44

6 1 0
                                    

"Ide bagus, tuh!" ujar Alex tersenyum.
.
"Gue setuju. Udah lama banget gue enggak senang-senang," sahut Dimas lalu melihat kearah Rangga.
.
"Rangga lo gimana?" tanya Nessa lembut.
.
"Ee, gue enggak bisa. Gue masih banyak tugas kerjaan!" jawab Rangga dan beranjak pergi dari tempatnya duduk.
.
"Bro!" memegang tangan Rangga.
.
"Ayo 'lah ikut kita ... Emangnya lo enggak bosen apa dirumah terus. Hitung-hitung lo bisa relaks," kata Dimas.

Rangga terdiam sejenak lalu melihat kearah Nessa, yang saat itu Nessa sangat berharap kalau Rangga bisa ikut.

"Ok. Catatan, enggak pake lama." ketus Rangga dan berjalan masuk ke rumah.

Mereka berempat pergi kesuatu tempat diskotik yang berada di Bandung menggunakan mobil mereka masing-masing. Rangga mengikuti Nessa dari belakang diikuti Dimas dan Alex. Di perjalanan mereka sempat kebut-kebutan di jalan tol, walaupun akhirnya Nessa pemenangnya.

Dua jam lebih perjalanan mereka dari Jakarta ke Bandung, akhirnya mereka sampai di sebuah diskotik yang besar. Diskotik itu sangat jauh dari kota Bandung, di kelilingi pohon-pohon pinus yang tinggi.

"Gimana tempatnya? Bagus, kan!" ucap Nessa. Bersandar di pintu mobilnya sembari menghirup udara segar malam hari.

"Nice, gue suka!" kata Dimas sembari melihat sekelilingnya.

Tok, tok!

Alex mencoba mengetuk jendela mobil Rangga, yang saat itu Rangga tidak keluar dari mobilnya.

"Woi, ayo!" ujar Alex sembari mengetuk lagi jendela mobil Rangga.

Menarik nafas panjang lalu keluar dari mobilnya.

Demp!

"Tunggu apa lagi? Lebih cepat, lebih baik!" balas Rangga lalu berjalan masuk.

Nessa, Dimas dan Alex tersenyum lalu berjalan masuk kedalam diskotik.

Musik keras di dalam diskotik itu terdengar kuat, membuat Rangga sedikit bising mendengarnya. Banyak cowo dan cewe disana sedang bergerak mengikuti irama musik. Rangga hampir tidak melihat cewe dengan pakaian tertutup, hampir semuanya cewe disitu menggunakan pakaian seksi.

"Seru banget!" ucap Alex sembari bergoyang.
.
"Udah gue bilang!" balas Nessa teriak.
.
"Gimana bro? Seru, kan!" ujar Dimas kepada Rangga sembari melihat sekitarnya.
.
"Kalau kalian cari gue, gue ada disana!" sahut Rangga sembari menunjuk sebuah Bar.
.
"Ok!" teriak Alex.

Rangga berjalan perlahan melewati kerumunan orang yang sedang asik joget. Sampai Rangga tiba dibar dan memesan minuman alkohol dengan dosis rendah.

Tegukan demi tegukan minuman Rangga lakukan. Sembari melamun memikirkan Diana. Juga beberapa cewe yang menggodanya untuk ikut berjoget, namun Rangga hanya diam sembari meminum minumannya.

Tiga puluh menit Rangga duduk di bar itu. Rangga memutuskan untuk berjalan ke lantai atas diskotik itu, melihat rimbunya pohon pinus dari atas. Membuat Rangga sedikit tenang. Menghirup udara segar malam hari yang dingin. Rangga juga sempat mencoba menelpon Diana, hasilnya seperti biasa. Diana tidak mengakat telepon dari Rangga.

"Gue cariin taunya lo ada disini!"

Rangga menoleh ke sumber suara itu. Yang ternyata itu Nessa. Rangga berbalik dan kembali melihat kearah pohon pinus.

"Udah lama banget gue enggak lihat lo. Lo sekarang lebih dewasa, yah ... Sedikit keren juga si" tersenyum.

"Oh iya, gue dengar kabar. Hubungan lo sama Diana lagi renggang," berjalan mendekati Rangga.

"Gue cuma mau bilang, lo harus tetap optimis. Percaya, kalau Diana adalah wanita yang di kirim Tuhan buat jadi jodoh lo!" memegang tangan kiri Rangga.

RAGANA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang