11. Semakin Ke Sini

1.3K 102 9
                                    

Mira berjalan keluar kamar, sudah izin pada Daffa untuk pergi ke supermarket. Ingin membeli pewangi pakaian karena sudah habis, sekaligus jajanan lain. Karena Mira, suka jajan.

Supermarket tak terlalu jauh dari rumah, cukup 5 menit jika jalan kaki. Siang itu tak terlalu terik, membuat Mira mampu bersenandung kecil menunggu ketibaannya di sebuah bangunan dengan pintu kaca.

Setelah sampai, Mira masuk. Menemui beberapa orang yang juga sedang mencari kebutuhan mereka. Mira berjalan mendekati rak dengan banyak pilihan pewangi. Mira mengambil satu, berukuran lumayan besar.

Lalu Mira menggendongnya, dan matanya yang jeli memperhatikan yang lain. Tangannya masih sakit, jadi ia tak bisa mengambil barang terlalu banyak.

Mira menemukan sebuah benda kecil, lucu. Mira mengambilnya dengan tangan kiri. Itu adalah gantungan kunci dengan dua pasangan yang sedang bergandengan.





Sudah sampai di rumah, Mira duduk di sofa. Sudah lama tak jalan kaki, lumayan lelah. Mira melihat kondisi tangannya, masih nyeri tapi rasanya lebih baik. Ia sudah mengonsumsi obatnya, berukuran besar dan bentuknya bulat. Pahit, Mira tak suka.

Tangannya merogoh saku, ingin mengambil uang kembalian yang akan ia tabungkan di celengan ayam jago.

“Eh iya!”

Mira tersenyum, memandang sebuah kertas yang dilipat. Yang ditemukan terjatuh dari album foto, Mira membukanya, sempat melirik ke pintu kamar yang berada di penghujung penglihatannya.

“Mm, apa ya?”

Mira membukanya, ditemukan sederet tulisan rapi. Tapi ia tau itu bukan tulisan Daffa, karena di situ, tulisannya bersambung.

Daf, gimana kabar lo?
Masih sama kah? Gue harap ngga ya. Gue ngirim surat karena gatau berapa nomor lo, hampir semua udah gue hubungi untuk tanya keadaan lo tapi pada ngga tau.
Daf, apapun keadaan lo. Sadar atau ngga, gue yakin lo masih hafal gue seperti apa. Jangan berubah ya, tetep jadi Daffa yang gue kenal. Jangan berubah hanya karena masa lalu lo yang ngga baik.
Setelah gue sukses, setelah gue berhasil gapai mimpi gue. Gue akan cari lo, dan setelah kita ketemu, gue gamau sohib gue ini masih sibuk ngelamun.
Saka, 08983276****. Hubungi gue, kalo ngga lo mimpi buruk.

“Saka?” gumam Mira.

Mira membaca ulang isi suratnya, masih belum paham.

Di sana tertulis ‘jangan berubah hanya karena masa lalu lo yang ngga baik.’ Maksudnya? Daffa pernah mengalami masa lalu yang kelam?

Mira masih berpikir, lalu terdengar pintu terbuka. Mira langsung terkesiap dan spontan melipat suratnya.

“Saya mau makan lagi, masakin mie dong.”

“Kenapa mie, Mas? Kan masih ada lauknya?”

“Udah cepet.”

Mira berdiri dan mengantungi suratnya dengan cepat supaya Daffa tak melihatnya. Mira masih memikirkan surat itu. Surat yang penuh teka-teki. Siapa Saka? Dan bagaimana masa lalu Daffa? Seburuk apa memangnya?





Seperti tidak ada hawa-hawa pasangan suami-istri, Mira hanya diam, duduk di sofa memainkan game di laptop Daffa yang ia pinjam.

Laki-laki itu sibuk merokok di kursi meja makan. Sudah pasti Mira jauh-jauh dan tidak mau berdekatan dengannya.

“Mira.”

“Ya, Mas?” Mira menegakkan tubuhnya. Mempertajam pendengarannya.

“Kamu di kamar aja, saya mau di situ.” Mira mengangguk dan mengangkat laptopnya. Tumben suaminya bisa santuy.

Cinta SesungguhnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang