"Tunggu-tunggu!" teriak Rangga ke.
.
"Gue makan. Tapi, ini terpaksa. Dari pada gue mati kelaparan." lalu Bibi meletakan kembali bubur itu.
.
"Terserah lo," ucap Diana kesal.
.
"Di habisin ya den," ujar Bibi tersenyum.Rangga memakan bubur itu.
"Enak juga, padahal masih satu suap. Kalau segini, si? Masih kurang buat gue," batin Rangga.
.
"Gue nggak bisa makan, kalau dilihatin orang."
.
"Apa susahnya si, tinggal makan," kata Diana.
.
"Gini aja, lo tutup mata. Gimana?" tersenyum Diana.
.
"Emang, ya! Otak lo dibawah standard. Kalau mata gue di tutup, cara makanya gimana," ketus Rangga nampak emosi.
.
"Itu si, derita lo," balas Diana tersenyum meledek.
.
"Udah. Teh Diana, kita teh keluar aja. Mungkin den kasepnya malu Kalau di lihatin," ujar Bibi kepada Diana.
.
"Ya udah bi. Lagian perut Diana udah mulai mual, ngelihat mukanya," sahut Diana sambil tersenyum dan pergi dari kamar bersama Bibi.
.
"Ee, maksud lo apa." teriak Rangga.Saat Diana dan Bibi keluar. Rangga langsung memakan buburnya itu, sampai habis. Tak lama kemudian Diana datang.
"Idih, Buburnya mana. Bocor kali ya," kata Diana tersenyum sambil mengangkat mangkok bubur.
.
"Tadi malam gue ga makan," kata Rangga nampak malu.
.
"Ohh," lanjut Diana sambil duduk di sofa.
.
"Lo lihat handphone gue, nggak?" tanya Rangga.
.
"Oh, hp loh," mengambil hp di saku celana "ini. Tadi ada yang nelpon, namanya Bunda," jawab Diana sambil memberikan hp.
.
"Bunda?" tanya Rangga kaget.
.
"Iyah." jawab Diana bingngung.Rangga mencoba menelpon Bunda dan Ayahnya. Tapi, tidak di angkat.
"Emangnya kenapa, si?" tanya Diana binggung.
.
"Orang kaya lo mana ngerti," jawab Rangga.
.
"Terserah," jawab Diana kesal.Rangga mencoba menelpon lagi. Kali ini, telepon rumah.
[Hallo bi,] kata Rangga.
.
[Iyah, Siapa?] tanya bi Iis
.
[Ini Rangga, bi Iis,]jawab Rangga.
.
[Iyah den Rangga, ada apa,] kata Bi iis.
.
[Bi, Bunda ada nggam di rumah?] tanya Rangga.
.
[Nggak den. Nyonya mah sekarang masih kerja den,] jawab bibi Iis.
.
[Kalau ayah,] kata Rangga.
.
[Sama den. Emangnya kenapa?] tanya bibi Iis.
.
[Nggak usah banyak nanya,] kata Rangga.
.
[Maaf den,] ucap bibi Iis.
.
[Keysa ada nggak dirumah?] tanya Rangga.
.
[Non Keysa, lagi lari pagi,] jawab bibi Iis.
.
[Ya udah.] kata Rangga sambil menutup telpon.Selesai nelpon. Rangga dan Diana tidak sengaja saling bertatapan.
"Ngapain lo lihat-lihat gue?" ucap Diana.
.
"Siapa juga yang liatin lo. Malahan lo yang lihatin gue," Jawab Rangga.
.
"Lagian lo ngapain disini terus?" tanya Rangga.
.
"Kalau bukan karena di suruh Bibi. Gue juga males disini," jawab Diana.
.
"Sekarang gue yang nanya sama lo," ujar Diana.
.
"Mau nanya apa," sahut Rangga.
.
"Gue salah apa si sama lo. Sampai lo terus ngerjain gue di sekolah?" tanya Diana.
.
"Emang siapa si, yang ngerjain lo," jawab Rangga dengan raut muka pembohong.
.
"Udah, lo ga usah bohong lagi. Lagian apa susahnya si jujur," ucap Diana.
.
"Iya gue. Kenapa?" tanya Rangga menantang.
.
"Gapapa. Gue cuma mau tau, apa salah gue sama lo," jawab Diana tersenyum.Rangga hanya diam saat Diana berkata seperti itu.
"Kenapa lo diem? Nggak bisa jawab'kan lo," ucap Diana.
.
"Iyah-iyah. Gue minta maaf," kata Rangga.
.
"Setelah yang lo lakuin sama gue, lo segampangnya minta maaf," ujar Diana nampak marah.
.
"Terus gue harus gimana?" tanya Rangga.
.
"Gue mau. Lo bilang sama Guru. Kalau bukan gue yang menyuri hp itu," ucap Diana.
.
"Apa," ketus Rangga kaget.
.
"Enggak, gue ga mau!"
.
"Kenapa?" tanya Diana.
.
"Nanti gue dihukum lagi, sama kaya lo," jawab Rangga ketakutan
.
"Itukan udah sewajarnya lo dapetin," ungkap Diana.
.
"Sebagai cowo. Seharusnya lo, bertanggung jawab atas semua yang lo lakuin. Karna gara-gara lo, gue di DO dari sekolah."
.
Lagian ini emang salah gue, gue harus tanggung jawab, "Iyah-iyah bawel. Gue bakalan ngaku besok disekolah," jawab Rangga cemberut.
.
"Nah gitu dong. Gue maafin lo," lanut Diana tersenyum.
.
"Puas," ucap Rangga kesal.
.
"Banget ... Pake kuadrat," jawab Diana tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGANA (Selesai)
RomanceMenceritakan seorang pria yang jahil di sebuah sekolah. Hampir tiap hari dia mendapatkan hadiah dari tindakannya itu, yaitu surat panggilan. Tapi, Rangga mulai berubah saat dia bertemu dengan gadis cantik, siswi baru di kelasnya. Walaupun perkenalan...