Chapter 30

51 2 0
                                    

Mau bagaimanapun perasaanmu terhadapnya, ungkapkan. Akan lebih baik jika dia mengetahuinya daripada tidak sama sekali.

Satu Minggu berlalu.

Naiara kembali beraktivitas seperti biasanya. Pergi kuliah, ke pantai tempat favoritnya, quality time bersama sang mama maupun sang pacar. Meskipun masih tetap berhati-hati dalam berpergian.

Saat ini, Naiara dan mamanya masih tinggal di rumah Arvin. Kedua orangtua Arvin melarang mereka untuk tinggal berdua, karena keadaan di luar masih belum aman. Bisa saja para bodyguard itu menemukan mereka dan kembali menangkap mereka. Tidak mudah untuk lepas begitu saja jika sudah berurusan dengan orang-orang itu.

"Hai Nai.." Azka yang menghampirinya ketika berjalan di lorong kampus.

"Hai.." Di tangannya penuh dengan buku-buku besar.

"Lo mau baca buku apa mau jualan, Nai ?" Ledek Azka. "Banyak banget bawa bukunya."

"Yee.. Bukannya dibantuin, malah diledekin."

"Sini." Kevin langsung mengambil buku-buku yang ada ditangan Naiara.

"Haha.. Nah.. Tuh, udah ada pahlawan kesiangan.__Oh iya, tumben lo sendiri. Si Arvin mana ?" Tanya Azka.

"Biasa. Mahasiswa kesayangannya pak Daffin." Sembari melanjutkan perjalan mereka menuju ruangannya.

"Itu anak, dari dulu sampe sekarang gak pernah kelar-kelar urusannya sama pak Daffin. Kalo ada apa-apa selalu si Arvin aja yang dicarinya."

"Namanya juga soulmate." Sahut Kevin.

Tidak jauh dari keberadaan mereka, ada si gadis arrogant tengah memperhatikan Naiara dengan tatapan yang penuh kebencian terhadapnya.

Nesya dan Alicia.

"Lo liat sendiri kan, Lis.. Capernya itu cewek udah sampe gak ketulungan lagi."

"Mereka kan temenan. Jadi wajar aja kalo mereka memperlakukan Naiara seperti itu."

"Kok lo malah belain si cewek caper itu sih. Udah jelas-jelas dia berhasil ngerebut mereka dari kita. Arvin dia rebut dari gue, trus cowok yang lo suka bertahun-tahun mau dia rebut juga. Lo mau, hal itu beneran terjadi ?"

"Apaan sih Sya."

"Gue tuh tau, lo mendam perasaan ke Kevin udah lama. Tapi semenjak itu cewek dateng, si Kevin malah makin jauh kan dari lo ?"

"Ya biarin aja lah. Lagian gue juga gak ada hak buat ngelarang Kevin temenan sama siapa aja. Gue bisa temenan sama dia aja, itu udah lebih dari cukup kok buat gue. Justru malah sebaliknya. Kalo dia tau gue suka sama dia dan dia gak suka, trus karna ngerasa gak enak sama gue dan dia malah semakin ngejauhin gue, gimana ?"

"Ah, payah lo !" Langsung saja Nesya menghampiri ketiga remaja itu yang tengah asik berbincang, diikuti Alicia dari belakangnya.

Naiara yang sembari melanjutkan perjalanannya pun terhenti, karena jalannya dihadang oleh Nesya.

"Hadeeuh.. Pagi-pagi udah liat pemandangan caper aja. Gak bisa gitu, liat pemandangan yang bagus dikit."

Alicia hanya bisa diam mendengar ocehan temannya itu. Kalau dijawab, malah semakin panjang urusannya. Terkadang ia sendiri juga kesal dengan tingkah temannya yang satu itu. Tapi lebih baik dia diam saja.

"Lis, kok bisa sih lo punya temen julid kayak dia. Beda banget sama lo." Sahut Azka.

"Apaan sih lo ! Kayak bener aja hidup lo."

Bagi Naiara, menghadapi Nesya bagaikan mengansumsi makanan tiga kali sehari. Jadi sudah terbiasa melihat tingkahnya yang seperti itu. Anggap saja sebagai sarapan pagi di kampus karena tidak sempat sarapan di rumah.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang