Ketika mata berbicara
🎨🎨🎨
Tiga Tahun Kemudian
"Ve," panggil Kia lembut.
Ve masih termenung, tak mendengar panggilan Kia yang entah keberapa kalinya.
"Ve," panggil Kia lagi.
"Eh sorry sorry, tadi lo ngomong apa?" jawab Ve.
"Ve, gue bisa nyuruh dia ga dateng kalo lo mau," ujar Al mendekat ke arah Kia dan Ve.
Ve tersenyum, berusaha menutupi sakit yang masih ia rasakan hingga saat ini.
"Gue gapapa kok, lagian dia sahabat lo, masa ga dateng di acara penting lo sih," jawab Ve.
"Ve," panggil Kia lagi seraya memegang bahu sahabatnya.
"Mas mbak, bajunya udah bisa dicoba," ucap desainer baju pengantin Kia dan Al.
"Udah sana cobain dulu tuh," ucap Ve masih tersenyum lalu mendorong punggung Kia.
Akhirnya dengan paksaan Ve, Kia menurut dan pergi mencoba baju pengantinnya dengan Al. Kia berbalik sebentar menatap Ve yang kembali melamun sebelum masuk ke fitting room. Pikiran Ve kembali melayang pada kejadian 1 bulan lalu.
Ve baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai asisten sutradara di film keduanya. Syuting hari ini lebih melelahkan dibandingkan syuting sebelumnya. Ve berencana mampir sebentar ke kantor untuk mengambil beberapa naskah baru lalu pulang ke panti.
Saat Ve hendak mengambil naskah tersebut, tangannya terhenti. Matanya menangkap amplop yang asing di mejanya. Ve meletakkan kembali naskah di tangannya dan mengambil amplop tersebut. Ve membuka amplop itu perlahan. Matanya seketika membulat, kaget.
Alindra dan Kalandra
Genggaman tangannya pada amplop yang berisikan undangan pernikahan itu seketika melemas. Amplop beserta undangan itu terjatuh, bersamaan dengan air mata Ve yang mulai menetes.
Mimpi Ve sepertinya menjadi kenyataan, Kala akan menikah dengan perempuan lain. Namun bedanya, di kehidupan nyata Ve tidak akan merusak pernikahan itu persis seperti mimpinya.
Sakit, sudah jelas. Tapi kali ini sakit yang Ve rasakan benar-benar membuatnya hancur. Ve sadar, ialah yang pertama mengakhiri hubungan mereka, tapi Ve tidak menyangka rasanya akan sesakit ini. Mungkin benar kalimat puitis yang sering Ve dengar dulu.
Karena cinta tak harus memiliki.
***
Hari Pernikahan Kia-Al
Ve memejamkan matanya lalu menarik napas dan melepaskannya berulang kali. Jujur Ve belum siap untuk bertemu Kala lagi, apalagi kalau Kala ternyata membawa calon istrinya ke pernikahan Kia dan Al. Ve belum siap, Ve tidak akan pernah siap.Sehari sebelum pernikahan Kia, ia kembali meyakinkan Ve bahwa tak masalah baginya jika Ve tak datang. Ia khawatir ketika Ve nanti melihat Kala. Namun berulang kali pula Ve meyakinkan Kia.
"Lo nyuruh gue ga dateng di pernikahan temen gue satu-satunya ini?"
"Ga, ga mungkin gue mengkhianati janji kita dulu Ki cuma gara-gara dia"
"Gue dateng, harus dateng. Lo tenang aja ga usah khawatirin gue"
Lima menit menjelang acara dimulai Ve akhirnya memberanikan diri keluar dari ruang rias. Kia dan Al dengan senyum super lebar yang baru pertama kali Ve lihat mulai berjalan bergandengan menuju gedung utama disusul keluarga kedua mempelai. Setelah rombongan keluarga masuk, Ve menarik napas sekali lagi lalu memasang senyumnya.
Ve baru saja melangkahkan kaki kirinya saat tiba-tiba gelangnya terjatuh. Ve terpaksa menghentikan langkahnya dan mengambil gelang tersebut lalu memasangnya di tangan.
Saat Ve hendak bergabung kembali, ternyata semua orang sudah memasuki aula. Ve melirik kanan kirinya untuk memastikan bahwa memang hanya tersisa dirinya di sana.
Bersamaan dengan lirikan Ve ke arah kiri, terdengar samar langkah kaki menaiki tangga. Kala berjalan cepat bahkan setengah berlari sembari melirik jam di tangannya. Ia terlambat karena harus menyelesaikan pekerjaan di galeri. Saat menapaki anak tangga teratas dan mengalihkan tatapannya dari jam tangan, langkahnya terhenti.
Tak terhindarkan, tatapan mereka akhirnya bertemu kembali.
Tatapan penuh kerinduan, sayang, cinta, bersalah dan penyesalan.
🎨🎨🎨
~ THE END ~
Yey finally Velov tiba di akhir cerita 😁
Makasih banyak kalian yang udah baca, vote serta komen ❤n.b : detail-detail yang belum kejawab bakal diceritain di next story ya
So, stay tune terus di satu_kataSee you soon in KIA 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
VELOV (Kala Senja Menyapa)
Fiksi Remaja"Saya terima nikahnya......" "Bagaimana semuanya, sah? sah?" "TIDAK SAH," ucap Ve berteriak memasuki gedung pernikahan dengan foto Kala dan seorang perempuan di pintu depan, semua mata seketika tertuju pada Ve. Ve tiba-tiba terbangun karena mimpi an...