyum dan sujud seperti sedang memberikan cicin.
.
"Diana lo mau enggak jadi sosok ibu dari anak-anak gue nanti! Kalau lo nerima gue lo ambil spidol ini. Tapi, kalau lo nolak gue. Lo ambil coklat ini!" kata Rangga tersenyum.
.
"Terima, terima, terima, terima ,terima terima ... " sahut semua siswa yang sedang menyaksikan mereka.Dan akhirnya Diana menjawab.
"Sebenernya gue juga suka sama lo. Maka dari itu, gue mau lo jadi ayah dari anak-anak gue nanti!" jawab Diana menangis bahagia dan mengambil spidol di tangan kanan Rangga.
.
"Hore ... " sorak-sorak semua siswa.
.
"Kalau gitu kita saling tanda tangan. Di baju gue dan di baju lo!" kata Rangga tersenyum.
.
"Iyah ... " sahut Diana yang masih nangis bahagia.Dan merekapun saling menandatangani baju mereka.
"I love you!" ucap Rangga bahagia dan memeluk Diana.
.
"I love you to!" sahut Diana dan membalas pelukan Rangga sambil menangis bahagia di pundak Rangga.Sorak-sorak para siswa makin menjadi. Semua siswa baper di buat mereka berdua. Termasuk Sani juga terbawa perasaan hingga menangis dan di situ Dimas datang.
Selesai acara coret menyoret di sekolah. Mereka langsung pergi mengelilingi kota Jakarta. Saat itu Diana tidak pernah jauh dengan Rangga, sebaliknya Rangga juga tidak pernah jauh dari Diana.
Di perjalanan pulang Rangga dan Diana. Mereka mengobrolkan sesuatu.
"Din," sapa Rangga.
.
"Iyah?" sahut Diana tersenyum.
.
"Tadi gue dek-dekan tau enggak! Gue pikir lo nolak gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGANA (Selesai)
RomanceMenceritakan seorang pria yang jahil di sebuah sekolah. Hampir tiap hari dia mendapatkan hadiah dari tindakannya itu, yaitu surat panggilan. Tapi, Rangga mulai berubah saat dia bertemu dengan gadis cantik, siswi baru di kelasnya. Walaupun perkenalan...