Shuhua memeluk Soojin erat. Wajah Soojin sangat pucat, matanya semakin lama semakin sulit untuk di buka. Soojin terlihat seperti bunga yang mulai layu. Sehelai kelopak yang ada di gaunnya gugur.
Shuhua meraih kelopak itu dan menggenggamnya erat, air mata mengalir deras di pipi Shuhua.
"Jangan menangis Shuhua," ucap Soojin dengan suara yang sangat lemah.
"Dimana Shuhua yang pemberani itu pergi?" Ucap Soojin lalu mengelap air mata Shuhua dengan punggung tangannya.
"Maafkan aku Soojin, maaf,"
Shuhua meraih tangan Soojin dan menempatkannya di pipinya, merasakan sentuhan lembut dari Soojin.
"Shuhua," ucap Miyeon yang sedari tadi menatap mereka berdua.
"Saat kelopak di tubuh Soojin habis dan gugur, itulah saat nya kau harus mengucapkan kata kata perpisahan,"
"Tidak! Tidak, jangan katakan itu... Aku mohon..." Shuhua mengeratkan pelukannya.
Miyeon memandang kepedihan itu, dia sangat mengerti bagaimana perasaan Shuhua saat ini. Tangisan Shuhua memenuhi hutan, semua hewan ikut bersedih bersama Shuhua.
Perlahan mata Soojin mulai tertutup, napasnya melemah.
"Soojin, Soojin buka matamu..." Shuhua mengelus pipi Soojin lembut.
"Sayang, aku mohon buka matamu,"
"Buka matamu dan lihat aku Soojin,"
"Lihat aku..."
Shuhua menggenggam tangan Soojin yang dingin, berusaha untuk menghangatkan tangan itu.
"Shuhua..." Ucap Soojin lirih.
"Ya, ya aku di sini,"
"Tersenyumlah, aku ingin melihat senyum mu,"
Shuhua memandang Soojin, bagaimana dia bisa tersenyum dalam keadaan seperti ini?
Shuhua memejamkan matanya lalu menghela napas panjang. Shuhua berusaha untuk menunjukkan senyum terindahnya kepada Soojin.
"Benar, teruslah tersenyum seperti itu,"
Meskipun bibirnya tersenyum, air mata tidak berhenti mengalir dari mata Shuhua yang sembab.
Miyeon tidak tahan lagi melihat keadaan Shuhua dan Soojin. Dia memalingkan wajahnya, hatinya terasa sesak.
"Apa aku harus membantu mereka? Cinta yang mereka miliki itu, apakah lebih kuat daripada aturan yang mengikat ku?" Batin Miyeon.
"Soojin! Soojin bangunlah!" Shuhua menepuk nepuk wajah Soojin.
Soojin kehilangan kesadaran nya, satu kelopak gugur dari tubuhnya.
"Dewi," ucap Soyoen.
"Apakah tidak ada hal yang bisa kita lakukan?"
"Ada satu hal yang bisa mengembalikan Soojin,"
"Benarkah? Apa itu?"
"Tapi aku tidak yakin Shuhua mampu melakukannya,"
"Shuhua pasti mampu Dewi, cintanya pada Soojin sangat besar,"
Miyeon menghela napasnya, dia sudah membulatkan keputusan.
"Shuhua," ucap Miyeon seraya mendekati Shuhua.
"Ada satu hal yang bisa menyelamatkan Soojin,"
"Benarkah? Katakan padaku apa itu,"
Miyeon menatap Shuhua dalam dalam.
"Pergilah ke puncak gunung, di sana ada mata air kehidupan yang bisa mengembalikan Soojin,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosa Mystica || SooShu
Fanfic"Aku tidak bisa memiliki mu dengan wujud ini. Aku sangat beruntung karena kamu mengutukku Soojin. Dan hari ini, kutukan itu akan datang tapi bukan sebagai hal yang menyakitkan untukku. Karena akhirnya, aku bisa bersatu denganmu."