BAB 23

2.1K 141 0
                                    

     "No!"

     Sebelum Lucio menjawab, Cecil sudah memberi tanggapannya.

     "Why?" Loraine menjaga senyumnya walau di dalam hati wanita tersebut ingin menjambak Cecil.

     "Aku berangkat sekarang," pamit Lucio lalu mengecup singkat kepala Cecil di hadapan Loraine yang terdiam melihat perlakuannya.

     "Kenapa? Karena aku tidak ingin serumah denganmu,"

     Balas Cecil saat Lucio sudah pergi menggunakan mobilnya.

     "Kalau begitu, kamu saja yang pergi dari sini, Anak Kecil,"

     Cecil menatap Loraine tidak percaya.

     "Aku tahu apa tujuanmu saat ini. Tapi maaf, Lucio adalah kekasihku,"

     "Selama kalian belum menikah, aku tidak akan menyerah."

     Perkataan Loraine membuat Cecil membelalakan matanya. Bahkan wanita itu tidak menyangkalnya sama sekali.

     Tidak tahu malu, batin Cecil.

     "Baik, karena Lucio sudah memakan makananku, aku akan pulang sekarang,"

     "Pulang sana! Tidak usah kembali lagi,"

     Saat pintu utama rumah Lucio sudah tertutup, Cecil kembali mengumpat.

     Dasar jalang!

***

     Lucio segera menuju kantornya saat ia mendapat pesan masuk dari Theo dan mengatakan bahwa ada masalah dengan pengiriman manusia ke Austria.

     "Bagaimana bisa?"

     Itu adalah pertanyaan pertama Lucio saat dirinya masuk ke dalam ruangannya. Theo yang berjalan di belakang pria itu berbicara kepada sekretaris Lucio untuk menjadwalkan ulang semua pertemuan hari ini dan menutup pintu.

     "Salah satu pihak ada yang membocorkan jadwal kita dan ya, ini semua terjadi,"

     Orang-orang yang mereka kirim ke Austria mendapat masalah karena tertahan di posko pertahanan perbatasan antara Italia dan Austria. Pihak De Luca segera menelepon para petinggi negara untuk membantu mereka.

     Namun terjadi sedikit kesulitan karena pihak yang membocorkan jadwal mereka adalah agen CIA dan telah bekerja sama dengan polisi Austria.

     "Ini akan membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk melepaskan orang-orang kita,"

     Semakin bertambahnya hari, semakin gencar juga pendekatan yang dilakukan Loraine kepada Lucio. Karena masalah pekerjaan, Cecil juga tidak dapat melihat Lucio dalam beberapa hari terakhir. Bahkan gadis itu dilarang untuk pergi ke kantornya.

     Hubungan mereka sedikit merenggang karena Loraine dan juga pekerjaan yang menyita waktu Lucio. Loraine menggunakan semua cara agar semua waktu istirahat Lucio yang sangat sedikit itu digunakan untuknya.

     Cecil yang mengetahui hal itu tentu tidak berdiam diri. Gadis itu mendatangi Lucio yang sudah 3 hari pulang ke rumah dan jarang membalas pesannya ke kantor pria itu.

     "Lucio,"

     Pria yang dipanggil namanya itu segera mengalihkan pandangannya ke arah pintu.

     Matanya bertemu dengan mata gadis yang ia rindukan dalam diam.

     Cecil yang awalnya ingin memarahi Lucio terdiam melihat penampilan prianya itu. Terdapat cekungan hitam di bawah matanya, rambut Lucio yang tidak rapi juga menjelaskan bahwa pria itu sangat sibuk.

Paint On You [21+] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang