Soothing Words

11 6 0
                                    

Cherryl mengejap-ngejapkan mata nya. Sakit yang ia rasakan di kepala nya kini sudah hilang.

Cherryl bangkit dari kasur yang berukuran king-size itu. Ia tampak kebingungan karna tempat ini terasa asing bagi nya.

Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Cherryl ingat. Ia sempat tertidur dipelukan Ray tadi.

" Apa?! Gue tidur dipelukan Ray?! "

" Bodo banget si lo Cher! "

" Bisa-bisanya lo tidur waktu phobia lo kambuh! "

Cherryl merutuki diri nya atas kebodohan yang ia lakukan.

" Ini kamar Ray? " ucap Cherryl. Untuk sesaat ia melupakan kebodohan yang telah ia lakukan.

" Rapi banget, ga kaya kamar gue. " ucap Cherryl.

" Astaga! Masih sempet-sempet nya lo nanya-nanya. Dasar bego! " ucap Cherryl lalu memukul kepala nya sendiri.

Cherryl memutuskan untuk keluar dari kamar Ray dan menuruni satu persatu anak tangga untuk mencapai lantai dasar.

Ketika sampai di lantai dasar, raut wajah Cherryl langsung berubah.

' Ini yang lo rasain selama ini? Ketika lo keluar dari kamar lo, ga ada satu orang pun yang nyambut keberadaan lo. ' batin Cherryl.

" Ray. " panggil Cherryl.

" Ray, lo dimana? "

" Ray. "

" Ray mana si? "

" Ray, lo dim-- "

Ucapan Cherryl seketika terhenti ketika melihat Ray yang tengah duduk disamping kolam belakang rumah nya seorang diri.

Cherryl berjalan perlahan-lahan mendekat kearah Ray.

" Lo ngapain duduk disini malem-malem? " tanya Cherryl lalu duduk tepat disebelah Ray.

" Uda cukup tidurnya? " tanya Ray yang dibalas anggukan oleh Cherryl.

" Sejak kapan lo ngidap hemophobia? " tanya Ray.

" Sejak gue usia 7 tahun. " ucap Cherryl.

" Ada sesuatu yang ngemulai phobia lo? " tanya Ray.

Cherryl mengangguk.

" Trauma di masa lalu gue yang ngebentuk phobia gue. " ucap Cherryl.

Ray mengangguk-anggukkan kepala nya pertanda ia mengerti.

" Kenapa lo ga nanya tentang trauma gue? " tanya Cherryl.

" Terkadang ada sesuatu dari diri kita yang ga mau kita bilang ke siapa siapa. " ucap Ray.

" Terkadang diri kita nolak buat nunjukin kelemahan kita ke orang lain karna kita terlalu takut untuk di nilai lemah. "

" Jadi gue ga mau nanya hal yang ngebangkit kenangan yang ingin lo lupain. " lanjut Ray lagi. 

" Gue engga. " ucap Cherryl.

Ray menatap kearah Cherryl.

" Gue bakal biarin orang tau kalo gue emang lemah. " ucap Cherryl.

" Gue bakal biarin seseorang ngebantu gue berdiri kalo gue jatuh. "

" Gue bakal biarin seseorang ngehibur gue kalo gue sedih. "

" Dan gue bakal bergantung pada orang itu untuk seterusnya. "

" Iya, gue akui gue emang egois. " ucap Cherryl.

FALLING  [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang