#24 Hansaplast

48 9 7
                                    

Ketika setiap detikku memikirkanmu

🗿🗿🗿


Beberapa hari ini Ve bolak-balik galeri-coffeshop-restoran-minimarket. Ia kekeuh membantu Kala mengerjakan patung-patungnya. Ve sengaja menyempatkan meluangkan sedikit waktu kosong yang ia miliki di tengah-tengah kesibukannya dengan part time agar bisa melihat Kala walau hanya sebentar, sebab ia tak akan bisa bertemu Kala jika ia tak datang ke galeri.

Ve masuk ke dalam ruangan pembuatan patung setelah berdiam di depan pintu selama beberapa menit. Pintu ruangan terbuka sebagian dan menampakkan Kala yang sudah duduk dan memutar pelarik di depannya. Ve memandang Kala dan tersenyum. Ia benar-benar tak menyangka bisa sedekat ini dengan Kala.

Thanks karena ga ngetuk pintu waktu itu, karena patung lo jatoh gue bisa kenal lo, batin Ve.

Ve masuk dan mengambil apron lalu duduk di mejanya. Kala yang selalu fokus ketika berhubungan dengan pekerjaannya bahkan hanya membalas sapaan Ve dengan anggukan. Ve sesekali melirik Kala, ia selalu suka Kala yang super fokus itu.

"Jari lo," ucap Ve panik lalu langsung berdiri dan mencuci tangannya.

Ve merogoh-rogoh sesuatu dari dalam tasnya. Ia ingat kemarin dirinya sempat membeli betadin dan dua buah hansaplast karena Rara yang terjatuh saat bermain. Tak lama Ve mengeluarkan betadin dan hansaplast kemudian berjalan menuju Kala.

Kala memperhatikan setiap gerakan yang Ve lakukan. Mulai dari menarik tangannya dengan raut panik, mengelap darah di jarinya dengan tisu, meniup jarinya saat mengoleskan betadin dan menempelkan hansaplast dengan hati-hati. Kala tersenyum, setiap tingkah maupun perbuatan kecil Ve selalu membuatnya makin suka pada Ve.

Kala menarik tangan Ve saat ia hendak berdiri. Hal ini membuat wajah mereka berhadapan satu sama lain, dekat. Kala makin menarik Ve agar semakin mendekat padanya. Ve deg-degan setengah mati, ia membayangkan akan terjadi adegan romantis dalam drama korea yang baru saja ia tonton semalam.

Tangan kanan Kala yang bebas terangkat, mengarah ke pipi Ve. Ve menutup matanya, hal ini membuat Kala tersenyum geli dan tak lama tertawa. Ve mengintip melihat Kala, kemudian membuka matanya saat tawa Kala makin menjadi. Ve menatap Kala kesal dan melepaskan tangan Kala kasar. Ia kembali ke mejanya dan melanjutkan patungnya sambil cemberut.

"Rambut lo," Kala akhirnya buka suara.

Ve menatap Kala, kesal sekaligus bingung.

"Rambut lo," ulang Kala mengisyaratkan Ve untuk melihat ke cermin.

Ve berdiri dan menuju cermin sesuai perkataan Kala. Ternyata ada clay yang menempel di rambut Ve bagian kiri, tepat di atas telinganya. Ve memutar keran westafel dan mulai membersihkan rambutnya. Tak lama Kala berjalan mendekat ke Ve.

"Makan dulu yuk," ajak Kala sembari mencuci tangannya dan menatap Ve melalui cermin.

Ve mengelap rambutnya dan menatap cermin, membalas Kala dengan raut wajah kesal.

"Gue traktir," ucap Kala lagi lalu berbalik dan mengambil kunci motornya.

Kala sempat melihat ekspresi wajah Ve yang seketika berubah saat ia berkata akan mentraktirnya. Kala membuka pintu dan keluar ruangan lalu menuju parkiran.

1...2...3, hitung Kala dalam hati.

Pada hitugan ketiga, Ve muncul dan mendekat ke arah Kala, sesuai perkiraannya. Kala memberikan helm pada Ve yang disambutnya masih dengan raut kesal.

Lo gemes banget sih, batin Kala lagi saat Ve naik ke motornya.

***

Kala membuka jaket dan melemparnya asal. Ia kemudian menghempaskan tubuhnya yang lelah di sofa kamarnya. Kala memejamkan matanya dan beberapa menit kemudian membuka matanya kembali.

Kala melihat tangan kirinya, mengamati hansaplast bergambar olaf, karakter dalam film Frozen yang menempel di jari telunjuknya. Ia tersenyum sambil mengingat kejadian tadi, lalu memejamkan matanya kembali.

🗿🗿🗿

Hai hai, akhirnya author update lagi
Yuk mari vote komennya
And lets go to the next chap 👇👉

VELOV (Kala Senja Menyapa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang