Ketika kamu menjadi penyemangatku
🎨🎨🎨
Ku terpaku, memandangmu
Meskipun kau tak di depanku
Ku menunggu, adakah dirimu hadir lagi di harikuMelihat senyum yang bukan untukku
Cukup buatku merasa di dekatmuAku rindu, meskipun kamu belum tahu namaku
Kau buatku habiskan detik hariku
Tuk menjadi mata-mata di hari-harimuZiva - Mata Mata Harimu
🎨🎨🎨
Semenjak melihat Kala waktu itu, Ve jadi bersemangat untuk sekolah. Ia bangun lebih pagi dan memasakkan sarapan untuk semua orang di panti setiap harinya. Ve yang memang ceria, menjadi lebih ceria lagi. Tak sedikit anak panti yang heran dengan perubahan drastis sikap Ve, namun banyak pula yang bersyukur karena Ve menjadi lebih rajin, salah satunya Ibu.
Ve yang sedang memasak nasi goreng sambil bersenandung dikagetkan dengan tepukan di bahunya.
"Eh Ibu, selamat pagi," ucap Ve sambil tersenyum memamerkan giginya.
"Kamu dandan ya?" goda Ibu melihat bibir Ve yang lebih merah dari biasanya.
"Dikit," jawab Ve memberi isyarat dengan tangannya.
"Dikit tapi kok kayak ondel-ondel," sindir Vino
Ucapan Vino dihadiahi lemparan gelas plastik oleh Ve sambil memelototinya.
"Eh udah udah, masih pagi kok ya berantem," lerai Ibu.
Setelah menyendok beberapa suap nasi goreng buatannya, Ve langsung melesat menuju sekolah. Ia menatap jendela depan panti sebelum benar-benar berangkat, membenahi rambutnya yang sedikit berantakan. Setelah dirasa sempurna, ia bergegas melangkahkan kakinya dengan semangat ke sekolah.
"Ve berangkat," teriak Ve dari pintu depan.
***
"Segitu sukanya lo sama si Kala Kala itu?" tanya Kia saat mereka sedang menunggu pesanan di kantin.
"Kalandra, bukan si Kala Kala," jawab Ve yang senyumnya seketika lenyap, menatap Kia tajam.
Kia mengikuti arah pandang Ve. Kala baru saja keluar dari kelasnya.
"3..2..1," hitung Ve.
"Yes. Tuhkan bener gue, dia pasti belok kanan mau ke ruang seni," lanjutnya bersorak riang sebab tebakannya hari ini benar, seperti hari-hari yang lalu.
Baru 3 bulan Ve duduk di sekolah ini, tapi ia sudah hafal betul kebiasaan Kala.
Kala yang datang ke sekolah pukul 6.55 dengan motor gedenya dan memarkirkannya di pojok kanan parkiran.
Kala yang setiap istirahat selalu menuju ruang ekskul seni atau taman belakang sekolah, lalu akan mengisi perutnya di kantin 5 menit sebelum bel masuk berbunyi.
Kala yang suka memainkan gitar kesayangannya di rooftop sepulang sekolah.
Kala yang tak suka keramaian.
Kala yang pendiam dengan orang baru, namun akan berbeda 180° bila bersama sahabat dekatnya.Dan masih banyak lagi hal-hal mengenai Kala yang Ve tau. Bukan, Ve bukan stalker, ia hanya memandang Kala dari kejauhan. Ve yang baru pertama kali merasakan suka pada seseorang tidak berani untuk mengungkapkannya.
Liat dari sini aja udah seneng kok, ucap Ve setiap Kia menyuruhnya untuk berkenalan dengan Kala.
Hampir 2 tahun dan Ve masih betah hanya memandang Kala dari jauh. Sampai detik ini Ve belum bertindak lebih. Kia yang sudah bosan karena setiap hari mendengar ocehan Ve tentang betapa manisnya Kala dan penolakan Ve ketika ia menyuruhnya berkenalan membuat Kia geram, ia akhirnya mengusulkan sesuatu yang membuat Ve berpikir sejenak.
"Beliin dia kado gih," ucap Kia.
"Kado?" tanya Ve bingung.
"Bentar lagi prom dan lo gaakan bisa liat dia lagi. Lo kan juga ga yakin bakal bisa sekampus sama dia, secara..," Kia menghentikan ucapannya, melirik Ve dengan cengirannya.
"Gue bego. Iya iya gausah diperjelas," jawab Ve.
"Gimana?"
"Apanya yang gimana?"
"Kado. Buat kenang-kenangan Ve, mana tau abis lo kasih dia suka sama lo"
Ve terdiam cukup lama, ia berpikir keras. Ve membenarkan perkataan sahabatnya itu, ia dan kemampuan akademisnya yang menengah kebawah saja sudah susah payah bertahan di SMA favorit ini. Mustahil ia bisa menyusul Kala masuk ke kampus favorit di daerahnya juga.
Ve pulang ke panti sambil menyelami laman pencarian, mencari hadiah apa yang disukai oleh para lelaki. Ia juga menginterview beberapa anak panti laki-laki yang umurnya tak jauh beda darinya.
"Boy, cowok kalo dikasih hadiah sukanya apa ya?" tanya Ve pada Dani.
"Kakak tumben inget bentar lagi aku ultah," jawab Dani.
"Yee geer kamu. Udah jawab aja," balas Ve tak sabar.
"Mau ngasih pacar ya?" goda Dani.
"Eh tapi emang kakak punya? Mana ada yang mau sama cewek kaya gini," sambungnya yang dihadiahi tepukan di kepala.
"Aww...Tuh kan kasar," ucap Dani lagi.
Ve masih setia menunggu jawaban Dani. Dani terlihat hendak membuka kembali mulutnya, namun ucapan Dani setelahnya malah bikin Ve emosi.
"Tau ah," ucap Dani sambil berdiri dan mengambil langkah seribu sebelum tepukan kedua mendarat di kepalanya.
Ve kemudian bertanya pada anak-anak lain, tapi tak satupun jawaban serius keluar dari mereka. Ve akhirnya memilih masuk ke kamar dan kembali bertanya pada mbah gugel. Ve tiba-tiba membulatkan matanya tertarik dengan benda yang terpampang di layar ponselnya setelah hampir satu jam mencari hadiah yang cocok dengan Kala.
Perfect, batin Ve.
Esok harinya Ve menuju alamat yang dimana benda itu dijual. Ve membeli kertas kado sekalian dan membungkusnya dengan sepenuh hati di panti.
Tepat 1 hari sebelum prom dilaksanakan, Ve mengendap-endap masuk ke ruang ekskul seni. Ia menaruh hadiah tersebut di atas loker yang bertuliskan nama Kala, sebab loker itu ternyata di kunci. Ve mengikuti kata Kia, namun tidak 100%, ia belum berani bertemu Kala dan memberikan hadiah tersebut secara langsung.
Ve mengeluarkan sticky notes dari sakunya dan menuliskan kalimat "Buat Kala" lalu menempelnya di bagian depan agar terlihat. Ve menatap hadiah itu lagi lalu tersenyum dan keluar dari ruangan tersebut.
🎨🎨🎨
Ve ngasih apa ya buat Kala?
Yuk mari komen dan votenya 😁Let's scroll or flip your page
See you in next chap 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
VELOV (Kala Senja Menyapa)
Teen Fiction"Saya terima nikahnya......" "Bagaimana semuanya, sah? sah?" "TIDAK SAH," ucap Ve berteriak memasuki gedung pernikahan dengan foto Kala dan seorang perempuan di pintu depan, semua mata seketika tertuju pada Ve. Ve tiba-tiba terbangun karena mimpi an...