BAB 4

5.2K 236 7
                                    

     Dekapan hangat menyelimuti Cecil dan dibalas Cecil sama hangatnya. Setelah berpelukan dengan Tante Kate, Cecil menyalami tangan Om Dominic sambil tersenyum.

     Kate mengajak Cecil untuk mengobrol ringan di taman miliknya. Lucio dan suaminya pergi ke ruang pribadi milik suaminya itu dan mulai membicarakan hal-hal mengenai bisnis keluarga.

     "Bagaimana rasanya tinggal bersama Lucio?

     Setelah duduk dengan nyaman di bangku taman, Kate membuka percakapan dengan senyuman dan nada hangat khasnya.

     "Hm... Belum tahu, Tante. Selama seminggu lebih saya di sana, selama seminggu itu pula Lucio di luar negeri,"

     Kate menganggukkan kepalanya mengerti.

     "Apakah kamu sudah melihat hal yang tidak umum untuk orang normal?"

     "Maksud Tante, pembunuhan?" Ada sedikit keraguan dalam nada bicaranya.

     "Iya,"

     Cecil yang sedari tadi menghadap ke arah Kate mengalihkan pandangannya ke arah hamparan luas di hadapannya. Gadis cantik itu menganggukkan kepalanya.

     Kate menatap Cecil dengan pandangan paham, ia juga dulu pernah mengalami hal seperti itu, orang yang kini menjadi suaminya itu juga melakukan hal yang serupa dengan anaknya.

     "Lucio tidak seburuk itu,"

     "Ia tidak akan membunuh orang jika tanpa alasan,"

     "Lucio juga dulu tidak seperti sekarang, ia benci menjadi Mafia."

     Cecil kembali menatap Kate dengan alis yang terangkat.

     "Mau tante ceritakan tentang masa lalu Lucio dan mungkin sedikit tentang Kamu?"

     Pertanyaan itu diangguki dengan semangat oleh Cecil.

***

14 tahun yang lalu,

     Seorang pemuda berumur 18 tahun melangkahkan kakinya lebar-lebar agar cepat sampai di rumah. Tadi malam, ia mendapatkan kabar bahwa sang kakak tewas dibunuh oleh teman baiknya sendiri.

     Lucio yang saat itu sedang mengambil kursus memasak di Prancis langsung mengambil penerbangan paling awal untuk melihat sosok kakak yang sangat ia kagumi itu.

     Alessio, kakak Lucio, adalah sosok yang ramah, mudah bergaul, dan disayangi oleh semua orang. Berbeda dengan Lucio yang dikenal sebagai sosok yang dingin, sulit bergaul, dan tidak tersentuh.

     Walau begitu, Alessio memiliki seluruh sifat sadis ayahnya. Ia begitu mudahnya membunuh seseorang yang berbohong padanya dan Lucio tidak. Meski Lucio terkesan tidak ingin didekati, sebenarnya Lucio adalah sosok yang lembut dan baik hati.

     Sedari dulu, Lucio sangat membenci dunia Mafia, ia tidak suka melihat pembunuhan terjadi di mana-mana. Hal yang ia gemari hanya memasak, maka dari itu ia memutuskan pergi ke Prancis dan mengambil kursus di sana untuk mengasah hobinya.

     Seluruh keluarganya sudah menyetujui keputusannya, tidak ada yang keberatan, karena memang seluruh perusahaan milik ayahnya baik legal maupun ilegal akan diwariskan kepada Alessio dan Lucio tidak keberatan sama sekali.

     Lucio ingin memulai hidup baru sebagai manusia normal tanpa bisnis yang mempertaruhkan banyak nyawa, namun takdir Tuhan berkata lain. Mulai saat ini, saat kakaknya meninggalkan dunia, ia akan menjadi pengganti kakaknya.

Paint On You [21+] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang