Ketika kebahagiaan itu menghampiri
🎨🎨🎨
Pagi ini lagi-lagi Kala terlihat duduk dengan gelisah di depan fakultas Ve. Sudah berhari-hari Ve tak kelihatan. Kala panik, takut terjadi sesuatu pada Ve. Kala yang cenderung cuek tidak pernah terpikir untuk menanyakan dimana Ve tinggal dan dimana ia bekerja. Kala sempat berpikir ingin bertanya pada sahabat Ve yang dari zaman sekolah selalu bareng Ve, tapi ia bahkan tak tahu nama dan jurusan sahabat Ve itu. Mau tidak mau ia hanya bisa menunggu Ve di fakultasnya setiap hari.Kala celingak-celinguk saat melihat kerumunan mahasiswa yang baru keluar dari kelas, mencari keberadaan Ve diantara mereka semua, namun nihil. Matanya lalu mengarah ke kiri saat mendengar suara-suara berisik, tampak satu lagi kerumunan mahasiswa yang keluar dari kelas. Sama saja, tak terlihat Ve diantara mereka.
"Nyariin gue ya?" goda Ve yang tiba-tiba muncul dari arah kanan Kala.
Kala yang tertangkap basah langsung bersikap cool.
"Geer lo," ucapnya lalu pergi dari sana.
Ve malah tersenyum dan berlari, menyejajarkan langkahnya dengan Kala.
"Kangen?" goda Ve lagi.
Pipi Kala mulai memanas, ia berjalan lebih cepat. Sikapnya malah membuat Ve semakin giat menggodanya. Ve ikut mempercepat langkahnya dan menarik tangan kiri Kala agar dia berhenti berlari.
"Oke oke gue berenti," ucap Ve sedikit ngos-ngosan.
"Kenapa?" tanya Ve saat ia sudah berhasil mengatur napasnya.
"Lo ada kelas?" Kala akhirnya bersuara.
"Ada, satu doang jam...MY GODNESS. Sekarang...gue kelas sekarang", jawab Ve yang langsung berlari kembali ke gedung fakultasnya setelah melihat jam di tangannya.
"Ntar gue ke club," teriak Ve membalikkan badannya menghadap Kala dan melambaikan tangannya.
Kala menggelengkan kepalanya dan tersenyum samar melihat tingkah Ve. Saat Ve sudah hilang dari pandangannya, ia berjalan menuju club seni. Kala mengambil gitar dan mulai memainkan beberapa lagu yang menggambarkan perasaannya saat ini. Satu setengah jam berlalu dan Ve sesuai perkataannya mengambur masuk ke ruang club tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Tadi lo mau ngomong apa?" tanya Ve menarik kursi dan duduk di samping Kala yang sedang melukis.
"Yaampun udah lama gue ga liat lo ngelukis," lanjut Ve.
"Maksud lo?" tanya Kala bingung.
"Ehm..itu..foto lo, iya foto lo yang dipajang di depan pas lo juara festival taun lalu. Maksud gue udah lama gitu, udah setaun," jawab Ve gelagapan.
"Thanks," ucap Kala seraya berdiri dan meletakkan alat lukisnya.
"Buat?" tanya Ve bingung.
"Bantu kelarin skripsi gue"
"Salah gue, jadi harus tanggung jawab"
Kala mengambil tasnya dan berjalan keluar dari club.
"Yok"
"Kemana?"
"Gue traktir"
"Serius?"
Kala mengangguk sambil tetap berjalan mendahului Ve.
"Tungguin," teriak Ve lalu berlari mengejar Kala yang sudah jauh di depannya.
Hari itu pertama kalinya Kala mengobrol panjang lebar dengan Ve. Hari itu pula menjadi awal kedekatan mereka berdua.
🎨🎨🎨
Seneng banget pasti Ve dicariin Kala
Apakah nanti Ve akan jujur dengan perasaannya?
Atau Ve akan tetap diam saja?Mari flip 👉
atau
Scroll 👇Mari vote komen juga 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
VELOV (Kala Senja Menyapa)
Teen Fiction"Saya terima nikahnya......" "Bagaimana semuanya, sah? sah?" "TIDAK SAH," ucap Ve berteriak memasuki gedung pernikahan dengan foto Kala dan seorang perempuan di pintu depan, semua mata seketika tertuju pada Ve. Ve tiba-tiba terbangun karena mimpi an...