Sebulan berlalu, tidak banyak hal yang berubah.
Shuhua masih terus menerus pergi ke Gunung Caeli dan berakhir terbangun di atas tempat tidurnya. Dia pergi di pagi hari lalu melewati batas segel di sore hari. Dia biasanya menghabiskan waktu dengan 'berbincang' kepada mawar merah itu.
Minnie dan Yuqi ditugaskan dari Pusat Penelitian untuk menelusuri wilayah yang jauh dari kota. Sebenarnya Minnie ingin menolak, dia ingin mengawasi gerak gerik Jisoo dan Shuhua, namun perintah adalah perintah.
Jisoo, terus menerus menempeli Shuhua, bahkan dia seperti pindah rumah ke apartemen Shuhua. Tapi dia tidak setiap hari ikut ke gunung bersama Shuhua. Terkadang dia pergi ke laboratorium dan mengerjakan tugasnya.
Ah satu lagi. Shuhua mendapat surat peringatan dari Pusat Penelitian. Kenapa? Tentu saja karena dia mulai melalaikan pekerjaannya. Dia tidak pernah mengirim laporan hasil penelitian nya di Gunung Caeli, tidak pernah datang ke laboratorium, dan melalaikan tugas sebagai Ketua lab.
Bahkan hari ini, Shuhua pun berencana pergi kesana, meskipun dia mengalami demam tinggi sejak kemarin.
Shuhua memegangi kepalanya yang pusing, daritadi dia tidak fokus menyetir karna kepalanya nyut nyutan.
Oh my God
"Halo?"
"Shuhua!"
Shuhua menjauhkan hp dari telinganya. Suara melengking itu bisa memecahkan gendang telinganya.
"Apaan sih Qi?" Protes Shuhua.
"Lu pergi ke Gunung Caeli lagi hari ini?"
"Iya, ini udah di jalan,"
"Shuhua onyettt... Lu bukannya lagi demam ya?"
"Emang kenapa sih? Heran,"
"Lu itu lagi sakit bego, istirahat dulu yang bener satu hari dong, sehat dulu,"
"Gak bisa Qi, gua harus ke sana 100 hari berturut turut, kalau kelewat satu hari aja bakalan gagal,"
"Mawar itu lebih penting daripada diri lu sendiri?"
"..."
"Kalau orang nanya ya di jawab!"
"Udah deh, lu marah marah mulu, pusing gua,"
Shuhua langsung mematikan panggilan dan membanting hp nya ke kursi penumpang.
Miyeon's side
Miyeon memijit pelipisnya lalu menghela napas panjang.
"Ck, hari ini dia datang lagi. Ini sudah hari ke 35 dan dia belum menyerah. Benar benar seorang Shuhua,"
Tiba tiba seorang gadis berambut merah sepinggang datang menemui Miyeon. Gadis itu tersenyum tipis lalu duduk di samping Dewi pelindung gunung itu.
"Ada apa? Kenapa mengunjunginya ku hari ini?" Tanya Miyeon sambil menatap gadis itu aneh.
"Tolong buat dia menyerah,"
"Membuat dia menyerah adalah satu satu nya hal yang mustahil untuk kulakukan Soojin,"
"Tubuhnya sudah dipenuhi luka karena bergoresan dengan ranting pohon, aku sudah pernah mengirim seekor ular untuk menakuti nya tapi justru ular itu yang takut,"
"Aku pernah membuatnya tersesat di gunung tapi ntah kenapa dia masih bisa menemukan tempatmu berada,"
"Apa lagi yang harus aku lakukan?"
"Tidak bisakah kau menemuinya dan memberitahu dia apa yang sebenarnya terjadi?"
"Tidak, itu melanggar hukum dunia dewa. Aku tidak bisa ikut campur secara langsung untuk urusan takdir manusia,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosa Mystica || SooShu
Fanfic"Aku tidak bisa memiliki mu dengan wujud ini. Aku sangat beruntung karena kamu mengutukku Soojin. Dan hari ini, kutukan itu akan datang tapi bukan sebagai hal yang menyakitkan untukku. Karena akhirnya, aku bisa bersatu denganmu."