Prolog

16.7K 374 5
                                    

Kisah ini adalah fiksi. Nama, karakter, kejadian, dan dialog adalah hasil pemikiran penulis dan terinspirasi dari buku yang ia baca dan film yang ia tonton. Mohon maaf jika ada kesalahan kata atau kesamaan adegan. Tidak ada maksud tertentu apalagi merugikan pihak lain.

***

Milan, Italia

     Kota Milan adalah sebuah kota yang menjadi pusat ekonomi dan keuangan dari negara Italia. Selain itu, Milan juga terkenal dengan keindahan seni arsitekturnya. Banyak turis yang menghabiskan waktu luangnya untuk menjelajahi kota ini.

     Walaupun Milan adalah pusat perekonomian, apakah perekonomiannya sesuai dengan julukannya? Nyatanya, di balik julukan tersebut banyak pihak yang mencoba mendominasi dan mengontrol serta berusaha menguasai perekonomian negara.

     Pihak yang dimaksud adalah Mafia.

     Lucio De Luca, seorang pemimpin keluarga Mafia paling kejam di Italia. Dari generasi-generasi sebelumnya, Keluarga De Luca memang tidak mengenal kata ampun bagi orang-orang yang sudah berkhianat pada keluarganya.

     Seperti pada umumnya Mafia, mereka selalu menutupi kejahatan mereka dengan mendirikan bisnis legal yang tentunya memiliki izin dari pemerintah. Bisnis properti dan media cetak yang mereka jalani dapat dikatakan sukses karena merajai perekonomian seluruh Eropa.

     Hal itu yang membuat Lucio dan keluarganya dikenal oleh banyak orang, terutama di Italia. Lucio bahkan memiliki beberapa kenalan di dunia hukum, seperti polisi, pengacara, dan orang-orang di pemerintahan. Maka tidak heran jika ia kebal terhadap hukum.

     Bisnis ilegal yang Keluarga De Luca jalani tidak jauh berbeda dari Keluarga Mafia-Mafia lainnya. Human trafficking dan penyelundupan narkotika serta senjata adalah contohnya.

     Lucio sendiri adalah pribadi yang sulit bergaul dengan orang lain. Dari zaman ia sekolah, ia hanya memiliki satu sahabat yang bernama Theo. Theo memiliki karakter yang berkebalikan dengan Lucio. Sekarang, Theo menjadi penasihat, consigliere, Keluarga De Luca dan tetap menjadi sahabat Lucio.

     Untuk masalah percintaan, Lucio tidak pernah mengurusnya. Ia hanya fokus pada pekerjaannya sebagai pemimpin—

Triing.. triing.. triing..

     "Halo, ada apa, Ibu?"

     "Fine, See you there,"

     Setelah menutup teleponnya, ia membersihkan jam tangannya dari percikan noda merah yang menyelimuti tangan kirinya. Lucio melirik ke arah beberapa potongan daging besar yang tergeletak di lantai dan menendangnya secara acak.

     "Segera bersihkan!" perintah Lucio pada salah satu bawahannya dan segera keluar dari ruangan tersebut.

***

London, Inggris

     "Cecil! Apakah sudah selesai?"

     Seorang gadis yang merasa terpanggil, menengok.

   "Hi, Jane! I'm working on it and it's almost done,"

     Gadis itu tersenyum dan kembali melanjutkan kegiatannya.

     Cecillia Jones adalah seorang gadis yang menghabiskan hari-harinya dengan melukis atau bermain bersama sahabat dan kekasih hatinya. Bagi Cecil, kedua orang itu adalah orang yang sangat pengertian; tidak menuntut dan selalu menghargai keputusan Cecil.

     Sejak pagi, kekasihnya tidak menghubunginya sama sekali. Bahkan tidak memberikan ucapan selamat pagi seperti biasa. Cecil yang heran dan khawatir pada kekasihnya tersebut memutuskan untuk mengunjungi apartemennya.

     Gadis itu terus berjalan menelusuri lorong apartemen hingga pusat pandangannya melihat sesuatu yang tidak ia inginkan. Ia melihat kekasih dan sahabatnya sedang bercumbu di depan kamar apartemen miliknya dan kekasihnya.

     Cecil terdiam, otot tubuhnya menegang, sendi lutut kakinya melemah, tanpa ia sadari kedua kakinya menuntun tubuhnya untuk segera keluar dari gedung apartemen dan menuju rumahnya.

     "Cecil, are you okay?"

     Cecil tidak menggubris pertanyaan ibunya saat ia melewati ruang tengah dan terus berjalan menuju kamarnya.

     Tidak ada lagi gadis ceria dan hangat yang mengisi hari orang-orang di sekitarnya. Hanya ada sesosok perempuan cantik yang mengurung dirinya di dalam kamar. Orang tua Cecil sedih melihat anaknya seperti itu hingga akhirnya sang ibu mendapatkan sebuah ide.

     Hannah Jones berbicara pada sang suami, Noah, tentang rencananya untuk memberi hiburan pada sang anak dengan mengizinkannya untuk pindah ke Italia. Pada awalnya, Noah menolak karena hal itu bisa saja membahayakan anaknya.

     Cecil beserta kedua orang tuanya memang mengetahui identitas Keluarga De Luca.

     Hannah mengusulkan agar Cecil pindah ke Italia dan tinggal di rumah putra sahabatnya, Catherine De Luca, yang telah menikahi seorang pemimpin Mafia paling kejam di zamannya.

     Siapa yang tidak khawatir jika putri satu-satunya akan tinggal bersama Mafia yang notabenenya memiliki banyak musuh dan bisnis ilegal yang selalu menjadi incaran polisi?

     Namun, berkat bujuk rayu dari sang istri, akhirnya Noah menyetujui hal tersebut dan memercayakan putrinya pada putra sahabat Hannah.

***
To be continued

Paint On You [21+] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang