BAB 21

2.3K 161 0
                                    

Setelah memastikan bahwa kekasihnya itu sudah tertidur pulas, Cecil segera mengambil ponsel Lucio dan menghubungi Theo. Sebelum tidur tadi, Cecil sudah meminta pria itu untuk pergi ke kasur agar tidurnya nyaman.

Sambil menunggu jawaban dari Theo, Cecil memainkan hidung bangir Lucio.

"Are you already have the answer?"

Suara serak khas bangun tidur milik Theo membuat Cecil melepaskan jari-jemarinya dari hidung pria itu.

"Cecil speaking," Volume suara Cecil dikecilkan agar tidak mengganggu tidur Lucio. Gadis itu menegakkan tubuhnya agar lebih nyaman berbicara dengan Theo.

Terjadi keheningan untuk beberapa detik.

"What? Why are you calling me with Lucio's phone?"

"My phone is in my room, so I use Lucio's,"

"Wait a minute, you knew Lucio's phone password?"

"Of course, why?"

"Oh my god, there is a lot of secret in his phone,"

"I know,"

Theo menghembuskan napasnya panjang, "Are you do this often? I mean, using Lucio's phone,"

"No, I only use it if it's needed, like now,"

"Okay, what do you need right now, Mrs. De Luca,"

Di seberang sana Theo kembali menutup matanya. Bayangkan saja, saat ini pukul 3 pagi yang merupakan jam tidurnya dan Cecil mengganggu tidur nyenyak pria itu.

"Apa ada masalah dengan Lucio?"

"Masalah pekerjaan,"

"Ada apa dengan pekerjaannya sehingga membuat pria itu tidak ingin makan dan tidak bisa tidur?"

Dari situlah semua permasalahan yang dipikirkan Lucio diketahui oleh Cecil. Sebelum menutup sambungan teleponnya, Theo sempat menitip pesan.

"Tolong bantu Lucio memutuskan yang terbaik Cecil,"

"Maksudmu, membujuk kekasihku untuk tidak melakukan kerja sama dengan Tn. Hernandez?"

Theo tertawa kecil. Gadis itu memang tidak bisa memperhalus kalimatnya dan selalu langsung pada intinya, sama seperti Lucio.

"Yes,"

"I will if it is the best,"

"I guarantee,"

Setelah itu sambungan terputus dan Cecil kembali masuk ke dalam pelukan Lucio untuk tidur.

Lucio bangun di pagi harinya dan menemukan Cecil tidur dalam dekapannya. Salah satu tangannya menyingkirkan rambut gadis itu yang mengganggu wajah cantik Cecil.

Menurut Lucio, dirinya sangat beruntung mendapatkan kekasih seperti Cecil. Gadis itu memiliki sifat keras kepala, kuat, bawel, manja, kekanak-kanakan, dewasa, tegas, dan semua itu akan muncul di waktu yang tepat. Entah bagaimana caranya Cecil bisa mengelola semua sifatnya itu dengan baik.

Bulu mata gadis mengerjap menandakan sang pemillik akan segera bangun. Pupil mata gadis itu menemukan milik Lucio, namun bukannya bangun, Cecil malah semakin merapatkan tubuh mereka.

"Wake up,"

Cecil menggelengkan kepalanya di dada Lucio.

"I have to work,"

Paint On You [21+] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang