#7

747 76 2
                                    

Seminggu berlalu setelah Jisoo diwawancara dalam perekrutan anggota BEM kampus. Selama seminggu pula Jisoo memikirkan perubahan jadwal yang pasti berubah jika ia terpilih nanti. 

Senin dini hari Jisoo mulai dengan menyiapkan sarapan dan merawat ayahnya yang sakit, sedang ibunya pergi ke pasar membeli sayuran dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Selepas menyelesaikan pekerjaan rumah, barulah kemudian ia bersiap diri untuk menjalankan rutinitas pribadinya. 

Sembari sarapan, Jisoo terbiasa memeriksa notifikasi dan jadwal hariannya di ponsel.

#BEM University of Seoul

Selamat kepada saudari Kim Ji Soo yang sejak hari ini resmi bergabung sebagai bagian dari Badan Eksekutif Mahasiswa bidang Sosial Masyarakat. Selanjutnya, kami harap ketersedian anda mengikuti rapat kerja perdana pada:

Hari         : Senin

Pukul      : 14.00 kst

Tempat   : Ruang BEM Gedung A

Terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya.

-----

"Aishhhh!!" ponsel yang harganya tak seberapa itu melayang kasar di meja makan diiringi suara desisan kesal si empunya. 

Aksi spontan Jisoo disusul dengan jariyang sudah memijat pelipis kepala khas orang yang sedang bermasalah mengundang atensi Soobin yang tadinya sibuk melahap sarapan. "Apa Nuna lagi dikejar hutang?" begitulah yang muncul dibenak Soobin.

"Wae?"Soobin bertanya dengan wajah tanpa ekspresi sambil terus mengunyah makanan dimulutnya tanpa menatap yang ditanya sedikitpun. Benar kata Jisoo, adiknya itu memang terlalu dingin tapi secara tersirat juga tipe yang perhatian.

"Andwae, lanjutkan saja makanmu" jawab Jisoo dan kembali mengambil ponsel berniat melihat jadwal baru yang selama seminggu lalu ia rancang dan kini akan menjadi rutinitasnya entah sampai kapan.

Bahu Jisoo mengendur bersamaan dengan ponsel yang kembali ia letakkan di meja makan, kali ini ponselnya mendarat sempurna tanpa tindak kekerasan, nafasnya berhembus pelan dan dihirup lagi sedalam-dalamnya dengan senyum paksa dengan maksud menyemangati diri sendiri. 

Sedetik kemudian dengan semangat tangan kanannya kembali meraih sendok untuk melanjutkan sarapan. "Kau harus makan yang banyak Jisoo-ssi! Hari mu benar-benar panjang. Jangan sampai kau kehabisan bahan bakar. Let's get it!" begitulah suara hati atau lebih tepatnya perut Jisoo.

Ditengah acara sarapannya, Bahu Jisoo kembali mengendur kala bisikan entah dari mana mengacaukan fikiraannya. "Huwaaa..... Benar sekali, sepertinya kau memang harus rela kelaparan dompetku, mianhe". Bisikan itu memberi gambaran kondisi keuangan Jisoo nanti dimana 1/30 pendapatan bulanan harus terbuang demi membeli seperangkat obat keram otot dan vitamin. 

Skip

Jisoo dan motor setianya melenggang menyusuri jalan raya kota Seoul. Tujuan pertamanya pagi ini adalah toko perlengkapan jahit-menjahit yang kelupaan dibeli Omma-nya saat ke pasar tadi. Tujuan selanjutnya yaitu langsung menuju kampus karena memang hari ini ada jadwal pagi.

"Onnie!!!" Jennie melambaikan tangannya dan langsung berlari kecil mendekati Jisoo yang baru sampai dan akan memarkirkan motor di tempat parkir. 

"Pagi Jennie-ya" Jisoo menyambut sapaan Jennie dengan senyum hangat sembari melepaskan helm yang dipakainya. 

Back Away [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang