"Sakit tau!" ucap Rangga sambil memegang kakinya.
.
"Bodo." ucap Diana nampak marah lalu berjalan pergi meninggalkan Rangga.Rangga mengejar Diana. Dan kembali berjalan bersama.
"Tapi, mungkin itu bukan istri bokap lo. Mungkin aja dia itu, teman kerja bokap lo!" ucap Rangga.
.
"Gue ga tau. Pokonya waktu itu gue benci banget sama papah gue!" kata Diana.
.
"Terus, kenapa lo yang harus kerja? Kenapa bukan Bibi lo aja?" tanya Rangga.
.
"Bibi gue kerja jadi pembantu rumah tangga. Jadi, ga mungkin gue cuma makan tidur aja dirumahnya?" jawab Diana.
.
"Emangnya suaminya kemana?" tanya Rangga.
.
"Udah meninggal, lama banget," jawab Diana.
.
"Jadi yang biayain lo sekolah, siapa?" tanya Rangga.
.
"Gue di bantu Bibi. Lagian gue dapet beasiswa," jawab Diana.
.
"Ohh." kata Rangga.Tak lama kemudian mereka sampai di pasar.
"Bau banget disini! Gue bisa-bisa pingsan!" ucap Rangga sambil menutup hidung.
.
"Namanya juga pasar. Kalau lo mau yang harum. Pergi ke mall," jawab Diana sedikit tertawa.
.
"Lagian kenapa ga ke supermarket aja. Disana bahan-bahannya lengkap, dan ga bau kaya disini!" ucap Rangga sambil terus berjalan.
.
"Di sini. Kita bisa nawar. Coba di supermarket, pasti jarang mau di tawar." ucap Diana.Tak lama kemudian mereka sampai di kios sayur-sayuran langganan Diana.
"Seperti biasa ya bu," ucap Diana tersenyum pada Ibu pemilik kios.
.
"Iyah!" jawab Ibu kios.
.
"Siapa dia? Pacar kamu?" tanya Ibu kios ke Diana sambil memasukan bawang merah.
.
"Bukan bu. Ga kenal saya juga. Tau-tau udah ngikutin saya," ucap Diana sedikit tertawa.
.
"Apa lo bilang?" ucap Rangga sedikit kesal berbisik.
.
"Kan emang benar kita itu ga pacaran. Ga temenan!" kata Diana berbisik.
.
"Tapi, jangan gitu juga dong" kata Rangga kesal berbisik.
.
"Hati-hati. Sekarang banyak maling berkeliaran!" ucap Ibu kios.
.
"Benar banget bu," ucap Diana tersenyum.
.
"Mas ... " ucap Ibu kios memanggil Rangga.
.
"Iyah?" kaget Rangga.
.
"Mas maling ya! Ganteng-ganteng jangan jadi maling mas. Mending jadi suami saya yang ke 3!" ucap Ibu kios tersenyum pada Rangga.Diana hanya tertawa saat ibu kios berkata seperti itu.
"Bukan bu! Gue pacarnya Diana bu. Gue bukan maling," ucap Rangga gemetaran.
.
"Kamu gimana si, Diana. Kok ga dianggap pacarnya. Padahal ganteng lo, cuma ada sedikit biru-biru aja di mukanya," ucap Ibu kios.
.
"Iyah ni bu. Diana suka becanda gitu!" ucap Rangga sambil merangkul Diana.
.
"Lo bilang aja Iya!" ucap Rangga berbisik ke Diana.
.
"Iyah bu, saya tadi cuman becanda. Iya becanda!" Diana senyum kebingungan.
.
"Ya udah ini belanjaanya. Lain kali harus di akui!" ucap Ibu kios sambil memberikan belanjaanya.
.
"Hehe iya, bu!" ucap Diana tersenyum sambil memberikan uang.
.
"Makasih ya bu!" ucap Diana.
.
"Iyah, sama-sama," kata Ibu kios.
.
"Pegang ni!" ucap Diana pelan ke Rangga sambil memberikan belanjaanya.Setelah belanja bahan-bahan untuk membuat nasi goreng. Mereka kembali pulang ke rumah.
"Hah ... Gue cape banget." ucap Rangga mengatur napas.
.
"Kan udah gue bilang!" ucap Diana tersenyum sambil membawa belanjaanya ke dapur.Di dapur. Rangga melihat Diana membuat semua bahan-bahan untuk pembuatan nasi goreng.
'Gue jadi kagum. Di umurnya yang muda kaya gini, dia udah bisa menjadi anak mandiri. Beda banget sama gue," ucap Rangga dalam batin sambil melihat Diana.
.
"Ngapain lo lihatin gue! Jangan-jangan lo suka sama gue kan!" ucap Diana dengan senyum meledek.
.
"Apa, suka? Lo bukan tipe cewe gue! Lagian gue udah punya pacar. Lebih cantik dari lo!" ucap Rangga sedikit risih.
.
"Ohh," ucap Diana.
.
"Jangan-jangan lo, yang suka sama gue. Kenyataanya gue ganteng,kaya. Iya, kan?" ucap Rangga sambil senyum-senyum manis
.
"Idih ... Pede banget si lo!" ucap Diana sedikit kesal.
.
"Lebih baik lo jauh-jauh sana! Jangan deket-deket gue!" ucap Diana.
.
"Siapa juga yang mau deket sama lo! Gue cuma pengen bantuin lo," kata Rangga.
.
"Gue tau. Modus lo kan? Lo deketin gue, terus lo cium gue. Iya,kan? Dasar otak mesum. Sana pergi!" ucap Diana lalu melempar tomat ke arah Rangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGANA (Selesai)
RomanceMenceritakan seorang pria yang jahil di sebuah sekolah. Hampir tiap hari dia mendapatkan hadiah dari tindakannya itu, yaitu surat panggilan. Tapi, Rangga mulai berubah saat dia bertemu dengan gadis cantik, siswi baru di kelasnya. Walaupun perkenalan...