15

9 3 0
                                    

"Gue tau, lo pasti nggak sabar buat ngerjain Diana lagikan! Iya, kan!" sambung Alex dengan menyenggol Rangga.
.
"Kalian jangan goda Rangga gitu dong," ujar Erwin tersenyum sambil merangkul Rangga.
.
"Jangan bilang. Kalau kalian berdua yang mau ngerjain Diana," tambah Alex  lalu tertawa.
.
"Nggak. Kali ini kita harus minta maaf sama dia," sahut Rangga dengan menaikan sebelah alis matanya dan melihat mereka
.
"Apa?!" sahut Alex dan Dimas serentak.
.
"Lo sakit ya, gue anterin ke rumah sakit," ujar Dimas sambil memegang wajah Rangga.
.
"Apa-apain, si! Lepasin tangan lo dari muka gue," sahut Rangga sedikit nada tinggi.
.
"Mungkin dia bukan Rangga, Dimas," sambung Alex menatap aneh kearah Rangga.
.
"Gue Rangga! Pokonya kita harus minta maaf sama Diana, satu lagi sama masalah hp itu. Kita harus akuinya kepada Guru," lanjut Rangga berbisik.
.
"Kalau masalah hp, gue ga mau," kata Dimas.
.
"Gue juga nggak," tambah Alex sedikit takut.
.
"Kali ini gue nggak sependapat sama lo Rangga, lagian itu rencana lo, jadi lo yang harus tanggung jawab," sambung Erwin sedikit tertawa lalu memegang pundak Rangga.
.
"Ya udah kalau kalian ga mau, biar gue sendiri." balas Rangga dengan suara yang kesal.

Dari kejauhan Diana datang bersama dengan Sani. Rangga langsung siap-siap. Saat Diana sudah berada di depan pintu, dia kaget saat melihat Rangga di depannya senyum sambil memegang sapu.

"Ngapain lo megang sapu?" tanya Diana kebingungan.
.
"Eh Rangga, hello! Lo kenapa lihat Diana sampai segitunya, si! Enggak jelas tau," sahut Sani sambil mengajak Diana masuk ke dalam kelas.

Langkah demi langkah Diana berjalan, Rangga menyapu lantai yang akan di lalui oleh Diana. Rangga terus menyapunya dengan penuh suka cita, hingga Diana sampai di mejanya.

"Lo kenapa, si?" tanya Diana tersenyum.
.
"Gue takut sepatu lo kotor," jawab Rangga dengan nada lembut.
.
"Hem ... Modus lo, ya!" sambung Sani sambil menunjuk Rangga.
.
"Nggak kok. Terus gue dan teman-teman gue mau minta maaf sama lo Diana," kata Rangga sambil memanggil teman-temannya.
.
"Gue minta maaf, ya!" kata Dimas sambil berjalan dengan Diana.
.
"Gue juga Diana!" sahut Alex tersenyum sambil bersalaman dengan Diana.
.
"Iyah-iyah!" jawab Diana dengan rasa bahagia
.
"Gue, juga mau minta maaf sama lo. Kalau gue punya salah," kata Erwin.
.
"Iyah-iyah, gue maafin kalian kok!" sahut Diana dengan senyum manisnya.

Kemudian salah satu siswa yang ada di kelas itu, datang ke arah mereka.

"Diana, bukannya kamu itu udah di DO. Karena mencuri hp. Kok sekarang kamu sekolah lagi!" tanya siswa itu kebingungan.
.
"Gue bu ... " jawab Diana terpotong.
.
"Udah Diana biar gue yang jelasin," kata Rangga.
.
"Sebenernya Diana itu bukan pencuri, Diana itu orang baik-baik dan jujur!" ucap Rangga sambil memandang indah kelompok mata Diana.
.
"Jadi. Gue minta sama lo, jangan nuduh Diana. Apa lagi lo musuhin dia!" jawab Rangga kepada siswa itu.
.
"Terus yang ambil hp itu siapa? Kalau bukan Diana!" tanya siswa itu.
.
"Gue! Gue yang ambil hp itu dan memasukkannya ke dalam tas Diana. Gue minta tolong sama lo, lo kasih tau sama seluruh siswa di sekolah ini! Kalau Diana itu bukan pencuri! Dia hanya di fitnah!" kata Rangga dengan raut muka yang sangat bersalah dan menundukkan kepala.

Diana tersanjung dengan kata-kata Rangga tadi.

"Gue minta maaf ya Diana, gue udah nuduh lo!" kata siswa itu dan bersalaman dengan Diana.
.
"Iyah, gapapa!" kata Diana tersenyum.

Tak lama kemudian bel masuk terdengar. Saat Guru masuk, Guru kaget saat melihat ada Diana di mejanya.

"Kok Diana sekolah lagi? Bukannya Diana udah di ... " kata Guru terpotong oleh Rangga.
.
"Diana enggak salah, bu!" sahut Rangga dan berdiri dari bangkunya.
.
"Yang nyuri hp itu bukan Diana. Tapi, saya bu!" kata Rangga menundukkan kepala.
.
"Jadi kamu Rangga. Kamu tega fitnah Diana!" ucap Guru emosi.
.
"Saya minta maaf, bu!" jawab Rangga sambil melihat Diana.
.
"Ya udah kalian berdua ikut ibu ke ruang Kepala Sekolah. Kalian jelasin di sana!" kata Guru emosi.

Rangga dan Diana pergi ke ruang Kepala Sekolah. Rangga menjelaskan semua kepada Kepala Sekolah.

RAGANA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang