BAB 8

3.6K 215 4
                                    

Siang ini seorang gadis dengan langkah terburu-buru menaiki sebuah lift yang akan segera menutup. Orang-orang yang berada 1 lift dengannya menatapnya bingung dan asing.

Gadis itu menekan tombol lantai paling atas di antara puluhan nomor yang tersedia. Satu persatu orang-orang meninggalkannya dan menyisakan dirinya sendiri di dalam kotak besar itu.

Sudah beberapa bulan ini ia mendapatkan pelatihan fisik yang sangat menguji mentalnya. Pelatih yang katanya profesional itu sangat kejam, bahkan saat Cecil merasa hampir pingsan pun ia masih disuruh untuk menyelesaikan latihannya.

Bermodal beberapa uang yang ia punya, gadis itu kabur dari jadwalnya hari ini. Ia berhasil melewati pekarangan rumah Lucio yang sangat luas dan mengalahkan para penjaga dengan hasil latihan bela dirinya.

Ia terus berlari menjauhi rumah raksasa itu sampai akhirnya ia menemukan kendaraan umum dan segera menaikinya.

Dan disinilah dia sekarang, berada di dalam lift perusahaan milik Lucio, dan akan membuat perhitungan dengan pria dingin itu.

Pintu lift terbuka, beberapa pengawal Lucio yang mengetahui tentang Cecil mengerutkan dahinya bingung, Cecil segera menuju meja sekretaris yang terletak di samping pintu Lucio. Sang sekretaris berdiri menyambutnya dengan senyuman ramah.

    "Is there anything I can help, Ms?"

"Apakah Lucio di dalam?"

Wanita yang sekarang berdiri di belakang mejanya itu kembali bertanya dengan tetap bersikap ramah, "Apakah Anda telah membuat janji sebelumnya, Bu?"

Cecil mengartikan pertanyaan tersebut dengan jawaban bahwa Lucio sedang berada di ruangannya. Bukannya menjawab pertanyaan yang diajukan sekretaris Lucio, Cecil malah melangkahkan kakinya menuju pintu ruangan pria itu.

Sekretaris Lucio menghentikan langkahnya dengan menahan tangan Cecil.

"Bu?"

Cecil menatapnya tidak suka, sang sekretaris mengalihkan pandangannya dari Cecil saat ia menangkap gerakan pengawal Lucio yang memberi isyarat untuk melepaskan tangan gadis itu dan membiarkannya masuk ke dalam ruangan Lucio.

Dengan perlahan, wanita itu melepaskan tangannya pada Cecil dan kembali berjalan ke arah mejanya.

"Mohon tunggu sebentar ya, Bu,"

Cecil menunggu dengan tatapan tidak sabar selagi wanita itu menelepon ruangan bosnya.

"Maaf, Bu. Atas nama siapa?"

"Cecillia Jones,"

Bukannya Cecil tidak bisa bersikap sopan. Sekarang, ia hanya sangat bernafsu untuk meledakkan amarahnya kepada Lucio.

"Silakan masuk, Bu,"

Cecil masuk setelah pintu terbuka. Ia menemukan pria yang telah memasukkannya ke dalam neraka dunia itu tengah sibuk dengan kertas-kertas di tangannya dan tidak menengok ke arah Cecil sedikit pun.

Amarah Cecil semakin meningkat menuju titik tertinggi. Ia menghembuskan napasnya kasar. Tak lama kemudian, ia melepaskan sepatu yang ia gunakan dan melemparnya ke arah tubuh Lucio.

Lucio dengan sigap menangkap sepatu tersebut dan tatapannya beralih ke Cecil.

Pria itu menaikan salah satu alisnya sambil melempar kembali sepatu tersebut ke arah pojok ruangan. Matanya memandangi tubuh Cecil yang mengalami perubahan dari beberapa bulan yang lalu.

Tubuhnya tidak semungil dahulu.

Jaket yang Cecil gunakan untuk menutupi sport bra yang gadis itu kenakan jatuh sampai siku Cecil dan memperlihatkan otot-otot lengannya yang mulai menonjol serta otot perut Cecil juga sudah terlihat samar.

Paint On You [21+] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang