BAB 14

3.1K 188 0
                                    

Cecil menegakkan tubuhnya menatap Lucio tidak percaya, sedangkan Theo menengokkan kepalanya ke arah para pengawal sebagai tanda bahwa mereka harus bersiap-siap.

Permainan berlangsung intens dan seakan memberikan efek magnet, semua orang yang berada di dalam ruang kasino itu, termasuk Tn. Travis, mengelilingi meja mereka.

Lucio tetap bermain tenang dengan tangan yang terus mengelus pinggang Cecil untuk menenangkannya. Sedangkan si penantang mulai kehilangan fokus melihat Lucio tidak tergoyahkan sedikit pun.

Ia terus melakukan raise hingga uangnya habis.

Tidak menunggu lama, permainan pun selesai dan masing-masing dari mereka harus memperlihatkan kartunya.

Sang penantang tersenyum melihat hasil yang ia peroleh, straight full house. Di mana ada 5 kartu berurutan, namun dengan tipe yang sama. Contohnya adalah 3 wajik, 4 wajik, 5 wajik, 6 wajik, dan 7 wajik.

Ia menyandarkan tubuhnya di kursi dan menatap Lucio dengan pandangan meremehkan. Hal itu disebabkan karena hasil yang ia peroleh memiliki tingkat yang lebih tinggi dibanding hasil yang Lucio dapatkan untuk memenangkan permainan sebelumnya.

"Come here, My new bitch!"

Tak!

Kartu yang Lucio sedari tadi pegang jatuh ke atas meja dengan begitu kerasnya dan menampilkan hasil yang sempurna.

Royal flush. Kondisi di mana terdapat 5 kartu dengan tingkatan paling tinggi dengan tipe yang sama. Contohnya adalah 10 keriting, jack keriting, queen keriting, dan as keriting. Tentunya hasil ini adalah nilai tertinggi dalam permainan poker.

Duar!

Lucio langsung berdiri, menurunkan Cecil dari pangkuannya dan memberikan gadis itu ke Theo. Pria itu berjalan ke arah si penantang sambil mengambil pistolnya yang ia selipkan di celana bagian belakang dan menembak alat kelamin milik pria itu.

"Ah!"

Jeritan kesakitan dari si penantang tidak dapat terkontrol. Semua orang berteriak dan berlari ketakutan. Luapan amarah terpendam Lucio belum berhenti sampai di sana, topi fedora yang ia gunakan digoreskannya ke mata sang penantang.

Mulutnya semakin terbuka karena rasa sakit yang ia derita bertambah, Lucio yang merasa risi dengan suara teriakan itu membungkam mulutnya menggunakan topi yang ia pegang sehingga banyak darah yang keluar dari sana.

Topi fedora yang ia gunakan memang dibuat khusus dengan silet-silet sebagai bahan dasarnya. Hal itu yang membuat mata dan mulut si penantang mengeluarkan banyak darah hanya dengan bersentuhan dengan topinya.

Cecil yang melihat ada orang yang mendekati Lucio dengan segera melempar pisau yang ia sembunyikan di leg harness.

"Nice back up," puji pria itu.

Lucio melihat ke arah Cecil dan mengarah pada leg harness yang digunakan gadisnya itu.

"You look sexy," Cecil memerah mendengarnya dan bergumam, sial! Di saat seperti ini dia masih bisa menggodaku.

Duar!

Lucio kembali melepaskan pelurunya ke arah belakang Cecil saat matanya menangkap seseorang mencoba untuk melukai gadisnya.

Keadaan semakin tidak terkendali. Lucio, Cecil, Theo, dan para pengawalnya terus berkelahi dengan pihak lawan.

"Ah!"

Paint On You [21+] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang