19

8 3 0
                                    

"Satu hal lagi," kata Diana dan masih mendekatkan wajahnya pada Rangga.
.
"Apa?" tanya Rangga.
.
"Napas lo bau ... Lain kali kalau lo mau gue ajarin, lo harus singkat gigi dulu," jawab Diana dan masuk ke rumah.
.
"Hah ... ternyata bau juga." kata Rangga dan masuk ke rumah.

Setelah di rumah, Diana membawa buku-buku pelajaran dan kisi-kisi soal.

"Buku lo mana?" tanya Diana sambil meletakan buku.
.
"Gue enggak bawa buku!" jawab Rangga tersenyum dan mengambil satu buku Diana.
.
"Gampang banget lo bilang gitu. Terus gue ajarinnya kaya mana?" ucap Diana nampak emosi dan duduk di sofa berhadapan dengan Rangga.
.
"Lo ajarin gue dari buku lo aja, susah banget!" sahut Rangga dan membaca buku.
.
"Ok .... " kata Diana dan memulai pembelajaran.

Selama Diana mengajari Rangga. Rangga hanya melihat Diana tanpa memperhatikan apa yang di terangkan Diana.

"Jadi hasilnya berapa Rangga ... " sahut Diana dan melihat Rangga.
.
"Apa?!" ucap Rangga kaget dan buku yang di pegangnya jatuh.
.
"Lo dari tadi lihatin gue, ya!" tanya Diana tersenyum.
.
"Gr banget si lo! Siapa juga yang lihatin lo. Gue cuma lihat foto yang di belakang lo aja!" kata Rangga dengan muka yang memerah lalu menutup mukanya menggunakan buku.
.
"Ouhh ... " sahut Diana dan senyum-senyum melihat tingkah laku Rangga.
.
"Rangga!" sapa Diana teriak.
.
"Iya?" sahut Rangga kaget.
.
"Lo duduknya di samping gue. Di sini!" kata Diana dan menunjuk tempat duduk di sampingnya, yang jaraknya hanya 10cm.
.
"Iya ... " sahut Rangga dan duduk di samping Diana.

Diana menjadi senyum-senyum sendiri saat Rangga duduk di sampingnya.

"Lo kenapa senyum-senyum gitu!" ucap Rangga yang nampak kesal.
.
"Enggak, gapapa. Kali ini gue minta lo seriusnya! Lo dengerin dan pahami. Jangan malah lihatin gue!" bentak Diana dan membuka buku.

2 jam lamanya, Rangga belajar serius dengan Diana. Hingga Diana mulai bosan.

"Hari ini, sampai di sini dulu!" kata Diana menutup buku dan melihat Rangga.
.
"Akhirnya ... " sahut Rangga dan menarik napas dalam-dalam.
.
"Lo Sebenernya ngerti enggak, si?" tanya Diana.
.
"Ngerti lah ... btw, gue jadi laper. Tenaga gue di kurus mikirin soal-soal tadi," ujar Rangga tersenyum dan menatap Diana.
.
"Jangan bilang, lo minta gue buat bikin nasi goreng,"  sahut Diana terkejut dan mendekatkan wajahnya.
.
"Ternyata bukan napas gue doang yang bau, ternyata lo juga," canda Rangga dan mendorong muka Diana secara perlahan.
.
"Gue serius," sahut Diana nampak kesal.
.
"Yah enggaklah, gue mau makan di luar. Tapi, lo harus ikut," kata Rangga.
.
"Kenapa gue harus ikut? Kan lo bisa langsung pulang selesai makan. Kalau gue ikut lo harus anterin gue lagi!" ucap Diana.

Tak lama kemudian Bibi yang ada di rumah Diana datang.

"Ehk ada aden kasep!" kata Bibi dan menutup pintu.
.
"Iyah, bi!" sahut Rangga tersenyum.
.
"Kenapa enggak di kasih minum atuh, non!" tanya Bibi dan duduk di sofa.
.
"Enggak usah, bi! Soalnya gue sama Diana mau pergi ke luar!" ucap Rangga dan melihat Diana.
.
"Iyah, bi. Atau Bibi mau Diana bikinin minum?" tanya Diana.
.
"Enggak usah! Kalian berangkat aja, takut kemaleman pulangnya!" jawab Bibi.
.
"Ya udah bi kalau gitu kami pergi dulu!" kata Rangga dan berdiri.
.
"Tunggu dulu, gue mau ambil jeket!" sahut Diana dan pergi.
.
"Gue tunggu di luar." ucap Rangga dan pergi ke luar.

Setelah Diana mengambil jeket. Mereka langsung berangkat.

"Kita mau ke mana, si?" tanya Diana.
.
"Lo duduk manis aja di situ," jawab Rangga tersenyum.
.
"Btw, ini mobil siapa? Bagus banget!" ucap Diana dan melihat sekelilingnya.
.
"Ini masih mobi bokap gue! Tunggu sampai lo lihat mobil gue!" sahut Rangga tersenyum.

Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah mall.

"Kita ngapain di mall?" tanya Diana.
.
"Mancing!" jawab Rangga tersenyum.
.
"Mancing kok di mall. Ada-ada aja!" sahut Diana tersenyum dan menyenggol Rangga.
.
"Yah ... Habisnya lo nanya aneh banget," kata Rangga.
.
"Ya udah kita masuk!" ucap Rangga dan memegang tangan Diana.

Sepontan Diana kaget dan melihat tangannya.

RAGANA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang