09

10 3 0
                                    

"Bro, bro. Dia kan udah minta maaf bro," ucap Rangga.
.
"Tetap aja dia salah!" teriak cowo itu.
.
"Jadi lo maunya apa?" tanya Rangga menantang.

"Kami mau kalian semua berlutut sama kita," kata cowo itu sambil melihat teman-temannya.
.
"Wahh lo gila," ketus Erwin.
.
"Woi maksud lo apa!" sambung salah satu teman cowo itu teriak.
.
"Udah ga usah basa-basi lagi. Serang!" ujar cowo itu.

Pertarungan pun tidak terhindarkan Karena Rangga dan teman-temannya kalah jumlah. Mereka memutuskan untuk berlari dengan cara berpencar. Cowo itu tetap mengejar mereka. Rangga masuk ke sebuah gang sempit. Rangga terjebak disana karna di depan. Teman-teman cowo itu datang menghadang. Cowo dan teman-temannya itu datang, menghampiri Rangga sambil membawa sebuah balok kayu.

"Lo mau kemana sekarang?" tanya cowo itu.

Tak lama kemudian. Cowo itu bersama teman-temannya mengeroyok Rangga hingga pingsa tergeletak tak berdaya. Rangga dengan tubuh Rangga yang penuh dengan luka lebam.

"Udah kita cabut. Biarin dia mati di sini." kata cowo itu lalu tertawa.

Mereka pergi meninggal Rangga yang sedang terluka parah.

Jam 01:44 WIB. Diana sedang berjalan pulang menuju rumah, selesai jualan. Diana tidak sengaja melihat Rangga yang sedang tergeletak di tengah jalan.

"Aduh ... siapa tuh, yang lagi tiduran." Hingga Diana menghampiri Rangga.

"Inikan Rangga. Di sekujur tubuh banyak luka-luka."
.
"Walaupun dia sering jahatin gue.Tapi, gue harus nolongin dia." gumam Diana sambil meletakan Rangga di gerobaknya walaupun sedikit sulit.

Diana tiba dirumahnya, yang sederhana.

"Bibi!" teriak Diana sambil mengatur napas karna cape mendorong grobaknya.
.
"Iyah ... tunggu," sahut Bibi dari dalam rumah.

Bibi membukakan pintu. Bibi kaget saat melihat ada seorang cowo di grobak Diana.

"Itu teh siapa? Mukanya teh biru-biru gitu," ucap bibi.
.
"Nanti, Diana ceritain di dalem. Sekarang tolong Diana," ujar Diana sambil mengngangkat Rangga.
.
"Iya atuh sini, Bibi bantu." kata Bibi sambil membantu Diana.

Mereka mengangkat Rangga ke sebuah kamar yang ada di rumah itu.

"Bi, tolong ambilin lap sama air hangat," ujar Diana.
.
"Iya, tunggu sebentar." sahut Bibi.

Setelah Bibi mengambilnya dan memberikan pada Diana. Diana langsung membersihkan luka-luka yang ada pada Rangga, dengan penuh hati-hati, lalu mengobatinya.

"Kalau lagi tidur gini. Rangga kelihatan ganteng." tersenyum.
.
"Tapi, juga nyebelin. Karena dia gue di DO dari sekolah."

Keesokan paginya, Rangga tersadar dari pingsamnya dan melihat ada Diana sedang tidur di sofa yang tidak jauh darinya.

"Dimana gue?" melihat sekitar "Aduh sakit banget," ucap Rangga sambil memegang kepalanya. Dan tiba-tiba Diana terbangun.
.
"Lo sudah sadar," ucap Diana.
.
"Lo ngapain disini?" tanya Rangga.
.
"Idih ... hello. Sekarang lo ada dirumah gue," jawab Diana nampak kesal.
.
"Oh iya, tadi malamkan gue digebukin orang," batin Rangga. Dan berusaha beranjak dari kasur.
.
"Ehh, lo mau kemana?" tanya Diana menghadang.
.
"Gue mau pulanglah! Gue nggak betah di kamar sempit ini," ucap Rangga.
.
"Silahkan paduka," ucap Diana tersenyum sinis. Lalu berjalan kembali ke sofa.
.
"Tapi, kalau lo sampai jatuh. Dan di jemput tuhan! Jangan pernah salahin gue," ucap Diana.
.
"Maksud lo, gue mati gitu," balas Rangga ketakutan.

Saat Rangga berkata seperti itu. Rangga terjatuh dari kasur. Spontan Diana langsung memegangnya. Posisinya seperti sedang memeluk.

"Kalau dilihat dari dekat gini. Diana cantik juga," batin Rangga.
.
"Kenapa gue dek-dekan gini ya," batin Diana
.
"Lepasin gue." ucap Rangga.

Diana pun melepaskan pegangannya secara seponta saat Rangga berkata seperti itu. Dan Rangga kembali naik ke kasur. Dan tak lama kemudian Bibi datang ke kamar sambil membawakan bubur.

"Aden kasep udah siuman," kata Bibi tersenyum. Lalu meletakan bubur di meja tak jauh dari kasur Rangga.
.
"Ini apa?" tanya Rangga.
.
"Lo orang kaya nggak, si? Itu bubur," ketus Diana nampak kesal.
.
"Yah ... gue baru lihat aja bubur bentukannya kaya gini! Ini ada vitamin ya nggak, si?" tanya Rangga
.
"Di cobain dulu atuh kasep. Pasti enak, vitaminnya juga banyak," jawab Bibi tersenyum.
.
"Loh udah di tolong. Tapi, nggak ada rasa terima kasih. Songong loh malah merajalela," ketus Diana.
.
"Udah bi bawa aja lagi ke dapur."
.
"Ya udah atuh," kata Bibi nampak kecewa sambil mengambil bubur dari meja.

RAGANA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang