Ketika sikapmu selalu mengejutkanku
🗿🗿🗿
Ve sepertinya kebanyakan nonton drama korea. Pagi ini, Ve sudah duduk manis di teras depan, berharap Kala tiba-tiba datang menjemputnya. Namun sudah setengah jam Kala tak kunjung tiba. Ve mengeluarkan handphonenya mencoba mencari kontak Kala, tapi ia tersadar kemaren baik Kala maupun dirinya tak ada yang menyinggung soal pertukaran nomor handphone.
"Harusnya gue minta nomernya ya kemaren," ucap Ve menyesal dan kembali termenung memandangi jalanan di depan panti.
"Kak, ngapain?" tanya Sisi yang sudah siap berangkat ke sekolah bersama Rara di sampingnya.
"Duduk," jawab Ve asal.
Sisi memandang Ve aneh, Rara saja yang masih kecil pasti juga tahu kalau Ve sedang duduk.
"Udah sana, sekolah yang rajin, biar pinter kaya kakak," usir Ve.
"Dah kak Ve," ucap Rara.
"Bye Rara sayang," balas Ve.
"Pinter boong maksudnya kak?" ucap Wayan yang keluar tak berapa lama kemudian.
Ve menatap Wayan tajam dan dibalas cengiran darinya. Wayan bergegas menyusul Sisi dan Rara sebelum mendapat timpukan dari Ve.
Sepuluh menit kemudian Ve akhirnya bangkit dan berjalan menuju pagar dengan gontai. Ia melangkahkan kakinya perlahan menuju kampus, tidak bersemangat.
Di lain sisi, Kala yang sebenarnya memang berniat menjemput Ve terpaksa membelokkan motornya ke arah kampus sebab ia harus melengkapi persyaratan wisuda yang deadlinenya jam 8 pagi ini. Kemarin Kala seketika lupa akan hal itu akibat keasyikan jalan dengan Ve. Setelah menyelesaikan persyaratan tersebut, Kala mengecek handphonenya dan mencari kontak Ve, tapi nihil.
"Kan gue ga minta ya kemaren," ucap Kala pada dirinya sendiri.
Kala lalu berjalan menuju gedung fakultas Ve. Kala dapat melihat Ve yang baru saja masuk ke gedungnya. Kala sedikit berlari untuk menghampiri Ve, namun tiba-tiba ia menghentikan larinya saat beberapa orang menghampiri Ve yang Kala asumsikan adalah teman-temannya. Kala hanya menatap kepergian Ve dan teman-temannya dari jauh.
Tak lama, Kala yang masih asyik menatap Ve dikagetkan oleh empat sahabatnya.
"Masih aja betah ngeliatin dari jauh," ucap Al.
"Udah 5 taun Kal, kapan lo akan beraksi?" sambung Leon.
Kala tersenyum di dalam hati.
Gatau aja lo pada ya, batin Kala.
Kala memang belum menceritakan perihal skripsinya yang dibantu Ve, karena memang semuanya lagi sibuk dengan skripsi masing-masing saat itu. Kala berniat menceritakan pada mereka nanti, nanti kalau ia dan Ve jadian, kalau.
Kala berbalik dan berjalan, malas mendengarkan ocehan Al dan Leon.
"Lo udah lengkapin berkas?" tanya Randa.
"Udah," jawab Kala.
"Oke mantap, kalo gitu c'mon," ucap Al bersemangat.
Kala menatap Al bingung, seingatnya ia tak punya janji dengan mereka hari ini.
"Lo bawa motor?" tanya Ezra.
"Bawa," jawab Kala.
"Kalo gitu tinggalin aja dulu, ntar gue anter balik kesini," ucap Ezra.
Kala malah semakin bingung dengan jawaban Ezra.
"Payah lo, kebanyakan ngeliatin Velov jadi lupa kan sama tradisi kita," ucap Leon.
Kala berusaha mengingat-ingat tradisi yang disebut-sebut Leon tadi, namun Leon segera merangkulnya dan membawanya ke parkiran. Tradisi yang dimaksud Leon adalah perayaan kelulusan mereka. Dari dulu, setiap baru masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan setiap tamat dari satu jenjang pendidikan, mereka akan menghabiskan satu hari bahkan lebih untuk merayakan dua hal tersebut. Entah itu dengan makan, nonton, traveling, atau melakukan apapun hal seru yang terlintas di benak mereka.
Kala pasrah saat mobil Ezra mulai keluar dari pelataran parkir kampus. Pupus harapannya untuk pedekate dengan Ve hari ini dan besok, dan mungkin lusa.
Semoga lo dateng ke wisuda gue Velov, batin Kala seraya berdoa.
Ya, wisuda Kala akan berlangsung 3 hari lagi dan hari ini mungkin sampai lusa dirinya akan sibuk dengan tradisi serta persiapan wisuda mereka. Kala hanya berharap bisa bertemu Ve di hari wisudanya nanti.
***
Hari Wisuda Kala
Ve mondar-mandir di samping gedung wisuda dengan sebuket bunga di tangannya. Para wisudawan satu-persatu mulai keluar dari dalam gedung, pertanda acara wisuda sudah selesai. Ve masih saja diterpa kegalauan, apakah ia harus menemui Kala atau tidak.
"Buat gue?" tanya Kala yang tiba-tiba muncul dari belakang Ve.
"Ha?" ucap Ve kaget dan menyembunyikan buket itu di punggungnya.
"Bunganya buat gue kan?" tanya Kala lagi percaya diri.
Ve terdiam, malu, karena ini tak sesuai dengan rencananya. Ve akhirnya memberikan buket itu beberapa menit kemudian
"Nih, congrats," ucap Ve sambil memberikan buket itu pada Kala.
"Hape lo mana?" tanya Kala saat menerima buket dari Ve.
Ve mengernyitkan dahinya bingung.
"Iya hape, sini pinjem," ucap Kala lagi.
Ve mengeluarkan handphone dari tasnya dan memberikan pada Kala. Kala memencet nomornya lalu meneleponnya dari handphone Ve. Setelah terdengar nada sambung dan handphone di sakunya bergetar, Kala mematikan panggilan itu dan menyimpan nomornya di handphone Ve.
"Gantian lo yang traktir karena gue wisuda," ucap Kala saat mengembalikan handphone Ve.
"Chat aja dimana," sambungnya lagi.
"Anyway, thanks," lanjut Kala mengangkat buket di tangannya lalu pergi meninggalkan Ve sambil tersenyum.
Ve yang masih terpana dengan semua yang dilakukan Kala tadi hanya bengong hingga Kala menghilang di pandangannya. Saat kesadaran Ve kembali, ia melompat-lompat kegirangan sambil berteriak memegang handphonenya. Ve menghentikan kegiatannya saat beberapa pasang mata di sekitarnya menatap Ve aneh. Ve menunduk malu lalu berjalan cepat menjauhi gedung wisuda.
🗿🗿🗿
Ah gemes banget ga sih Ve - Kala?
Pantengin terus ya keuwuan mereka
Jangan lupa vote dan komennya 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
VELOV (Kala Senja Menyapa)
Fiksi Remaja"Saya terima nikahnya......" "Bagaimana semuanya, sah? sah?" "TIDAK SAH," ucap Ve berteriak memasuki gedung pernikahan dengan foto Kala dan seorang perempuan di pintu depan, semua mata seketika tertuju pada Ve. Ve tiba-tiba terbangun karena mimpi an...