BAB 7

4K 198 2
                                    

     Pintu kamar Cecil dibuka tanpa tata krama sehingga membuat si empunya menatap ke arah pintu dengan tatapan siap perang.

     "Bangun! Kita akan mulai latihan fisik bela diri hari ini,"

     Perkataan Lucio membuat Cecil membelalakan bola matanya.

"Shit! Really? Are you sure?"

     "Just follow me! I'll be waiting you outside," Lucio melangkahkan kakinya menuju pintu kamar Cecil dan kembali berkata, "you just got 5 minutes for get ready."

     Cecil hanya bisa membulatkan mulut dan matanya lebar-lebar. Saat tersadar, ia langsung melarikan dirinya ke kamar mandi untuk bersiap.

***

     Setelah melakukan beberapa pemanasan bersama Lucio, Cecil memulai aktivitas latihan fisiknya.

     Pertama, Cecil dibawa oleh Lucio ke arena menembak. Setelah siap dengan alat-alat yang digunakan, seperti penutup telinga, kacamata, dan tentunya pistol itu sendiri, Cecil berdiri beberapa meter dari target tembakan.

     Lucio berdiri tepat di belakang Cecil untuk memastikan gadis itu aman.

Duar!

     Tembakan pertama Cecil meleset sangat jauh dari titik tengah target. Bahunya juga terpental ke belakang karena gadis itu belum bisa menguasai recoil effect dari pistol yang digunakan.

     Lucio yang berada di belakangnya langsung memegang kedua bahu Cecil saat ia melihat gadis itu hampir jatuh. Tangannya membuka salah satu penutup telinga yang digunakan Cecil dan bertanya dengan jarak yang sangat dekat antara telinga dan bibirnya.

"Are you okay?" Cecil mengangguk mengiyakan.

     Lucio kembali membenarkan letak penutup telinga milik Cecil dan mulai mengulurkan kedua tangannya ke depan untuk ikut memegang pistol yang telah Cecil pegang sebelumnya.

     Pria itu juga membetulkan posisi berdiri Cecil yang salah.

     Wajah Lucio terletak di sebelah wajah Cecil karena pria itu menurunkan badannya agar sejajar dengan Cecil. Jari telunjuk Lucio mulai menuntun jari telunjuk Cecil untuk menekan pelatuk dan—

Duar!

     Suara tembakan kembali terdengar. Kali ini peluru menancap tepat sasaran, namun bukannya senang, Cecil malah terdiam.

     Hembusan napas Lucio yang mengenai leher jenjang Cecil sangat mengganggu kesadarannya. Rambutnya yang dikuncir kuda dan baju tanpa lengan yang gadis itu kenakan membuat kulit mereka sering bergesekan secara intim.

     Kesadaran Cecil kembali saat Lucio melepaskan dekapannya.

     "Coba lagi!"

     Gadis itu pun kembali menembakan beberapa pelurunya.

     Setelah memastikan Cecil sudah cukup baik dalam hal menembak, Lucio membawa Cecil keluar dari arena tersebut.

***

     Saat ini mereka, Lucio dan Cecil, sedang berada di tengah ruangan besar yang beralaskan matras. Cecil diberikan hand wraps yang biasanya digunakan untuk latihan tinju dan segera memakainya.

     Samsak berada di hadapannya terlihat hampir sama dengan ukuran tubuhnya. Hal itu membuat Cecil menyeringit tidak percaya diri.

     "Go!"

Paint On You [21+] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang