Cherryl Worries

12 5 0
                                    

Sudah 2 hari Ray mengurungkan dirinya di rumah. Ia masih mengenakan pakaian berkabung 2 hari yang lalu ketika di pemakaman Patricia.

Meja nya serta lantai rumah nya di penuhi dengan botol-botol alkohol.

Ray membuka galeri nya dan melihat foto foto Patricia. Ia tersenyum kecil saat melihat wajah Patricia di layar ponsel nya.

" Gue lebih suka natap wajah lo langsung ketimbang harus ngeliat dari ponsel gue. " ucap Ray tersenyum kecut.

Ting tong

Ting tong

Ting tong

Meskipun mendengar bel rumahnya berbunyi, tak berniat sedikit pun Ray untuk beranjak dari posisi nya.

Untuk kesekian kali nya, Ray meneguk alkohol yang berada di genggaman nya sampai habis.

Ting tong

Ting tong

Ting tong

Tit tit tit tit

Terdengar suara kode akses pintu Ray yang dibuka. Ray memegang kepala nya yang terasa berat dan mencoba melihat siapa yang datang, tetapi gagal karna pandangan Ray yang kabur.

Saat Ray ingin bangkit dari sofa tiba-tiba tubuhnya merosot ke lantai.

" Ray! " seru Cherryl.

Cherryl langsung berlari menghampiri Ray. Cherryl meletakkan kepala Ray di pundak nya.

" Ray. " panggil Cherryl lagi.

" Kenapa tubuh lo panas banget. " ucap Cherryl saat memegang dahi Ray.

Wajah Ray terlihat pucat pasi dan demam di tubuhnya juga lumayan tinggi.

Tanpa pikir panjang, Cherryl langsung membantu Ray untuk berdiri. Ia memapah tubuh Ray dengan meletakkan tangan Ray di bahu nya.

" Bb-bberat bang-geet! " seru Cherryl terbata-bata.

Seingat Cherryl, kamar Ray berada di lantai atas. Cherryl pun memapah Ray dengan menaiki satu persatu anak tangga.

Cherryl membuka kamar Ray dan membaringkan tubuh Ray perlahan di kasur.

Cherryl mengatur napasnya yang tersenggal. Ia meletakkan tas nya di nakas yang berada tepat disebelah kasur Ray.

Cherryl membuka satu persatu kancing baju Ray. Setelah itu ia beralih ke wardrobe milik Ray. Cherryl mengambil kaos oblong diantara pakaian-pakaian Ray. Kemudian Cherryl mendekati Ray lalu membantunya mengganti pakaian nya.

Setelah selesai, Cherryl turun ke bawah dengan pakaian yang dikenakan Ray sebelumnya. Cherryl memasukkan pakaian itu ke mesin cuci dengan menaburkan deterjen.

Cherryl berjalan kearah kulkas. Untungnya ia menemukan beberapa es. Cherryl mengambil es itu kemudian memasukkan nya ke mangkuk berukuran besar. Setelah itu, Cherryl kembali ke kamar Ray. Ia mengambil sapu tangan milik Ray kemudian membasuhnya dengan air es yang sebelumnya ia sediakan.

Cherryl menempelkan sapu tangan yang ia basuh tadi ke dahi Ray dengan tujuan untuk menurunkan demam di tubuh Ray.

Cherryl duduk tepat di sebelah Ray. Ia mengetahui semua yang terjadi pada Ray.
Kaylee memberi tahu awal mula Ray mengenal Patricia sampai akhirnya Patricia meninggalkan nya.

Cherryl bangkit dari duduk nya dan berjalan keluar dari kamar Ray. Cherryl menuruni satu persatu anak tangga menuju ke ruang tamu.

Cherryl mengambil botol-botol alkohol yang berserakan itu dan membuangnya di tempat sampah yang berada di dapur.

FALLING  [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang