BAB 22

2.3K 146 1
                                    

Klik.

Lucio mengunci pintu dengan remote di tangannya. Matanya menatap tajam Cecil di ujung sana.

Cecil yang mendengar permintaan Lucio dan bunyi pintu yang dikunci sempat terdiam sejenak. Tidak menunggu lama, gadis itu segera berjalan ke arah Lucio sambil melepaskan perlahan coat yang menutupi lekuk tubuhnya yang tercetak jelas pada pakaian Cecil.

Gadis itu menatap kekasihnya dengan pandangan menggoda. Melihat Lucio menahan gairahnya merupakan pemandangan favorit Cecil. Saat gadis itu berada di jangkauan Lucio, pria itu menarik Cecil ke dalam pelukannya.

Tanpa basa basi, Lucio segera memutar tubuh Cecil sehingga membelakangi dirinya dan menghimpitnya di antara meja dan badan pria itu. Tangan Lucio menaikan rok serta menurunkan celana dalam yang digunakan Cecil dan membuka celananya sendiri.

"Lucio!"

Lucio menyentakan kejantanannya ke dalam Cecil secara tiba-tiba. Cecil yang tidak siap pun hanya mengerang antara kesakitan dan kenikmatan.

  Jari telunjuk dan tengah milik pria itu bergerak menuju bagian klitoris Cecil dan menggosoknya kasar. Hal itu yang menyebabkan sedikit demi sedikit cairan milik Cecil keluar dan melumasi bagian intim mereka agar tidak sakit.

Setelah memastikan bahwa gadisnya tidak akan merasakan sakit, Lucio menghentak-hentakkan dirinya dengan cepat dan keras membuat Cecil menjerit kenikmatan.

Tangan kanan Lucio digunakan untuk meremas kuat payudara milik Cecil dari balik kemeja yang digunakan kekasihnya itu. Bibirnya ia arahkan ke spot favoritnya dan membuat Cecil kembali mengerang. Tangannya yang lain menuju leher gadis itu dan membawa kepala Cecil agar bersandar di bahunya.

"Argh!"

  Cecil berteriak saat tangan besar milik Lucio meremas bokongnya lalu menamparnya dengan keras. Bukannya merasa sakit, Cecil malah merasa semakin bergairah.

Bunyi persatuan tubuh mereka memenuhi seluruh ruangan siang itu. Lucio menggeram, otot-otot tubuhnya menegang sesaat Cecil mendapatkan pelepasannya. Pria itu menghentak semakin cepat dan dalam, membuat Cecil tidak bisa berhenti mendesah.

Hingga akhirnya kecepatan Lucio berkurang, namun hentakannya semakin dalam. Lucio mencapai puncak kenikmatannya.

Lucio membalikkan tubuh Cecil sehingga menghadap ke arahnya dan mendudukan gadis itu di meja kerja milik Lucio. Dilepasnya celana dalam Cecil yang sedari tadi menggantung di betisnya.

Pria itu berlutut di lantai dan menaikkan salah satu kaki Cecil ke pundaknya. Jarinya membuka lipatan kewanitaan Cecil yang basah. Lidahnya terjulur, menyentuh klitoris Cecil.

Cecil mencengkeram kuat rambut Lucio yang berada di antara kedua pahanya. Lucio semakin bernafsu melumat milik Cecil dan gadisnya itu bergerak liar, tidak tahan dengan kenikmatan yang diberikan sang kekasih.

Bunyi kecapan mulut Lucio yang melumat kewanitaannya membuat Cecil semakin menggila. Tubuhnya kembali mengejang dan gerakannya semakin tidak terkontrol.

Tubuhnya bergetar saat kembali merasakan kenikmatan itu. Lucio terus menjilat dan menghisap milik Cecil sampai tubuhnya dibangunkan paksa oleh Cecil dan posisi mereka tertukar.

Saat ini Lucio sedikit duduk di atas meja dan Cecil yang berlutut di bawahnya. Kejantanan pria itu digenggam kuat oleh tangan lentik Cecil dan hal tersebut membuat dirinya tidak dapat menahan geramannya.

Cup!

Cecil mengecup ujung kepala bukti gairah milik Lucio. Pria itu menatap Cecil yang berada di bawahnya dengan pandangan menggelap penuh nafsu. Tidak sampai di situ, Cecil juga mengecupi singkat setiap jengkal dari kejantanan Lucio.

Paint On You [21+] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang