BAB 2

6.4K 261 7
                                    

     Seminggu Cecil berada di rumah besar milik Lucio dan akhirnya ia menemukan bahwa dirinya sudah merasa bosan. Cecil dengar dari salah satu pelayan, Lucio sedang ada perjalanan bisnis ke luar negeri dan tidak berada di sini.

     Setelah kejadian di mana ia bisa sampai di rumah ini, sebenarnya Cecil ingin menanyakan semua hal yang mengganggunya kepada Lucio. Namun, semua itu diurungkannya mengingat ia juga tidak memiliki kontak pribadi laki-laki tersebut.

     Cecil menegakkan tubuhnya saat ia sadar bahwa selama seminggu ini ia belum mengenal setiap sudut rumah ini dengan baik. Ia hanya akan berani keluar kamar jika untuk ke dapur. Hal selain itu akan ia lakukan sendiri di kamarnya.

     Gadis cantik itu memutuskan untuk menjelajahi rumah Lucio sendirian malam ini.

     Bermodal tekad.

     Malam harinya, Cecil melangkahkan kakinya ke luar kamar dengan perlahan. Berusaha sekuat mungkin untuk tidak menimbulkan suara.

     Di mulai dari lantai 2, di mana kamarnya berada, ia menemukan beberapa ruangan yang sepertinya adalah kamar. Semua kamar di rumah ini memiliki tipe spacious room, yaitu kamar dengan luas yang sangat besar.

     Gadis itu berjalan menelusuri lorong hingga ia menemukan balkon raksasa yang terlihat seperti teras berada di ujungnya. Terdapat beberapa kursi santai di area tersebut.

     Tepat di sebelah teras besar tersebut, ada belasan bangku yang menghadap langsung ke arah kebun yang berada di lantai satu. Dari sini juga terlihat bangunan-bangunan lain milik Lucio yang terpisahkan oleh lorong kecil.

     Bangunan-bangunan itu adalah bangunan yang Lucio buat secara khusus untuk para bawahannya.

     Seperti contohnya, bangunan untuk para pelayan yang tepat berada di sebelah kanan bangunan utama yang dihuni oleh Lucio, Cecil, dan kepala pelayan. Di sebelah kiri, terdapat bangunan untuk para bawahannya dalam bisnis kotor Lucio.

     Tidak jauh dari bangunan itu, ada lagi sebuah bangunan tempat di mana Lucio dan orang-orangnya berlatih.

     Sarana yang ada juga cukup lengkap, seperti arena menembak, boxing ring, knife thrower, gym, dan ruang tengah yang sangat luas dengan lantai yang dilapisi matras untuk melatih kemampuan material arts secara individual.

     Cecil melanjutkan penjelajahannya dan berhenti di depan pintu kamar yang terlihat sangat mengintimidasi dan mendominasi dari semua pintu yang ada.

Kamar Lucio.

Pemikiran itu membuat Cecil tidak berani untuk membuka pintu kamar itu walau rasa penasarannya menggebu-gebu.

Ia jadi teringat perangai yang Lucio tunjukkan, tidak tersentuh dan sangat menyeramkan, tetapi walau Cecil hanya melihat Lucio dalam kurun waktu singkat, Cecil tetap dapat menyatakan bahwa Lucio tampan.

Selesai dengan lantai 2, Cecil akhirnya turun.

     Di lantai 1, ia mendapati ruang tengah, dapur yang sering ia kunjungi dan beberapa ruangan yang sepertinya kamar tidur lagi. Cecil juga menemukan ruangan dengan pintu yang sangat besar, lebih besar dari pintu kamar yang ia duga milik Lucio.

     Kali ini ia memberanikan diri untuk membukanya dan menemukan banyak buku tersusun rapi, perpustakaan. Keluar dari perpustakaan, Cecil melanjutkan langkahnya menuju kolam renang yang terletak di belakang dapur.

     Ia menelusuri kolam renang dengan tenang, menikmati angin malam.

     Ternyata di samping kolam renang, ada kebun. Kebun itu terlihat sangat indah dan merayu kaki Cecil untuk berjalan ke arahnya.

Paint On You [21+] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang