#30 Kelabu

40 4 0
                                    

Ketika cobaan menghampiri

🗿🗿🗿


Ve terduduk di salah satu bangku taman, memandang kotak makan di pangkuannya dengan sedih. Ve menatap sekelompok anak kecil yang sedang bermain dengan tatapan kosong. Entah berapa lama Ve terdiam hingga akhirnya ia berdiri dan berjalan kembali menuju panti.

***

Esoknya, hari pertama kuliah pun tiba. Dari semalam Ve sudah mencoba melupakan kesedihannya dengan menyibukkan diri untuk persiapan sebagai mahasiswa tingkat akhir. Ve menghampiri anak panti lain yang sudah duduk rapi di meja makan. Ve menenggak segelas penuh susu lalu pamit pada Ibu dan yang lain.

“Selamat hari Senin,” ucap Ve lalu mencium pipi gembul Rara yang penuh roti dan berjalan keluar panti.

Saat Ve membuka pintu depan, kakinya yang hendak melangkah keluar terhenti. Seseorang di luar pagar melambaikan tangannya pada Ve, siapa lagi kalau bukan Kala. Beberapa detik kemudian Ve keluar dan berjalan mendekati Kala.

“Lo ngapain?”

“Ya mau nganterin lo lah”

“Katanya masuk jam 7 juga”

“Iya”

Ve mengerutkan keningnya, matanya seakan meminta penjelasan pada Kala.

“Gue udah izin telat bentar,” jawab Kala disertai cengirannya.

“Lo tuh ya, kan ini hari pertama lo juga setelah probation,” balas Ve menggelengkan kepalanya.

“Pagi-pagi jangan cemberut gitu, ntar cantiknya ilang,” ucap Kala sambil menyalakan motornya.

Ve memukul pundak Kala pelan sebelum akhirnya naik ke atas motor Kala. Ve tersenyum makin lebar saat tahu Kala rela telat demi mengantarkannya ke kampus pagi ini. Inilah yang membuat Ve sulit untuk marah dengan Kala dalam waktu yang lama. Kemunculan Kala yang tiba-tiba serta perlakuan kecil namun manis darinya selalu membuat Ve luluh.

“Gue kayanya akan lebih sibuk dari sebelumnya,” ucap Kala setelah mereka tiba di kampus.

“Terus?” tanya Ve sembari mengembalikan helm pada Kala.

“Jangan kangen,” goda Kala.

“Geer lo,” jawab Ve yang sebenarnya bertolak belakang dengan kenyataan.

“Yang rajin ya kuliahnya,” ucap Kala mengelus lembut kepala Ve sambil tersenyum.

Ve mematung, tak siap dengan sikap Kala. Ve masih terdiam bahkan saat Kala sudah lenyap dari hadapannya. Pipi Ve tiba-tiba memerah. Ve kemudian berjalan menuju kelas, sesekali memegang kepalanya yang tadi dielus Kala sambil tersenyum malu-malu.

***

Hari-hari berlalu, ternyata Kala tak berbohong bahwa dirinya akan lebih sibuk dari sebelumnya. Hari ini sudah terhitung dua minggu Ve tidak bertemu dengan Kala. Ve sebenarnya juga tak kalah sibuk dengan Kala. Ia berulang kali harus merevisi proposal tugas akhirnya dan menyiapkan tiga buah skrip film setelah proposal itu disetujui.

Kesibukan mereka rupanya mengurangi intensitas komunikasi keduanya. Ve terkadang menanyakan kabar Kala melalui pesan dan telpon, Kala pun juga sesekali menelepon Ve dan kadang menemaninya yang harus lembur demi tugas akhir.

Seperti malam ini, dini hari tepatnya, Ve baru saja hendak memejamkan matanya sesaat setelah ia mengakhiri telepon dengan Kala tiba-tiba mencium bau asap yang semakin lama semakin tercium jelas. Ve segera bangkit dari kasurnya. Asap putih perlahan masuk ke kamar Ve, membuat Ve mulai terbatuk. Ve keluar dari kamar dengan panik. Ve semakin terkejut saat melihat asap mulai memenuhi keseluruhan panti. Ve mencoba mencari sumber asap, menutup mulut dan hidungnya dengan tangan kirinya dan sesekali mengucek matanya yang mulai perih dengan tangan kanannya.

Baru beberapa langkah Ve berjalan, anak-anak panti mulai terbangun dan keluar dari kamar dengan panik.Ve berjalan cepat menuju kamar anak laki-laki untuk meminta bantuan mereka mengeluarkan yang lain dari panti sementara ia mencari sumber api. Ve menjadi semakin panik saat menemui kamar mereka yang kosong. Ia baru teringat bahwa semua anak laki-laki saat ini sedang tidak berada di panti dan baru akan kembali nanti pagi. Di tengah kebingungan dan nafas yang semakin sesak, Ve berlari menuju kamar Rara.

“Rara...Ra...Ra bangun Ra,” ucap Ve mengguncangkan tubuh Rara.

Ve segera menggendong Rara dan berjalan cepat menuju pintu depan. Saat Ve hendak membuka pintu terdengar teriakan dari arah belakang Ve.

“KAK VE AWAS”

🗿🗿🗿

Update satu dulu ya 😅
Jangan lupa vote dan komennya 😁
Yuk cari tau kelanjutannya  👇👉

VELOV (Kala Senja Menyapa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang