BAB 11

3.7K 212 1
                                    

     Cecil terbangun karena merasakan adanya gerakan kecil di sekitar punggungnya. Ia mengerjapkan matanya perlahan-lahan dan kemudian terbelalak kaget.

     Panik.

     Tanpa pikir panjang, ia langsung membalikan tubuhnya dan menemukan sosok iblis yang sialnya tampan ini, Lucio, sedang tidur.

     Mata Cecil dengan cekatan mulai memelajari setiap bagian wajah Lucio. Seketika ia teringat aktivitas yang mereka lakukan tadi malam.

     Tadi malam,

     Cecil melepaskan bibirnya dari Lucio saat mendengar apa yang dikatakan pria itu. Dengan berusaha sekuat tenaga untuk tetap fokus dan menatap mata Lucio, Cecil bertanya.

     "Apa maksudmu?"

     "Kamu milikku,"

     "Setelah ini aku pastikan tidak ada pria yang akan menyentuh dan menyakitimu lagi seperti mantan kekasih berengsekmu itu,"

     Pernyataan Lucio membuat Cecil terdiam untuk beberapa saat.

     "Kenapa?"

     Hanya kata tanya itu yang bisa keluar dari bibir manisnya.

     "Aku tidak suka berbagi,"

     Cecil tersenyum hangat ke arah Lucio.

     "Kamu memintaku untuk menjadi pacarmu?"

     Lucio menggeleng, "Tidak, aku memerintahkanmu untuk menjadi milikku."

     "Bossy,"

     "That's me,"

      Setelah percakapan singkat itu Lucio menyuruh Cecil untuk segera membersihkan dirinya. Sedangkan dirinya sendiri masih berada di kolam renang, menikmati sisa-sisa momen matahari terbenam yang tadi ia lewatkan.

     Cecil tersenyum mengingatnya. Tanpa sadar, kedua tangan milik Cecil mulai menyentuh alis pria itu, turun ke hidungnya, dan mengusap pelan pipinya. Jari-jemarinya berjalan ke arah rahang kokoh yang ditumbuhi rambut-rambut halus milik Lucio.

     Tangannya berhenti di saat jari telunjuknya mulai menyentuh bagian pucuk bibir pria yang sangat menggoda di hadapannya ini.

     "Like what you touch?"

     Suara serak itu membuat imajinasi Cecil terpecah.

     Cecil terkejut dan terdiam untuk beberapa detik. Setelah itu, ia tawa kecil keluar dari bibirnya. Tangannya sudah ia tarik turun ke arah dada bidang Lucio. Jari-jari lentik Cecil membuat pola acak di sana.

     "Yes, Sir,"

     Mereka saling tatap untuk beberapa saat sampai akhirnya Lucio kembali mengeluarkan suaranya.

     "Bersihkan dirimu! Aku akan membuatkan sarapan,"

***

     Mata Cecil meneliti punggung lebar Lucio yang tidak ditutupi apapun. Saat ini, prianya itu sedang membuat sarapan dengan bertelanjang dada.

     Cecil yang sedari tadi berdiri di pintu dapur akhirnya masuk dan memeluk Lucio. Bibirnya menciumi bahu pria itu dan tangannya terkait erat di depan perut dengan 8 otot yang telah terbentuk itu.

     Setelah mandi tadi, Cecil langsung mengambil salah satu kaus Lucio dan menggunakannya. Hal itu membuat dirinya tidak perlu menggunakan celana lagi karena kaus kekasihnya itu sudah mencapai setengah pahanya.

Paint On You [21+] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang