Ketika bersamamu yang
hadir selalu senyumku🗿🗿🗿
Hari ini Ve kembali mengisi weekendnya di Louis. Selama masa liburan kuliah ini, Ve sengaja mengambil jam kerja di Louis saat weekend karena pengunjungnya lebih banyak dibandingkan tempat kerja Ve yang lain, restoran dan minimarket.“Americanonya satu mbak,” ucap Kala menunduk dengan topi di kepalanya.
Ve yang sedang merapikan lemari berbalik dan sedikit terkejut melihat ternyata Kala yang memesan.
“Kala?” ucap Ve sangat yakin.
Kala mengangkat kepalanya dan tersenyum samar.
“Ga mau dibikinin pesanan saya mbak?”
“Eh iya iya,dingin apa panas?”
“Dingin aja”
“Siap”
Ve mulai menyiapkan pesanan Kala, berusaha tak tersenyum lebar karena kedatangan Kala yang tiba-tiba.
“23 ribu”
“Lo masih lama?”
“Apanya?”
“Kerjanya”
“Setengah jam lagi ganti shift sih”
“Mas masih lama ga?” tanya salah satu pengunjung yang mengantri dibelakang Kala.
Kala dengan cepat mengeluarkan uangnya lalu mengambil minuman dan pergi dari hadapan Ve. Ve tersenyum melihat tingkah Kala. Ia kemudian melayani pembeli yang menegur Kala tadi sambil sesekali melihat Kala yang kembali menunduk dengan topinya di meja pojok.
Setengah jam berlalu, Ve menghampiri Kala yang ternyata masih menunggunya di meja tadi. Melihat Ve mendekat, Kala segera berdiri dan mengajak Ve pergi makan. Setelahnya Kala mengantar Ve pulang.
“Masuk dulu,” ajak Ve.
Kala terlihat berpikir sebentar, Kala yang hendak membalas ajakan Ve terdiam saat Wayan dan Dani tiba.
“Oh jadi ini yang ditungguin di depan pagar waktu itu,” goda Dani.
Ve menatap Dani tajam, mengisyaratkannya untuk segera masuk ke dalam.
“Eh bentar bentar, ini bukannya yang ada di foto itu ya, yang kakak ciumin tiap pagi,” ucap Wayan.
Kala terlihat terkejut mendengar perkataan Wayan, namun beberapa detik kemudian malah tersenyum mengetahui hal itu.
“Iya kan kak?” tanya Wayan lagi setelah mengamati wajah Kala dan beralih menatap Ve.
“Gue baru inget harus bacain Rara cerita. Bye,” ucap Ve sambil menutup mulut Wayan dan menyeret mereka berdua masuk ke dalam.
Kala menunggu hingga Ve hilang dari pandangannya lalu melajukan motornya ke rumah dengan perasaan sangat bahagia.
***
Ve saat ini sedang asyik menikmati hari liburnya. Sudah tiga hari berturut-turut ia bekerja di restoran karena salah satu rekannya sedang sakit sehingga Ve menggantikan jadwalnya kemarin. Jadilah hari ini Ve yang gantian tidak masuk karena rekannya sudah kembali bekerja.
Handphone di meja Ve bergetar pertanda ada telepon masuk. Ve mengambil handphone itu dengan malas, masih sambil rebahan di kasur dan langsung mengangkatnya tanpa melihat nama penelepon terlebih dahulu. Ve sangat yakin itu adalah Kia, siapa lagi yang suka menganggunya kalau bukan Kia.
"Gue di depan," ucap orang di seberang telepon.
Ve melepaskan telepon tersebut dari telinganya dan melihat nama yang tertera di layar handphonenya. Ve langsung terduduk kaget lalu berlari keluar dari kamarnya dan mengintip ke arah pagar. Terlihat Kala yang sedang duduk diatas motornya dengan satu tangan memeganh handphone di telinganya.
"Kala," ucap Ve akhirnya.
"Gue tunggu," balas Kala lalu mematikan panggilan tersebut.
Ve segera masuk ke kamar mandi dan mandi bebek alias mandi super cepat. Ve yang tak ingin membuat Kala menunggu lebih lama, mengambil asal baju di lemarinya dan berdandan ala kadarnya. Ve melesat menuju pintu depan setelah sebelumnya pamit pada Ibu.
"Nih," ucap Kala memberikan helm pada Ve.
"Kemana?" tanya Ve penasaran.
"Naik"
Ve menuruti Kala lalu naik ke motornya. Motor Kala melaju menuju salah satu galeri ternama di Bali.
"Jangan bilang galeri yang lo maksud ini?"
Kala mengangguk dan mengajak Ve masuk ke dalam.
"Gila keren banget"
"Wowwww"
"Yaampun akhirnya gue bisa kesini"
Dan masih banyak kalimat yang tak henti Ve lontarkan saat mereka berkeliling galeri. Kala mengajak Ve ke bagian tengah galeri lalu berhenti di depan sebuah karya seni. Ve yang berada tepat di belakang Kala ikut berhenti. Kala menggeser badannya ke kanan agar Ve dapat melihat karya itu.
"Kenapa ber..."
Ve tak melanjutkan ucapannya tetapi malah menatap Kala tak percaya. Ia berulang kali menatap Kala dan karya di hadapannya. Karya itu rupanya adalah patung yang ia dan Kala buat untuk skripsi Kala. Ve mendekat ke patung itu, mulai meneliti setiap bagian. Tak salah lagi, patung itu memang patung Kala.
"Makasih," ucap Kala tulus menatap Ve.
Ve tersenyum membalas ucapan Kala dan kembali mengagumi patung Kala yang berhasil dipajang di galeri tersebut.
🗿🗿🗿
Makin uwu ga sih Ve Kala?
Makin penasaran kan kelanjutannya?See ya in next chap 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
VELOV (Kala Senja Menyapa)
Teen Fiction"Saya terima nikahnya......" "Bagaimana semuanya, sah? sah?" "TIDAK SAH," ucap Ve berteriak memasuki gedung pernikahan dengan foto Kala dan seorang perempuan di pintu depan, semua mata seketika tertuju pada Ve. Ve tiba-tiba terbangun karena mimpi an...