Belati 2

659 149 35
                                    

"Sana! Jangan dekat dekat!" Teriak Soojin sambil berjalan menjauhi gadis itu.

"Siapa juga yang dekat dekat, aku dari tadi duduk di sini kok,"

"Kau... Kenapa kau menolong ku? Bukankah seharusnya kau mendukung ayahmu Si Wei Tianzhi keparat itu?"

"Hey, aku tidak suka ya kalau kau memaki maki ayahku. Ku akui dia memang agak keparat sih, tapi dia sangat menyayangi ku sebagai anaknya," gadis itu berdiri dari duduknya.

"Jangan mendekat!" Teriak Soojin.

"Hhh.. kau ini masih belum sadar juga. Untuk apa aku capek capek menolongmu hah? Kalau ayahku tau, bisa bisa aku dicambuk 50 kali,"

"Lalu kenapa kau menolongku?"

"Aku menyukaimu,"

Soojin tersentak.

"Apakah orang ini bodoh?" Batin Soojin.

"Aku tidak bodoh," ucap gadis itu seolah olah tau apa yang Soojin pikirkan.

"D-dia bisa membaca pikiranku?" Batin Soojin lagi.

"Ya, aku bisa baca pikiranmu,"

"Hey, sudahlah. Jatuhkan pedang itu dari tanganmu. Aku tidak memiliki niat jahat apapun kepadamu. Aku bersumpah," ucap gadis itu sambil menengadah ke langit.

"Aku tidak bisa mempercayai mu begitu saja," ucap Soojin.

Drap... Drap...

Mereka berdua mendengar suara derap langkah kuda mendekati mereka. Tidak hanya satu tapi sepertinya ada sekitar 20 kuda.

Gadis itu mengambil pedang miliknya. Lalu menarik Soojin ke dalam semak semak (?)

"Shhhh,"

Gadis itu mengintip dari celah semak semak, dia melihat ayahnya bersama beberapa anggota sekte.

"Kemana mereka pergi?" Tanya Wei Tianzhi.

"Tadi saya melihat, nona muda membawa putri Seo Dae Hyun ke sini Tuan,"

"Lalu dimana mereka sekarang?!"

Namun tidak ada jawaban.

"Dimana mereka?! Apa kalian tidak punya mulut untuk menjawab?!"

"Ma-maaf Tuan, tapi kami kehilangan jejak,"

Pedang Wei Tianzhi melayang ke arah anggota itu dan memisahkan kepala dari lehernya.

"Paman!" Bisik gadis itu, dia mencengkram pedangnya erat erat.

"Wei Shuhua!!!!"

"Dimana pun kau bersembunyi ayah akan menemukan mu! Jadi lebih baik tunjukkan dirimu dan serahkan anak Seo Dae Hyun itu kepadaku!"

"Dengan begitu, mungkin hukumanmu akan ku ringankan!"

"Hey, namamu Wei Shuhua?" Bisik Soojin.

"Ya, maaf tadi aku lupa memperkenalkan diri," jawab Shuhua sambil tersenyum.

"Senyum nya manis sekali," batin Soojin.

"Terima kasih," jawab Shuhua.

Wajah Soojin memerah, dia lupa kalau Shuhua bisa membaca pikiran.

"Wei Shuhua! Jika kau tidak muncul dalam hitungan ke 3, maka semua paman paman yang kau cintai ini akan kupenggal! Semuanya!"

Rosa Mystica || SooShuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang